#5

13 5 0
                                    

Disclaimer

Cerita ini dibuat secara fiktif. Tidak ada sangkut paut dengan dunia luar. Tolong untuk tidak membawa karakter cerita ini ke dalam dunia nyata. Kesamaan nama, tokoh, tempat, adalah hal yang wajar dan tentu nya tidak ada sangkut paut dari pihak manapun.

...

Paviliun berbentuk kotak itu sempurna dijadikan markas oleh White intel. Mereka merencanakan semua misi di ruangan tersebut. Kali ini, Abin sedang olahraga dengan treadmill di sayap kiri ruangan.

"Ayo Abin, lari nya yang cepat. Masa cuma segitu saja sih kekuatannya." Anja berdiri di sebelah abin sembari bertepuk tangan dengan senyum jahil.

Abin menyeka peluh dan hanya melirik Anja, tidak merespon.

Di tengah ruangan kita bisa melihat Aksa dan Felix bermain game dengan konsol game yang baru mereka beli.

"Aaaah, sebelah sini sebelah sini bang Felix! Awas ada musuh di belakang!" Teriak Aksa yang sangat fokus kedalam game.

"Bbang Bbang! Aku akan menyelamatkan mu adik."

Di sayap kanan ruangan, Chris mengetuk-ngetuk iPad Pro keluaran terbaru sambil terduduk santai diatas sofa. Lelaki yang memiliki dimples di sebelah bibir nya itu lalu beringsut maju ke tengah ruangan.

"Hei, matikan dulu game nya. Abin, tunda dulu olahraga mu dan Anja berhenti menggoda Abin, cepat kemari. Kita harus menyusun misi dari Presiden baru itu." Chris sempurna telah duduk di bangku dan meletakkan iPad itu di meja persegi panjang.

Felix cemberut karena harus mematikan game yang belum berakhir.

Mereka sempurna telah duduk mengelilingi meja.

"Aku baru dapat info kalau mereka telah menculik gadis itu." Chris membuka obrolan.

"Wah, cepat sekali. Bukan main mereka semua." Anja berceloteh sembari menopang dagu.

"Yep, benar Anja. Mereka sangatlah cepat dan kita harus mengejar ketertinggalan karena si Presiden baru itu telat mengabari kita." Chris langsung mengutak-atik iPad milik nya itu

"Lalu, bagaimana cara kita menemukan gadis itu, Kapten? bukankah kita harus masuk ke kandang harimau?" Abin bertanya seraya berpikir cara menyelamatkan gadis itu

Felix tiba-tiba berdiri, mengambil laptop dan kembali duduk di bangku. Ia lalu menjentikkan jari-jari mungil nya di keyboard laptop.

CTAK!

Suara keyboard yang nyaring itu sontak membuat empat orang yang sedang berpikir keras menengok.

"Kalian semua payah. Bisa apa kalian tanpa aku, heh?" Felix menyandarkan tubuhnya di bangku sembari tersenyum riang

"Maksud mu apa, hah?" Anja menatap Felix galak.

Felix langsung memutar laptop ke hadapan teman-teman nya.

"Wow, kau memang hacker yang hebat bang Felix, setau ku data ini bahkan tidak bisa diakses oleh bank yang bersangkutan, tetapi bang Felix bisa mengaksesnya dengan mudah." Aksa menyeringai

Chris memperhatikan lamat-lamat apa yang telah ia lihat dan ini terlalu mudah, pikirnya.

"Baik, mari kita jegat mereka di bandara, kalau-kalau kita bisa ke Bangkok sekaligus liburan" Abin langsung bergegas mengenakan jaket hitam.

Layar itu menunjukkan data apa saja yang telah dibeli oleh pengguna credit card yang dituju, di akhir pembelian tertera Jackson membeli beberapa tiket menuju Bandara Suvarnabhumi.

TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang