#15

8 3 0
                                    

Disclaimer

Cerita ini dibuat secara fiktif. Tidak ada sangkut paut dengan dunia luar. Tolong untuk tidak membawa karakter cerita ini ke dalam dunia nyata. Kesamaan nama, tokoh, tempat, adalah hal yang wajar dan tentu nya tidak ada sangkut paut dari pihak manapun.

...


Archel dan Abin saling bersampingan menembaki tukang pukul yang berlari mengejar.

Traat!!

Trat!!!

Di sisi lain Leon sudah melempar granat dan menekan tombol granat buatannya itu, Chris dan yang lain berlari kencang sekuat tenaga.

"Lima detik! Cepat!" seru Leon yang sudah keluar lebih dulu, di susul Anja, Aksa dan Abin.

"Sialan! Berlari lima detik itu tidak mudah!" protes Chelsea.

Kakinya berlari kencang tapi ia terjatuh, karena terkena tembakan oleh salah satu tukang pukul.

"Chelsea!" teriak Archel, tetapi Archel langsung di tarik keluar oleh Peter dan Felix.

"Akhh! Archel bodoh, aku tidak akan mati payah."

"Benar, aku tidak akan membiarkan kau mati, Chelsea."

Chris menarik tangan Chelsea, membopong tubuh Chelsea sembari berlari dengan tergopoh-gopoh.

Satu detik kemudian.

Blar!!!!!

Ledakan dahsyat mulai merambat di sekitar bandara. Chris tidak punya pilihan, ia menarik tubuh Chelsea dan menggendong tubuh Chelsea sembari belari lalu melompat keuar bersama.

DUAR!!!!

Ledakan dahysat terjadi, tapi Chris tersenyum senang dia dan Chelsea telah berhasil lolos.
Chelsea dan Chris bangkit, lalu Archel memeluk Chelsea.

"Hei Archel, dasar payah! bukannya menolongku malah berlari, hentikan tangismu bodoh. Ingusmu mengotori bajuku."

Chris tersenyum, lega semua selamat.

***

Dua menit sebelum ledakan terjadi Bram belari bersama Leona hingga mereka bersembunyi di luar wilayah bandara.

Leona gemetar di belakang tubuh Bram memegang bahu Bram kencang.

"Bram, bagaimana ini?" tanya Leona takut.

"Kamu aman selagi bersamaku, Leona." sahut Bram meyakinkan.

"Apa kau yakin--Kyaaa!"

Bram menoleh saat tubuh Leona telah di tangkap dan mulutnya di sekap oleh salah satu tangan kanan Ferdinan, dia adalah penjual senjata gelap kenalan baik Reyno. The Black Merchant.

"Bagus Bram, aku akan membawa gadis ini kepada Tuan Ferdinan, menyusulah di kastil, paham?"

"Brwamm!!!!" pekik Leona yang di gendong paksa naik ke atas helicopter oleh pria itu.

Bram menatap mata Leona penuh keyakinan seakan berkata "Aku akan menyelamatkanmu, pasti." Leona menangis dan mengangguk pelan lalu masuk ke dalam helicopter yang melesat pergi.

***

Bram kembali menyusul teman-temannya, Reyno yang sibuk mengemasi senjata juga ikut bergabung dengan mereka.

Leon heran ketika Bram datang sendiri tanpa Leona, lantas Leon langsung memegang kerah Bram kesal.

"Dimana kakak ku? Jawab!" Leon terbakar emosi.

"Maaf, Leona tertangkap. Reyno, Black Merchant datang membawa Leona. Apa kau bersamanya tadi?" tanya Bram.

"Iya, dia bilang hanya membawa senjata bersama Gusto, tidak ada urusan lagi. Aku tidak tahu kalau Luis membawa Leona."

Tangan Leon hampir memukul Bram tapi Chris menahan Leon, lalu membawa mundur tubuh Leon.

"Bram, kau tidak berniat mengkhianati bukan?" tanya Chris.

"Untuk apa? Kalau aku berniat mengkhinati kalian, sudah sedari tadi aku membunuhmu bersama Gusto."

Chris mengangguk, situasi semakin lebih sulit. Dia tidak menyangka kalau semua akan berantakan.

"Lalu bagaimana sekarang?" tanya Felix.

"Tetap jalankan rencana."

"Dan raih kemenangan ini."

Chris dan Bram berucap yakin. Mereka semua mengangguk mengikuti kedua serigala hebat dari sisi putih dan hitam yang melembur bagai yin dan yang dengan seimbang.

...

Visualisasi The Black Merchant a.k.a Luis

a Luis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang