Sebelum menikmati ceritanya, jangan lupa FOLLOW akunku dulu. Vote dan komen untuk mendukung cerita ini agar update lebih cepettt!!
1 vote & komen = double semangattt!!
.
Weekend.
Tidak ada kata Weekend bagi Adya yang sekarang menjadi Pimpinan besar di Mp Group. Rutinitas sebelum ia berangkat ke kantor menjalani Olahraga ringan di hari Minggu ini, setidaknya tetap menjaga daya tahan tubuh agar tetap teratur di kesibukannya yang padat.
06.32 WIB. Adya sudah siap dengan setelan olahraga nya, memakai celana pendek hitam dan kaos oblong hitam. Tak lupa sepatu putih dan aksesoris topi nya. Terlihat simple, tapi berdamage.
"Sendirian aja den?" Tanya satpam saat Adya berjalan menuju pagar rumahnya. Adya menganggukan kepala, menjawab iya.
Dia pergi seorang diri tanpa Ikhsan dan Palen. Lagipula siapa juga yang merepotkan kedua bodyguardnya itu hanya untuk lari pagi. Ia tidak mau melanggar jam kerja yang telah di tentukan. Ia juga hanya lari mengelilingi komplek rumahnya.
Tapi tidak memungkinkan sih, namanya musuh akan selalu berbahaya dan harus waspada. Sedia payung sebelum hujan. Adya juga sudah berjaga-jaga jika ada musuh yang sudah merencanakan untuk balas dendam dengannya. Tidak hanya balas dendam, tetapi juga tersaing akan perusahaannya berkembang pesat karena ia masih pendatang baru di Indonesia ini.
Memang, musuh Adya di masa lalu adalah Tirex. Meskipun Gara sebagai leader dari Geng Tirex sudah berdamai akan mungkin anggota dari Tirex itu mengincarnya di masa sekarang. Hanya motif balas dendam. Juga berita yang ia dengar dari pengacara Adriana dulu, kalau anggota Remon ada yang sudah bebas.
Itu semua bisa terjadi, anggota Remon akan membalas dengan dalang yang sekarang masih berada di dalam jeruji besi.
30 menit lebih Adya berlari mengelilingi komplek. Banyak ibu-ibu yang sedang membeli sayur menyapa dirinya dan memuji-muji Adya, berharap mereka ingin mempunyai menantu atau anak seperti Adya. Sudah tampan, perkerja keras, tajir dari lahir, sekarang mempunyai harta sendiri, lebih baik setelah ia merasakan hancurnya dunia kehidupan. Hanya satu yang kurang beruntung. Percintaannya.
Bahkan teman-temannya kembali menganggap bahwa Adya, Gay. Padahal ia ingin menikmati waktu sendiri dan mengurus diri, jika soal jodoh ia tidak akan mencari. Biarkan waktu dan takdir yang menjawabnya. Bukan, bukan karena ia masih terjebak di masa lalu. Hanya saja tidak mau memulai dan meribetkan diri dengan hal-hal seperti itu.
Adya berlari kedepan komplek. Mencari warung untuk ia istirahat sebentar.
Di di dekat ATM, ada gerobak bubur dan nasi kuning yang menjual minuman botol. Adya berlari menghampiri pedagang itu.
"Bu, botolnya satu." Adya mengambil satu botol air mineral dan membayarnya. "Kembaliannya a," kata si ibu penjual seraya menyodorkan beberapa lembar uang kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A Season 2
Roman pour Adolescents⚠ :: di anjurkan sebelum membaca alangkah baiknya kamu mengikuti akun saya terlebih dahulu. dan untuk kamu yang menemukan cerita ini, lebih baik membaca SEASON 1 nya dulu, ini lanjutan dari cerita Double'A. Terima kasih yang sudah menekannya, selama...