Part 4 - To find you

2.4K 409 38
                                    

Musik berirama menenangkan itu mengalun lembut. Juga wangi lilin-lilin aromatherapy yang dia bakar dan tempati di sekeliling ruangan sungguh membuai pikirannya. Dia sungguh sangat membutuhkan ini setiap hari. Untuk menjaga moodnya sendiri, untuk sedikit melupakan ekspresi depresi dari wajah Danika sahabatnya.

Pekerjaannya saat ini adalah salah satu bentuk pelarian lain. Karena jika tidak, besar kemungkinan dia juga sudah gila karena sepi dan sedih yang menggerogoti. Dia anak tunggal dari ayah yang sibuk sekali. Sedangkan mama sudah lama meninggal dunia, kemudian sahabatnya juga saat ini setengah gila. Dia punya teman-teman lain. Aryan dan Reyhani adalah sahabat-sahabatnya saat masa residensial dulu. Orang-orang yang membuat dia merasa lebih terpacu dan bisa tertawa di tengah hancurnya perasaannya sendiri melihat kondisi Danika.

Tubuhnya duduk bersila dengan tenang. Semua selalu di awali dengan meditasi. Pada fase ini, seluruh pikirannya terfokus hanya pada tubuhnya saja, dia berusaha mendengarkan tubuhnya sendiri. Lalu dia memulai dengan sun salutation. Rangkaian dua belas gerakan asana yang berulang. Ini bagian yang paling dia suka. Karena setelah itu, tubuhnya lebih siap untuk gerakan yang lebih rumit lagi.

Setelah selesai yoga, dia melanjutkan harinya dengan mengecek jadwal. Kemudian menyusun rencana dan juga menelpon orang-orang penting untuk mengetahui perkembangan situasi.

"Pagi Lea."

"Hai Dok. Seperti biasa, pagi-pagi sekali."

"Saya minta dikirimkan laporan kemarin."

"Sebentar, saya baru saja ingin kirim Dok." Lea terkekeh di sana. "Kamu baik-baik saja Dok?"

Dia menghela nafasnya berat. "Ya. Sedikit resah tapi aku tidak apa-apa."

Tidurnya belakangan ini selalu terganggu karena mimpi-mimpi tentang Danika yang terus berulang. Dia mendesah lagi. Lea adalah asistennya yang terpercaya dan sedang membantunya untuk menyelidiki laki-laki misterius penyebab Danika menjadi setengah gila.

"Apa Tuan Putri yang baik hati itu sudah mengirimkan petunjuk lain?" tanya Lea padanya.

"Ada tapi tidak banyak, seolah dia hanya ingin bilang jika dia tahu kita sedang mencari tahu. Apa kamu sudah bisa melacak IP address si Tuan Putri?"

"Belum, dia hebat. Sangat hebat. Itu juga yang mengusikku Dok. Apa motifnya membantu kita?"

"Entah, saya tidak suka berspekulasi."

Lea terkekeh mengerti. "Jadi, kita mulai darimana Dok?"

Dahinya mengernyit lagi menatap hasil pencarian pada layar. Dia sudah menghirup kopi sejenak lalu mulai berujar pada Lea.

"Kamu belum bisa pecahkan password email Danika?'

"Belum Dok, saya masih berusaha."

***

Beberapa jam kemudian di depan kedai kopi

Laki-laki itu sudah mengikutinya, entah kenapa. Dia tidak pernah merasa dirinya sendiri menarik, tapi laki-laki berwajah tampan ini seperti tertarik. Dia juga sudah tahu siapa laki-laki ini. Ya, siapa yang tidak kenal Mareno Daud. Mantan kekasih dari beberapa artis papan atas, Don Juan dari keluarga Daud yang kabarnya kehebatannya di ranjang tidak diragukan lagi. Kenapa dia tidak tertarik? Dia bukan pengagum pria narsis dan suka membanggakan diri sendiri, itu saja. Juga saat ini dia benar-benar tidak tertarik dengan semua jenis hubungan pribadi. Fokusnya adalah untuk menyembuhkan Danika dan menemukan siapa pelakunya.

"Terimakasih lagi soal tadi," ujar Reno dengan senyum yang menawan.

"Oh itu, jangan dipikirkan." Dia hanya mengangguk kecil kemudian berlalu dari situ.

The Dangerous Game (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang