EIGHT

6.3K 606 46
                                    

"bodoh" ucap Mew dengan nada marah.

"Tenanglah Mew, mobilmu biar aku yang ganti" Tongk menepuk nepuk pundak Mew.

"Bukan masalah mobil itu phi, tapi bocah ini... Dia itu...Ha sudahlah, hubungi aku kalau dia sudah sadar phi"

Mew menatap Gulf sekali lagi yang terbaring lemah di ranjang pasien setelah itu berjalan keluar.

Beruntung yang membawa Gulf tadi adalah Tongk, jadi Gulf bisa mendapat perawatan dengan cepat karena Tongk notabennya adalah seorang dokter.

>>>

Seminggu berlalu, Gulf tidak pernah melihat Mew lagi. Setelah sembuh dan diperbolehkan pulang, Gulf diantar oleh Tongk ke apartemen Mew. Semua kebutuhan Gulf juga disediakan disana.
Gulf sendiri belum pernah meminta maaf kepada Mew karena sudah merusak mobilnya.

"Disini sangat membosankan"

Gulf menghempaskan tubuhnya di sofa depan tv.

"Kalau di mansion Mew aku bisa melakukan banyak hal tapi disini aku tidak bisa melakukan hal lain selain menonton"
"Huffft, apa dia tidak berpikir untuk menjengukku, membawakan ku hp atau laptop yang bisa Kupakai"
"Semarah itukah sampai mengurungku disini"

Ia berdiri dan berjalan menuju dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan pusat kota Bangkok yang begitu luas.

"Semua benar benar berubah selama tujuh tahun"
"Dari sini apa aku bisa melihat rumahku yang dulu yah?"

Gulf menyapukan pandangannya ke seluruh sudut kota yang bisa ia lihat dari tempatnya berdiri. Saking sibuknya dengan pemandangan didepannya hingga tidak menyadari sang pemilik apartemen tengah berdiri tepat disampingnya. Bau parfum Mew menyengat di hidungnya tapi belum menyadarkannya juga.

Hingga sebuah bayangan berhasil mengalihkan perhatiannya, ia menoleh kesamping.

"Mew ...eh maksud ku phi Mew" Gulf tidak tau harus berbuat apa sekarang.

'ini saat yang tepat untuk meminta maaf, tapi bagaimana caranya' pemikiran Gulf dipenuhi banyak ide tapi ia tidak sanggup melakukannya, hingga ia teringat dengan satu series yang akhir akhir ini ditontonnya. Gulf memutuskan cara itu saja yang ia gunakan. Karena di series yang ia tonton itu langsung ampuh jika membujuk seseorang yang marah dengan cara itu.

Gulf memejamkan matanya, menarik nafas, menghembuskan nya dan membuka matanya kembali.

Menatap Mew yang bahkan tidak melihatnya sama sekali. Gulf meremas ujung bajunya.

"Maafkan aku" ucap Gulf dan secepat kilat mengecup bibir Mew setelah itu berlari menjauh.

Mew membulatkan matanya. Sadar dengan apa yang baru saja terjadi Mew balik badan dan memperhatikan seluruh sudut ruang tamu di apartemennya.

"Kemana anak itu?"

Mew mencari Gulf di seluruh ruangan di apartemennya tapi tak menemukannya juga.

"Dimana dia bersembunyi?"

Mew menyerah, memilih mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

pergerakan di balik pintu lemari besar di sampingnya membuatnya penasaran. Setau Mew, lemari itu adalah lemari makanan yang memang sudah tidak ada isinya.

'sungguh pintar memilih tempat' batin Mew dengan senyum jahil muncul di sudut bibirnya.

Mew berdiri dan berjalan mendekat ke arah lemari makanan itu. Tangannya sudah berada di pegangan pintu tapi ia mengurungkan niatnya untuk membukanya.

Mew memilih berdiri tepat di depan lemari makanan itu, jika Gulf sudah kehabisan oksigen di dalam sana maka Gulf pasti akan keluar. Dan disaat itulah Mew akan menangkap basah dirinya.











Tbc
°°°°°°°°°
HayHay
Huaaaaa makasih buat semua vommentnya😚
Cinta kalian banyak² pokoknya:))
Mo curhat sama kalian satu satu nih. Comment yah😭😂

☀️🌻

OUR WORLD 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang