SIXTEEN

5.8K 564 49
                                    

Bakal up tiap Rabu malam:)









Melihat mobil itu meledak membuat Mew tidak sanggup berdiri lagi, tubuhnya merosot begitu saja. Tangisnya semakin menjadi, suaranya sudah sangat serak.

Seketika memori saat dirinya bersama Gulf kembali terputar bak CCTV yang merekam semua kebersamaan mereka.
Mew kembali mengingat saat pertemuan pertamanya dengan Gulf. Ia mengingat dengan jelas waktu itu Gulf menuduhnya penculik. Yang awalnya sikap Gulf sangat keras kepala lambat laun berubah jadi penurut yang selalu mendengarkannya bahkan tidak sungkan bermanja dengannya.

Semua waktu yang ia habiskan dengan Gulf sangat bermakna, ia suka Gulf malu malu setiap mereka habis berciuman, ia suka sifat kekanak-kanakan Gulf yang selalu menghiburnya, ia suka kehangatan tubuh Gulf disaat berada di dekapannya, ia suka semua yang ada pada diri Gulf.

Tak ada satupun kenangan yang ia lewatkan, semuanya benar benar terputar kembali di kepalanya. Gulf benar benar sudah menjadi bagian dihidupnya.

Bukankah Tuhan sudah tidak adil? Ia mendatangkan Gulf tiba tiba dan mengambilnya begitu saja. 

"Phi Mew"

Dari jauh ia mendengar suara Gulf. Ia dengan cepat mengangkat kepalanya.

Gulf berjalan lemas kearahnya, dengan penampilan yang sangat rapi. Tapi tubuhnya dikelilingi cahaya putih yang begitu menyilaukan.

Mew berusaha mengatur nafasnya, ia mengusap air matanya yang menghalangi pandangannya.

"Phi...Gulf sangat bahagia bisa bertemu phi"

"Gulf ingin berterima kasih karena phi memberikan banyak kenangan yang indah di sini"

"Kalau Gulf sudah tidak bersama phi lagi nanti, phi harus berjanji untuk tidak gampang marah, Phi tidak boleh dekat dengan siapapun"

"Jangan biarkan orang lain masuk kekamar phi dimalam hari karena phi tidak memakai sehelai kain pun disaat tertidur, Gulf tidak mau ada orang yang melihat itu selain Gulf"

Tubuh Gulf lama kelamaan berubah menjadi bayangan yang tembus pandang. Tapi suaranya masih terdengar.

"Phi Mew....g gulf suka sama phi"
"Gulf janji akan kembali lagi dan menyatakan perasaan Gulf lebih jelas"

Fushhhhhhhhhh!!!

Seakan petir yang menyambar tiba tiba untuk yang kedua kalinya Mew merasa hancur, sangat hancur baru beberapa detik yang lalu ia bahagia bisa melihat wujud Gulf lagi tapi kali ini ia melihat tubuh Gulf menghilang tepat di depan matanya.

"Gulffffffffff" tubuh Mew bergetar hebat karena tangisnya tak bisa ia bendung. Ia memukul mukul dadanya yang terasa sangat sesak.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gleb!!!

"Hoooooffffff hooffffff hoofffff" Mew terbangun dengan nafas tak beraturan, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.

Mew segera menyingkap selimutnya dan bangkit berlari keluar kamar.

"Gulfffff"

"Gulfffff, kau dimana?"

"Gulfffff jawab akuuu"

Mew berteriak begitu keras hingga suaranya menggema di ruangan besar itu. Ia begitu panik sekarang. Mimpi tadi benar benar nyata, sangat nyata bahkan sesak yang ia rasakan masih terasa hingga kini.

Mew berkeliling kesana kemari berteriak mencari Gulf. Ia mengusap wajahnya frustasi, bahkan disaat seperti ini tak ada satupun maid yang bisa ia tanya.

Masih dengan perasaan yang tak tenang Mew terus berteriak, berlari kesana kemari tak peduli jika sekarang ia hanya memakai boxer tanpa atasan.

"GULFFFFFF KUMOHON"

Suara Mew sudah sangat parau, keringatnya semakin bercucuran karena kepanikan pun menyelimutinya sekarang. Bagaimana kalau ternyata mimpi tadi memang nyata, bagaimana kalau ia memang telah kehilangan Gulf. Tidak tidak, Mew tak akan bisa hidup jika memang itu kenyataanya sekarang.

"Gulfff ka...

Langkahnya terhenti di pintu samping. Terdengar banyak suara suara orang tertawa di halaman samping. Mew tidak menggunakan otaknya lebih lama untuk sekedar berpikir siapa itu, ia langsung berlari dan meluncur keluar karena pintu samping telah terbuka.

Badannya membeku seketika, air mata yang sedari tadi ia tahan terjun bebas membasahi pipinya. Tak mampu bergerak hanya suara yang keluar.

"Gulffffffffff" teriaknya sekencang mungkin.

Dan si empu nama langsung balik badan mencari arah suara.

Mata Gulf membulat sempurna melihat keadaan Mew. Semua maid yang ada disitu langsung mengalihkan pandangan mereka dan pergi menjauhi area taman.

Gulf berjalan mendekat, ia bingung dengan wajah Mew yang menampilkan raut ketakutan yang begitu dalam.
Baru beberapa langkah Gulf berjalan, Mew dengan cepat berlari dan menghempaskan tubuhnya memeluk Gulf. Gulf yang terkejut mendapat serangan tiba tiba sedikit terhuyung kebelakang.

Pelukan Mew sangat erat, benar benar erat bahkan udara pun tidak bisa mengikis jarak antara keduanya.
Gulf yang masih tak paham situasi hanya bisa menepuk nepuk bahu Mew yang masih sesenggukan.

"Phi Mew"

Hanya sesenggukan yang terdengar.

"Phi... Ada apa?"
"Kenapa phi keluar tanpa memakai baju?"

Mew masih tidak merespon, ia masih membenamkan wajahnya di ceruk leher Gulf. Bahkan nafasnya masih sedikit terengah-engah. Ia tak peduli sedingin apa halaman yang ia tempati sekarang, berada di pelukan Gulf saja mampu membuat tubuh dan perasaannya menghangat.

Cukup lama tak bergerak, Mew menghirup aroma tubuh Gulf sekali lagi kemudian melonggarkan pelukannya namun belum melepasnya.

"Aku mimpi buruk" ucapnya memandang manik hitam Gulf.

Gulf yang awalnya memperlihatkan raut khawatir kini sedikit mengulas senyum di bibirnya.

"Phi sebesar ini berlarian tanpa memakai baju hanya karena takut setelah bermimpi buruk?"

Gulf tertawa lepas.

"Aku jadi ragu akan umur phi Mew" Gulf kembali tertawa.

Mew hanya memperhatikan pemandangan indah itu. Melihat Gulf tertawa membuatnya menarik sudut bibirnya juga.

'kau tidak tau mimpi apa yang kudapat Gulf' batin Mew kemudian kembali membawa Gulf kedekapannya, kali ini tidak seerat tadi.

'aku pikir keputusan ku sudah benar'
Batin Gulf.

"Phi?"
"Apa phi tidak dingin?"

Mew menggeleng.

"Yakin?"

Mew mengangguk, dengan begitu Gulf tidak bertanya lagi.






















Tbc.

OUR WORLD 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang