SEVENTEEN

6.3K 550 89
                                    






Sungguh! Gulf tidak bisa kemanapun. Terkurung di dalam mansion mewah Mew. Namun ia masih memaklumi alasan dibalik kekangan ini. Setidaknya ia sudah diberi beberapa fasilitas semacam hp, laptop dan lainnya. Bahkan kunci mobil telah jadi miliknya hanya saja perlu izin untuk menggunakannya.

Gulf menengadah begitu jeli komputer di atas meja, yah sekarang ia berada di ruang pribadi Mew. Banyak sebab mengapa ia masih penasaran. Utamanya karena kejadian tadi pagi memang benar adanya hanya saja ia bertemu dengan seseorang berpakaian serba hitam yang ia yakini Malaikat penjemputnya yang memberinya semacam keringanan agar bisa kembali di sisi Mew selama seminggu dengan syarat menemukan alasan mengapa ia dibawa kemari.

Dengan mantap Gulf menyanggupi syarat itu dan sekarang ia makin tidak bisa tenang. Seminggu bukan waktu yang lama baginya. Bahkan sebulan disini masih belum memunculkan petunjuk apapun.

Gulf membenarkan posisi duduknya, bersandar merilekskan tubuh, menutup mata mencoba mengalihkan pikirannya sebentar.

Derap langkah kaki kembali membawa kesadarannya. Itu Mew, sangat jelas hanya dengan mencium bau parfumnya dari jauh.

Gulf menghentikan pencariannya di beberapa web online, kursor ia arahkan ke pojok bawah sedetik kemudian komputer itu menampilkan warna hitam.

Gulf berdiri untuk menyambut Mew. Pandangannya menangkap raut sedih yang terpampang jelas di sana. Dengan cepat Gulf menerima bentangan tangan Mew.

"Aku tidak bisa konsentrasi bekerja" ucap Mew lesu.

Gulf menepuk nepuk pundaknya pelan. Menenangkan Mew adalah hal utama disini. Terdengar suara isapan Mew di leher Gulf. Gulf menggelinjang aneh menerima rangsangan itu, kulitnya terasa geli tapi berhasil membuat pipinya bersemu.

Cukup lama saling berpelukan Mew akhirnya menjauhkan tubuhnya supaya bisa menatap lekat ke dalam bola mata Gulf.

"Apa kau bosan dirumah?"

Gulf sedikit menimbang, tak ingin menyinggung Mew.

"Tidak phi" senyum di sudut bibir Gulf terlihat kaku dan Mew menyadarinya.

Mew memajukan wajahnya, mengecup singkat kening Gulf. Gul refleks menutup mata menikmati sensasi itu.

"Katakan saja kau mau kemana? Phi akan mengantarmu"
"Kita belum pernah jalan jalan berdua loh" ucap Mew terkesan genit.

Gulf terkekeh pelan. Ia senang melihat Mew sudah kembali menjadi Mew nya lagi, Mew yang memancarkan sinar kebahagiaan di matanya. Itu yang ia inginkan setidaknya sampai sisa sisa waktunya disini.

Gulf mengangguk dan berpikir sejenak.
"Di kota ini ada pantai tidak yah?"

"Ada"
"Kau mau kesana? Cukup jauh dari sini tapi perjalanannya tidak sampai menghabiskan waktu satu hari"

Gulf tersenyum sumringah.

"Kalau begitu kita kesana saja phi"

"Berangkat sekarang berarti kita punya banyak waktu untuk menikmati pantai itu lebih lama"
"Kita juga bisa bermalam disana, ku dengar banyak penginapan yang nyaman di sekitarnya" nada suara Mew tidak kalah excited, seakan ia tau waktu bersama Gulf nya tidak lama lagi.

Gulf menggenggam erat jemari Mew dan menarik lelaki itu keluar. Sikapnya begitu menggemaskan sekarang. Ia melompat lompat kecil dengan berlari sambil menarik Mew yang berada di belakangnya.

Mew tersenyum simpul, hari ini cukup menegangkan, semoga terbayarkan dengan kebersamaan mereka di pantai nanti.









>>>





Birunya laut terpampang jelas di depan kedua insan yang baru saja terduduk di bibir pantai. Sunset seakan menunggu mereka untuk dinikmati. Warnanya begitu mendukung untuk diabadikan.

Mew merangkul pinggang Gulf disampingnya, sedangkan Gulf menyenderkan kepalanya di bahu Mew.

Beningnya air memberikan kesan tersendiri, bahkan gemuruh ombak tak terlihat menjadikan gelombang air begitu tenang.

Terpaan angin membuat rambut keduanya sedikit berantakan. Gulf mengangkat kepalanya menikmati pemandangan di sampingnya yang tak kalah indah. Bibirnya menampilkan senyum kebahagiaan, tangannya masih setia berada di genggaman Mew tanpa niat untuk melepasnya. Sentuhan lembut Mew akan ia rindukan nantinya.

Gulf begitu mengagumi lelakinya yang terlihat seksi hanya karena karena rambut sedikit berantakan.

Mew sadar sedari tadi dipandang tapi ia tetap membiarkan hal itu. Gulf perlu memujanya sedikit agar lebih dalam jatuh cinta dengannya. Setelah mentari tak terlihat lagi Mew berbalik membuyarkan lamunan Gulf.

"Lihatlah cahaya bulan itu, dari awal dia selalu menyukai mu" canda Mew memperhatikan pantulan cahaya di air tepat mengenai wajah Gulf.

Gulf tersipu, secara tidak langsung Mew menggodanya.

"Phi mau menyusuri pantai ini tidak?"

Mew menaikkan satu alisnya.

"Malam malam begini?"

"Asalkan phi tau, suasana malam lebih luar biasa"

"Baik, apapun untukmu"

Gulf tertawa keras. Tak hentinya Mew menggodanya.

Dengan tangan saling terpaut mereka berjalan menyusuri pinggiran pantai. Tak ada gangguan yang bisa mengusik mereka karena Mew sengaja menyewa tempat itu. Hanya beberapa petugas yang berjarak cukup jauh dari mereka.

Gulf fokus dengan jalannya sedangkan Mew fokus menatap Gulf dengan senyum yg tak pudar sedikitpun. Moment sesederhana ini harus mereka simpan baik baik di memori masing masing.

'malam ini kau benar benar milikku'

Gulf berhenti karena Mew menahan lengannya. Ia balik badan menghadap lelaki itu.

"Ada apa phi?"

"Apa kau mau bersamaku untuk waktu yang lama?" Tanya Mew tiba tiba.























Leg message🤡🔫

Tbc.

OUR WORLD 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang