-18- Demi Iyan

2 0 0
                                    

"Terimakasih karena sudah hadir di kehidupan gue. Terimakasih." - Rain sahabat Nira. Sekaligus Iyan sahabat Arta dan Tama.

***

Jam pelajaran di kelas Nira sedang kosong. Saat ini siswa hanya diberikan tugas tambahan agar kelas tidak menjelma menjad pasar sungguhan.

Dengan cepat Nira segera menyelesaikan tugas tersebut dan memberikannya pada Tari untuk dicatat sebagai siswi yang telah memasukkan tugas.

"Udah ya ...." Nira memperlihatkan catatannya satu per satu.

"Gue tulis dulu," ucap Tari sambil menggoreskan pulpennya menulis nama Nira, "oke udah."

"Rain udah ada kabarnya?" tanya Tari.

"Belum Tar ... kan baru kemarin Rain pergi."

Nira mengeluarkan laptopnya dan novel yang dipinjam dari perpustakaan, "Gue mau ke taman. Ikut?"

"Gak bisa deh, gue harus nunggu teman – teman dulu buat ngumpulin tugas," kata Tari sambil menghela napasnya, "lo duluan aja deh nanti gue nyusul."

Nira hanya mengangguk. Sampai sekarang ia belum mengerti kenapa Tari ingin menjadi seorang sekretaris kelas menurutnya itu sedikit merepotkan. Namun, Tari pernah mengatakan ia menyukai jika memiliki sebuah tanggung jawab di kelas itu akan membuatnya lebih mengenang masa SMA nya. Nira berpikir mungkin dirinya harus seperti Tari di semester depan.

Setelah menuruni tangga dan berjalan lumayan jauh. Akhirnya Nira sampai di taman bersama dengan barang bawaanya. Nira mengerjapkan matanya berkali – kali karena sampai dengan sekarang ia masih terharu dengan taman buatan teman – temannya.

Nira mulai membuka laptop dan mencari folder yang sudah lama tidak dibukanya. Sebenarnya tujuan Nira kemari bersama barang bawaanya adalah ia ingin melanjutkan menulis novel yang dibuat tentang kehidupannya.

Nira membaca ceritanya sejenak sedikit bernostalgia dengan cara menulisnya dulu. Baru saja Nira akan mulai mengetik, tetapi segera ditutupnya kembali. Rasanya dirinya belum memiliki penyelesaian yang baik untuk akhir cerita ini.

Nira harus menunggu Rain benar – benar sembuh, juga dirinya yang kadang masih teringat Ibunya. Kedua hal itu membuatnya sedih, namun Nira berjanji pada dirinya setelah Rain kembali, ia akan segera menyelesaikan cerita ini secepat mungkin.

Nira menghela napas yang terdengar lelah, kemarin adalah hari ulang tahunnya juga hari dimana Rain pamit padanya untuk melakukan operasi pendonoran ginjal.

Nira berharap Rain akan baik – baik saja.

Akhirnya karena belum siap melanjutkan novel buatannya, ia membuka halaman baru dan menuliskan sesuatu di sana sekedar untuk melepaskan perasaan yang ia rasakan saat ini.

11 September 2019

Namaku Rannia Sekar Putri, usiaku masih 16 tahun, tetapi masalah yang kuhadapi sudah seperti orang yang hidup puluhan tahun saja—

Ketikan Nira terhenti ketika menyadari Arta yang sudah ada di hadapannya sambil membawa eskrim.

"Nih," ucap Arta sambil memberikan eskrim.

Semenjak Arta mengenal Nira ia menjadi rutin memberikan eskrim pada Nira setiap jam istirahat.

"Tama mana?" tanya Nira karena tidak melihat Tama.

"Masih di kelas katanya mau kesini bareng sama Tari."

"Hah?" tanya Nira kaget.

"Ya begitulah."

Nira mengekerutkan keningnya. Jadi sekarang Tari benar – benar pdkt dengan Tama?

"Lagi ngapain?" tanya Arta.

RANNIA : MY LOVELY FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang