TWENTY-TWO

5.3K 505 40
                                    

Fiksi!








"Hai"

"Hai juga" ucap Gulf membalas sapaan pria tampan di depannya. Gulf tersenyum kaku dengan tangan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Pasalnya ia tidak mengenal pria yang menyapanya itu.

"Terimakasih telah menyelamatkan nyawaku"  bibir Mew tertarik membentuk senyum paling lebarnya. Matanya berbinar-binar tanda kesungguhannya.

Gulf makin dibuat bingung. Begitu banyak kejadian aneh seminggu terakhir ini. Melihat sang pria didepannya tak kunjung berhenti tersenyum, dengan ragu ragu Gulf bertanya.

"Kau mengenal ku?"

"Tentu saja"

"Emm apa aku mengenalmu juga?" Setelah mengatakan itu Gulf memukul bibirnya sendiri. Pertanyaan bodoh!

"Itu juga tentu saja"
"Aku anak dari orang yang kau kunjungi kuburannya" ucap Mew masih dengan senyum lebarnya.

Gulf cengengesan tak tau bagaimana harus bersikap. Alhasil ia hanya mengangguk walau dalam otaknya ia meyakini pria didepannya ini telah salah orang.

"Emmm baiklah anggap saja begitu, aku permisi dulu" ucap Gulf setelahnya ia berjalan cepat menjauh.

Tak sedikitpun senyum Mew memudar. Memandang Gulf yang menghilang dibalik pohon besar disana. Pelan pelan ia akan mengembalikan ingatan Gulf dan membawa Gulf ke dalam pelukannya lagi. Mew pastikan itu tidak lama lagi!

'terimakasih tuhan'



*Flashback on*

Setelah Gulf menghilang tepat di hadapannya Mew tak bisa bergerak sedikitpun dari tempatnya terduduk. Bukan karena ia tak ingin tapi sesuatu menahan tubuhnya. Sangat kuat hingga ia sedikit meringis.

Ting Ting Ting

Suara lonceng mendering di telinganya. Perlahan tapi pasti matanya seakan tertutup kabut putih. Semakin lama deringan lonceng itu semakin jelas. Dan...

Gelap.

Mew dalam posisinya yang sudah berdiri mencari sumber cahaya yang bisa ia pandang. Tapi nihil. Sama seperti yang dialami Gulf sebelumnya, kini Mew sedang berada di situasi itu.

Mew meraba jantungnya. Masih berdetak. Ia mengetes hembusan nafasnya dengan tangan berada di depan hidung. Anginnya masih terasa. Akhirnya ia bisa bernapas lega. Ia masih hidup.

Tapi...dimana dia sekarang?

"Pertengahan masa depan dan masa lalu"

Mew tersentak mendengar suara orang lain di sekitarnya. Alisnya berkerut. Ada suara tapi tak ada wujud. Ini dia yang salah dengar atau dia memang sudah gila.

"Kau masih waras"
"Sekarang tanyakan apapun yang ingin kau tanyakan"

Mew masih ragu. Takut juga pasti. Tapi ia tetap memberanikan dirinya. Meraba sekitaran. Namun tak ada apapun di sana.

"Huffft"
"Siapa kau?" Hembusan nafas Mew terdengar putus asa.

"Aku ayahmu"

Mew kaget bukan main. Nadinya terasa berhenti. Bukan karena pengakuan dari suara itu tapi karena tubuhnya yang yang melayang naik sedikit.

Karena Mew masih sibuk menenangkan dirinya. Akhirnya pemilik suara tadi kembali berucap.

"Pikirkan baik baik pertanyaanmu, tanyakan hal yang benar-benar membuatmu penasaran"

Mew mengangguk meski ia yakin itu tidak terlihat.

OUR WORLD 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang