Part 7. Pemaksa!

18 2 0
                                    

[Follow dulu sebelum membaca]

Raina saat ini masih berdiam diri di kelas, tadi Dea sudah mengajaknya ke kantin tapi Raina menolak. Ia terlihat bingung untuk memutuskan apakah Ia akan pergi ke rooftop atau tidak. Di satu sisi Ia tidak mau pergi karena tak mau kejadian yang sama terulang kembali, tapi di sisi lain Ia sangat kawatir terhadap ancaman Angkasa yang katanya akan melibatkan Dea.

Sungguh berat untuk memutuskan, tapi Raina harus memilih salah satunya. Saat ini Raina memilih mengikuti kata hatinya untuk pergi ke rooftop menemui Angkasa, Ia sudah bertekad tak ingin melibatkan Dea.

Sekarang Ia hanya perlu menunggu bel pulang berbunyi dan segera menemui Angkasa di rooftop, Entah apa yang akan dilakukan Angkasa yang pasti Raina tidak tahu. Raina berharap semuanya segera berakhir.

Setelah beberapa jam akhirnya bel pulang berbunyi. Raina menunggu Dea pulang terlebih dahulu baru dia meninggalkan kelasnya.
Raina berdiri dan langsung melangkahkan kakinya menuju rooftop.
Saat sudah berada di depan pintu rooftop keraguan kembali muncul dalam dirinya, dengan ragu-ragu dia membuka pintu rooftop perlahan.

Sebelum benar-benar masuk Raina menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.

"Gue nggak boleh lemah" Batin Raina.

Setelah pintu rooftop terbuka sempurna, matanya membelalak melihat ke arah Angkasa dan teman-temannya yang sedang berkumpul.
Dengan cepat Raina memasang wajah datarnya.

"To the point" Ucap Raina

Angkasa tersenyum miring.

"Ck!"

Mata Raina tak sengaja menatap Nathan yang nampak biasa saja di tempat duduknya.
Raina kemudian tersenyum miris.

Angkasa berdiri menghadap Raina dan memasukkan kedua tangan di saku celananya.

"Mulai saat ini....."Angkasa menggantungkan ucapannya dan membuat Raina pensaran.

"Jadi babu gue"Tegas Angkasa.

Raina terkejut,begitu juga dengan teman-teman Angkasa termasuk Nathan. Nathan langsung menoleh ke arah Angkasa setelah Ia mengatakan hal itu.

Raina menggeleng Cepat "Nggak mau!" Tegas Raina.

Apa-apaan ini!Angkasa kira dia siapa mau seenaknya, Raina membatin.

"Tau akibatnya"Angkasa menatapnya tajam.

Angkasa maju beberapa langkah ke arah Raina. Raina memundurkan langkahnya sampai Ia terpojok di dinding.

"Harus Mau!"Tegas Angkasa

"Gue.Nggak.Mau!"Raina menatapnya sinis.

"Lo nggak bisa paksa gue?!"

"Gue Nggak trima penolakan!" Angkasa menatap Raina tajam.

Raina diam. Ia tak tau harus melakukan apa sekarang, Ia menatap teman-teman Angkasa berharap ada yang mau menolongnya tapi nihil. Bahkan Nathan yang kemarin sempat berbaik hati padanya kini terlihat cuek dan tak perduli.

Raina sudah memikirkan ini matang-matang.
Lebih baik dia menuruti saja daripada semakin panjang, Ia harap semoga ini yang terakhir.

"1 Hari!" Kesal Raina.

"1 Minggu"Balas Angkasa.

"3 hari!"

"2 Minggu!"

Raina memejamkan matanya mencoba mengontrol emosinya.

"5 Hari!"

"1 bulan!"

"Lo Gila?!" Raina menatapnya tajam.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang