#6

10 4 0
                                    

Disclaimer

Cerita ini dibuat secara fiktif. Tidak ada sangkut paut dengan dunia luar. Tolong untuk tidak membawa karakter cerita ini ke dalam dunia nyata. Kesamaan nama, tokoh, tempat, adalah hal yang wajar dan tentu nya tidak ada sangkut paut dari pihak manapun.

...

Kilat cahaya matahari yang telah sempurna berdiri diatas langit menyiram lautan yang luas itu, White Intel turun dari mobil convertible menatap kapal yang berdiri anggun karena beberapa jam lagi akan menuju Pelabuhan Bakauheni.

Lelaki yang mengetuai komplotan itu menatap kapal dan melihat beberapa orang lalu lalang, ia menghitung beberapa tukang pukul yang menjaga dermaga, tentunya tukang pukul itu menyamar seperti orang biasa, tetapi Chris dengan mudah mengetahui nya. Tempat itu agak lengang karena tidak begitu banyak orang yang mau menyebrang pulau.

"Aku telah selesai berhitung, Anja dan Abin kalian pergi ke sayap kanan. Aku dan Aksa akan ke sayap kiri, lalu Felix pergi ke mobil. Bawa mobil ini menjauh." titah sang kapten

"Siap Kapten!" Jawab mereka

Anja dan Abin mulai mendekat ke arah 3 tukang pukul yang menjaga pintu, tidak terlalu banyak tukang pukul yang mereka bawa, karena mereka menganggap White Intel akan mendatangi bandara.

"Hei botak! Minggir, jangan menutupi jalan." Anja memancing tukang pukul itu.

"Apa maksudmu? main-main dengan kami, hah?" Jawab salah satu nya.

"Sudahlah, jangan berlama-lama." Abin langsung merangsek maju melawan 2 tukang pukul itu sekaligus.

Anja mengurus si botak berbadan besar ini.

Si botak menangkis serangan Anja dengan sekali tepis, badannya sangat kuat. Anja dengan cepat meninju dada nya.

BUK!! BUK!!

Si botak ini mundur, lalu Anja menarik napas.

"Maju sini botak!"

Tukang pukul itu merangsek di hadapan Anja, memelintir lengan Anja lalu Anja menendang kaki nya. Pelintiran itu terlepas lalu Anja beringsut memukul kepala botak tukang pukul, tukang pukul itu langsung terhuyung, tak sempat minggir karena kecepatan tangan Anja.

Anja lalu berlari ke arah Abin yang sedang meladeni dua tukang pukul sekaligus, Abin langsung menggendong badan Anja lalu Anja menendang-kan kaki nya ke dua tukang pukul itu. Mereka masih belum terjatuh juga, Anja turun lalu tukang pukul itu meninju tubuh Abin. Abin mundur dan tersisa Anja melawan dua tukang pukul tersebut.

***

Di waktu yang bersamaan.

Chris dan Aksa maju ke sayap kiri, sembari mencari dimana disembunyikannya gadis itu.

Mereka berdua telah berdiri di jembatan yang menghubungkan daratan dengan Yacht—kapal pesiar mewah milik keluarga Ferdinan dan hampir masuk ke salah satu pintu.

TAK!!

Terlambat satu detik saja, belati berukir hiasan naga itu akan mengenai tepat di kepala mereka. Chris dan Aksa langsung tersentak ke belakang.

Disana sudah ada kedua Hwang Bersaudara, seakan-akan muncul begitu saja.

"Mau pergi kemana, wahai dua pria tampan?" Chelsea tersenyum riang melihat musuh bebuyutan nya telah datang.

"Ah, Archelsea. Aku sudah menduga akan bertemu kalian." Chris tersenyum simpul.

"Wow bro, kau mengingat nama kami rupanya." Archel melempar-tangkap shuriken besi 4 bintang berwarna hitam di tangan.

TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang