-1- Awal Mula

21 11 2
                                    

Terima kasih banyak yang sudah sampai sini. Pesanku bertahanlah di sepuluh chapter awal. Mulai chapter sebelas kalian akan mulai mendapatkan kejutan dan feel dari cerita ini. 

Ohya cerita ini bakal tamat hanya dengan 30  chapter. Jadi stay terus ya :") Insyaa Allah aku update setiap hari!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Seseorang yang kuanggap menyebalkan itu ternyata sudah memberikan banyak arti di hidupku." - Nira untuk Arta.

*

Jakarta, Pertengahan Tahun 2019

SMA Dwi Surya.

Tepatnya di lantai dua sekolah gadis itu berdiri sekarang.

Mata coklatnya tidak bisa lepas dari apa yang dilihatnya saat ini. Memang tidak ada yang menarik, hanya sebuah lapangan yang dipenuhi dengan siswa kesana – kemari.

Ada dua pertanyaan yang selalu terbesit dalam pikirannya setiap kali memandangi orang – orang di bawah sana. Pertanyaan pertama apa yang sedang mereka pikirkan? Selanjutnya apakah di dalam hati mereka menyimpan luka seperti yang ia rasakan?

Jika jawabannya orang – orang tersebut selalu diliputi dengan kebahagiaan. Maka gadis itu dapat menyimpulkan nasib selalu tidak berpihak padanya.

Tidak. Gadis itu bukan sedang meratapi masa lalunya. Ia sudah berusaha bangkit dan menjadi seorang siswi normal. Yah ... menjalani kehidupan sehari - hari seperti biasa.

Sama halnya dengan sekarang, permasalahan yang dihadapinya hanyalah suara bising yang membuatnya sangat terganggu. Sebenarnya wajar saja, karena hari ini sekolah terbebas dari kegiatan belajar – mengajar yang membosankan.

Akhirnya karena terlalu berisik, terpaksa gadis itu pergi menuruni tangga lalu berjalan tanpa arah.

"Nira!" Di tengah perjalanan tiba – tiba ada yang memanggilnya. Refleks ia pun langsung menoleh mengikuti arah suara yang dirasanya familier.

Benar, nama gadis itu Nira. Lalu orang yang memanggilnya tadi adalah Tari. Mereka berdua adalah teman sekelas, teman sebangku, sekaligus teman sewaktu SMP lalu. Mungkin bisa dikatakan hubungan mereka sebagai sahabat.

Nira memperhatikan Tari sejenak, rupanya di tangannya terdapat buku paket dan beberapa kertas. Padahal sekarang sekolah sedang tidak ada kegiatan belajar.

Rajin sekali menurut Nira.

"Itu ... barusan gue ngecopy latihan soal yang dipesan Bu Venny," jelas Tari tanpa ditanya, "lo tau kan lusa pelajaran fisika."

"Ohh gu--"

"Lo pasti lupa ckckck," potong Tari sambil menggeleng – gelengkan kepalanya, "nih gue pinjamin, jangan lupa balikin ke gue."

"Err--"

Belum sempat Nira mengatakan sepatah kata apapun. Tari sudah pergi begitu saja meninggalkan Nira sendirian.

"Gue duluan ya dipanggil guru soalnya," teriak Tari dari jauh.

***

Suasana riuh kelas 11-2 yang sudah seperti pasar terdengar entah berapa meter jauhnya. Semua siswa sibuk dengan urusan mereka masing – masing yang tentunya dipenuhi dengan aktivitas tidak berfaedah. Seperti menonton drama, gosip sana – sini, juga grup band jadi – jadian yang membuat kelas mereka benar – benar menjelma menjadi pasar.

RANNIA : MY LOVELY FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang