01 - Second Or So?

811 53 3
                                    

Sebelum menikmati ceritanya, jangan lupa FOLLOW akunku dulu. Vote dan komen untuk mendukung cerita ini agar update lebih cepettt!!


1 vote & komen = double semangattt!!

1 vote & komen = double semangattt!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Selamat pagi Pak!" Sapa karyawan saat berpapasan dengan Adya di lobby.

Adya mengangguk dan membalas sapaan itu dengan senyuman tipis.

"Terima kasih atas kepercayaannya. Setelah urusan saya di kantor cabang selesai, saya akan segera kesana." Ucap Adya pada seseorang di telepon. "Iya baik Pak."

Adya mematikan sambungan teleponnya.

"Mau pergi sekarang Pak?" Tanya pria berpakaian seragam kemeja hitam bernama Ikhsan.

Adya mengangguk, "iya, tapi saya sendiri aja." Ujarnya pada Ikhsan dan Palen.

"Baik Pak, hati-hati." Kata Palen yang diangguki oleh Adya.

"Satu jam lagi kalian berdua pergi ke kantor cabang. Beritahu juga Pak Danish kalau saya akan telat beberapa menit." Ujarnya lagi.

"Siap Pak!" Ucap Ikhsan memberikan kunci mobil kepada Adya.

Adya berjalan keluar lobby dan pergi memakai mobil tanpa bodyguard dan supir.

Sudah 5 hari Adya bergabung di Mp Group sebagai Pemimpin Utama yang di berikan amanah Nendra setelah Adya memimpin perusahaan cabang. Sekarang ia terlihat lebih produktif dan lebih ambis untuk bekerja di perusahaan Pusat, meskipun masih memimpin di Perusahaan cabang.

"Ikhsan!"

Ikhsan dan Palen menoleh ke belakang. Lalu membungkuk sopan saat seseorang menghampirinya. "Pak Adya baru saja pergi untuk menemui kolega bisnis tripnya." Ujar Ikhsan memberitahu.

"Beliau juga akan terlambat beberapa menit setelah selesai di kantor cabang." Ujar Palen.

Danish menatap kedua pria itu secara bergantian, lalu menganggukan kepalanya kecil. "Iya. Saya boleh minta tolong untuk membeli sarapan?"

"Tentu Pak, mau sarapan apa?" Tanya Palen mengangguk ramah.

Danish berpikir sesaat, "eemm lontong sayur kayanya enak." Ikhsan mengangguk tersenyum melihat Danish yang masih berpikir. "Yang depan gang deket kantor aja deh biar deket." Kata Danish akhirnya, seraya mengeluarkan dompet di dalam saku celana nya.

Double'A Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang