FOURTEEN

6.3K 579 47
                                    






Dua hari berlalu setelah kejadian nikmat malam itu. Hari ini Mew memutuskan untuk kembali ke Mensionnya karena selama dua hari kemarin ia tidak bisa kemana mana. Ia harus bertanggung jawab merawat Gulf yang tiba tiba demam tinggi. Dan satu fakta yang ia baru ia ketahui, jika Gulf sakit maka jangan pernah menjauh secenti pun darinya karena ia akan menangis tidak jelas. Memang merepotkan tapi Mew masih enteng2 saja menurutinya.

"saya sudah menyiapkan kamarnya tuan" ucap salah satu maid yang berdiri berjejeran dengan maid lain untuk menyambut kedatangan Mew dan tamunya. Tamu yang para maid pun belum tau siapa orang itu.

Mew mengangguk dan berjalan melalui mereka, tidak berapa lama muncullah seorang tamu yang datang bersama Mew tadi.

Semua mata membelalak terkejut.

"Tuan kedua" ucap para maid bersamaan.

Gulf tersenyum lebar dan melambai lambai kecil kepada mereka. Setelah itu Gulf menempatkan jari telunjuknya di depan bibirnya.

"Sssttttt"

Semua maid mengerti dan mempersilahkan Gulf masuk juga.

"Tuan kedua kenapa baru datang lagi ke sini?"

"Karena tuan pertama kalian tidak mengizinkan ku untuk datang" ucap Gulf setengah berbisik.

Maid mengangguk dan ber oh.

"Kami pikir karena...

Plakk!

Salah satu maid memukul pundak maid yang hampir keceplosan itu. Gulf mengerutkan keningnya penasaran.

"Hei hei ada apa?? ada apa??" Tanya Gulf

"Emmm maaf tuan kedua tapiii...

"Tenang saja, aku tidak akan memberitahukan tuan pertama kalian" ucap Gulf serius.

"Kami pikir tuan kedua tidak datang karena Mama tuan pertama sedang berkunjung disini kemarin"

Gulf merasa semakin penasaran.

"Oke, sepertinya kalian mungkin benar"
"Aku akan bertanya langsung padanya"
Ucap Gulf semangat dan berlari mencari Mew, sedangkan para maid saling menyalahkan karena tidak bisa menutup mulut.

>>>

Tok...tok..tok

Tak ada sahutan.

Tok...tok..tok

Masih tidak ada sahutan.

Gulf yakin Mew sedang berada di dalam ruang pribadinya tapi mengapa tidak mempersilahkannya masuk. Tidak ingin berlama-lama berdiri, dia memutuskan masuk meski belum mendapat izin.

Gulf berjalan perlahan.
'sudah kuduga, dia terlalu fokus'

Mew benar benar tidak menyadari kedatangan Gulf. Buku yang sedang ia baca saat ini mengambil seluruh perhatiannya.

Semakin dekat, Gulf berjinjit melihat buku apa yang sedang Mew baca. Gulf sedikit terkejut.

'mengapa dia membaca buku seperti itu?'

Gulf mengetuk-ngetuk meja di depan Mew tapi Mew seakan menulikan pendengarannya. Tanpa sadar sebutir air jernih lolos dari mata Mew. Ia kemudian menutup buku yang ia baca dan membuka kacamatanya untuk mengusap air matanya.

Pandangannya bertemu dengan Gulf.

"Gulf"
"Ada apa kau kesini?"

Untuk menjawab pertanyaan Mew, Gulf menunjuk buku yang ada di tangan Mew dengan matanya. Mew segera menyembunyikan buku itu di laci samping meja.

"Apa kau sudah percaya denganku?" Tanya Gulf

Mew menghembuskan nafas berat.

"Kemari" perintah Mew kepada Gulf.

Gulf menurut, ia berjalan dan berdiri tepat di samping Mew. Mew memeluk pinggang Gulf, ia menyandarkan kepalanya di perut Gulf.

"Aku belum sepenuhnya percaya kau berasal dari masa lalu, tapi jika kau memang berasal dari sana...aku merasa takut akan sesuatu"

Gulf terhanyut dengan perkataan Mew. Ntah mengapa ia merasakan kegelisahan Mew.

"Tenanglah phi, Gulf masih disini"

Mew semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Gulf sedangkan Gulf mengelus pelan pucuk kepala Mew untuk menenangkan pria itu.

>>>

Malam harinya tepat jam 12 malam, Gulf terbangun. Ia berjalan Menuju ruang pribadi Mew.

"Tidak terkunci"

Gulf segera masuk, langkahnya langsung terarah ke laci tempat Mew menyimpan buku tadi.

"From the past "
"Aku juga penasaran dengan isinya"

Gulf membaca kalimat demi kalimat yang tertulis di buku tipis itu. Dan tepat di tengah halaman, tangannya tidak mampu menahan buku itu membuat buku itu jatuh ke lantai. seluruh badan Gulf bergetar.

'mati?'
Gulf menangis sejadi-jadinya meski suara tangisannya berusaha ia tahan.

'aku memang ingin kembali, tapi mengapa harus mati dulu baru bisa kembali?'

Beberapa menit kemudian Gulf sudah bisa mengendalikan emosinya. Ia menyimpan kembali buku itu setelahnya menutup rapat pintu ruang pribadi Mew.

Ia berjalan menuju kamarnya tapi kemudian ia belok arah menuju kamar Mew.

Didalam kamar Mew terlihat nyaman dengan tidurnya. Gulf menatapnya senduh. Jujur ia senyaman itu dengan Mew beberapa terakhir ini.

Ia suka jika Mew tegas dengannya, ia suka Mew memanjakannya, ia juga suka jika Mew membuatnya merasa istimewa. Dan seminggu kemarin sewaktu Mew tidak pernah datang menemuinya perasaanya tidak bisa tenang.

Gulf ikut membaringkan tubuhnya di samping Mew. Meraih tangan Mew dan menggenggamnya. Perasaannya lega ketika berada di dekat Mew. Matanya terpejam dan dengan mudahnya ia kembali terlelap.














Tbc
°°°°°°
Mager tingkat dewa😢
Makasih semua responnya phi nong semua😊

See u next chap:) ☀️🌻

OUR WORLD 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang