20 menit yang lalu.
Jam menunjukan pukul 11.45 siang. Agung sudah berjanji akan menemui Vita hari ini. Ia segera membereskan meja kerja nya. Tidak lama kemudian sekertaris Agung datang ke ruangan Agung untuk menawarkan makan siang.
"Pak, hari mau makan apa?", tanya si sekertaris.
"Tidak usah, saya ada janji makan siang di luar", jawab Agung.
"Oh, baik kalau gitu pak, hati - hati di jalan", kata sekertarisnya.Sekertaris itu kembali ke meja kerjanya, lalu ia mengecek jadwal Agung. "Sepertinya hari ini Pak Agung tidak ada jadwal makan siang", kata sekertaris itu. "Apa jangan - jangan Pak Agung pergi makan siang dengan kekasihnya". Sekertaris itu langsung tersenyum. Ia merasa bahwa ini adalah kabar baik, mengingat Agung adalah seorang pengacara yang tidak kenal lelah dalam bekerja. Agung tidak pernah kedapatan berkencan dengan seorang wanita.
Agung sudah keluar dari kantor nya. Hari itu sepertinya sangat macet. Keputusan Agung untuk pergi dengan naik busway adalah yang paling tepat untuk menghindari kemacetan. Agung pun segera menuju halte bus transjakarta. Tiba - tiba langit berubah menjadi lebih gelap. Saat Agung sudah masuk ke dalam bus, hujan pun turun dengan derasnya.
15 menit kemudian Agung tiba di halte bus dekat cafe yang menjadi tempat janjiannya dengan Vita. Tidak disangka disana sudah ada Vita yang sedang berdiri dan berteduh. Namun sepertinya Vita tidak menyadari jikalau Agung berada di samping Vita. Agung memandangi air hujan itu, kemudian ia meraih air hujan itu dengan tangan kanannya dan merasakan setetes demi setetes dari air hujan yang turun saat itu.
"Kadang hujan yang turun membuat kita rindu akan hadirnya seseorang, benar kan?". Agung menoleh ke arah Vita.
Vita terkejut karena ternyata Agung ada disampingnya dan sedang berteduh juga.
Loh Agung? Kau disini juga?", tanya Vita.
"Ia, tadi aku baru turun dari bus", jawab Agung.
"Loh aku pikir pengacara sepertimu hidupnya pasti mewah, kemana - mana naik mobil sport, baru tau kalau ada pengacara yang naik bus", kata Vita sambil menggoda Agung.
"Kehidupan pengacara tidak selalu bergelimang harta, kadang aku ingin naik bus juga seperti yang lainnya", ucap Agung.Setelah hujan mereda, Agung dan Vita berjalan menuju cafe yang sudah mereka bicarakan sebelumnya. Sesampainya di cafe, Agung memesankan minuman hangat untuk mereka berdua, sementara itu Vita langsung saja to the point tentang alasan mengapa ia meminta bertemu dengan Agung. Sejujurnya Vita memang lah gadis yang sangat blak – blakan, bahkan ia tidak bisa berbasa – basi terlebih dahulu kepada Agung.
Vita langsung mengatakan bahwa tujuan pertemuan hari ini adalah untuk meminta Agung agar memberikan lukisan Prabu Rumbaka dan Putri Cendrawati kepada Vita. Namun sayangnya Agung menolak permintaan Vita.
"Plis ya gung plis, bos aku pasti mau kok bayar mahal", pinta Vita.
"Kan sudah aku bilang, aku mengidolakan kisah mereka, aku tidak bisa memberikannya padamu", tegas Agung.
"Duh aku bisa mati nih di bunuh si bos". Vita berkata dengan memelas.Lalu Vita mengatakan bahwa ia akan memberikan apapun yang Agung minta semampu yang bisa Vita berikan padanya. Tiba – tiba Agung mengingat saat berkenalan, Vita mengatakan bahwa ia bekerja di biro jodoh sebagai konsultan. Kemudian Agung mengatakan bahwa ia bersedia memberikan lukisan itu kepada Vita. Tetapi sebagai gantinya, Vita harus menjadi konsultan percintaannya. Vita harus membantunya untuk mendapatkan hati Lisa, si artis sinetron yang lagi naik daun itu.
Sebenarnya Vita merasa kecewa karena gebetannya malah meminta dia untuk menjodohkannya dengan idolanya sendiri. Tetapi demi mendapatkan lukisan itu, dia harus melakukannya. Apalagi saat ini Vita statusnya masih karyawan percobaan di PT Mencari Cinta Sejati. Jika dia tidak mendapatkan lukisan itu, pasti Grando tidak akan segan untuk memecatnya.
Akhirnya Vita dan Agung membuat perjanjian. Vita berjanji akan menjadi konsultan cinta untuk Agung. Kemudian ia meminta Agung untuk mengisi formulir registrasi secara online terlebih dahulu. Setelah terdaftar baru Vita akan memproses registrasi tersebut dan segera mengatur pertemuan Agung dengan targetnya yaitu Lisa.
Jam menunjukkan pukul 1 siang, tetapi Vita belum juga menunjukkan batang hidungnya kantor. Hal itu diketahui oleh Grando dan membuatnya semakin geram dengan tingkah Vita yang sembarangan. Ia berdiri di ruangan Vita bersama dengan Bambang. Grando pun memperhatikan setiap sudut meja kerja Vita.
"Kalau sampai dia belum balik jam 2, kita harus pecat dia", kata Grando.
"Sabar dong bos, kan kita bisa dengar penjelasannya dulu dari Vita", kata BambangJam menunjukan pukul 2 siang, Vita telah sampai di ruangannya dan membawa lukisan Prabu Rumbaka dan Putri Cendrawati. Grando menegurnya karena ia telah pergi tanpa izin dan mengambil waktu jam kerja. Vita mengatakan alasannya pergi keluar kantor karena hendak mengambil lukisan Prabu Rumbaka dan Putri Cendrawati.
"Tetap saja, kau harusnya izin dulu, jika kau tak suka melihat wajahku kau bisa izin dengan bambang", tegas Grando.
"Aku merelakan cinta pertamaku demi lukisan ini", Air mata Vita mengembang.
"Apa hubungannya lukisan ini dengan cinta pertama mu?", tanya Grando.
"Orang yang membeli lukisan ini adalah dia, dia ingin aku menjadi konsultan cintanya dengan wanita lain sebagai gantinya!", tegas Vita.Vita meninggalkan ruangan lalu ia menangis di toilet. Ia merasa sial sekali harus bekerja di perusahaan milik Grando. Baru kali ini ia jatuh cinta, tapi ia harus kehilangan gebetannya demi kesepakatannya dengan Agung.
"Sabar,, Semangat!!!", teriak Vita.
Sementara itu Grando duduk di ruang kerjanya. Ia sedang melamun. Di dalam hatinya ia berkata, "Apa kali ini aku menghancurkan kisah cinta orang lain lagi". Bambang masuk keruangannya, dan membawakannya secangkir kopi. Lalu bambang meletakannya di meja nya.
"Sepertinya kali ini kau keterlaluan sekali bos", bisik Bambang.
"Menurutmu apa yang akan dia lakukan untuk membalasku?", tanya Grando.
"Sudah pasti anda akan menerima surat pengunduran diri", kata Bambang.
"Wah gawat dong, akhir tahun gini pasti banyak yang cari pasangan buat tahun baruan", kata Grando.
"Anda harus minta maaf", bisik bambang.
Setelah itu Bambang keluar ruangan CEO.Sore harinya sepulang kerja, Vita berjalan ditengah hujan yang turun dengan derasnya. Ia berjalan dengan pelan sambil menangis. Baru kali ini ia bertemu dengan pria yang menarik baginya. Tetapi ia harus kehilangan pria itu sebelum sempat berjuang.
Tiba – tiba hujan itu berhenti membasahi tubuhnya. Bukan karena hujan telah berhenti, tetapi karena ia dipayungi oleh seseorang. Dia adalah CEO PT Mencari Cinta Sejati yaitu Grando. Meskipun kesehariannya Grando selalu kejam pada siapapun. Kali ini ia sangat so sweet sekali. Saat Grando sedang memayungi Vita, seolah waktu telah berhenti sejenak. Vita menatap wajah Grando. Beberapa detik kemudian, waktu pun berjalan kembali dan hujan pun turun dengan deras lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Loneliest CEO
FantasyAlexander Grando adalah seorang CEO yang sangat tampan dan kaya. Dahulu kala dia adalah seorang mahapatih di kerajaan Jawa. Karena kesalahannya yang mengakibatkan calon permaisuri raja bunuh diri. Ia di kutuk oleh dewi bulan dengan menjalani hidup a...