Hari itu ketika hujan turun dengan derasnya. Grando memayungi Vita yang sedang jalan sambil melamun, Vita terkejut karena saat ia menoleh kebelakang ternyata ada Presdirnya yang tampan tapi menyebalkan itu. Namun tidak bisa dipungkiri oleh Vita, wajah Grando memang sangat tampan. Ia merasa kali ini dirinya menjadi tokoh utama di drama korea.
Setelah itu Grando meminta Vita untuk memegang gagang payungnya. Vita memegang gagang payungnya, lalu Grando memakaikan jas kerjanya kepada Vita, karena Vita terlihat basah dan kedinginan. Perilaku Grando kali ini sangatlah manis kepada Vita. Membuat Vita seperti melayang - layang di angkasa.
"Tak ku sangka lelaki yang selalu bersikap dingin ini ternyata punya sisi romantis", kata Vita di dalam hatinya.
Kemudian Grando membawa Vita ke sebuah restoran untuk berteduh sementara. Grando memesankan minuman hangat untuk Vita. Vita memandangi Grando dengan sinis, karena Vita yakin Grando hanya berpura – pura baik padanya karena takut ia akan segera resign. Tetapi Grando membalas tatapan sinis Vita dengan senyuman. Hal itu jadi membuat Vita salah tingkah.
"Tenang saja, aku tidak akan resign jadi bapak gak perlu sampai mentraktir ku seperti ini" ucap Vita.
"Jadi kamu masih marah ya, aku beneran mau minta maaf lho, lagi pula aku kan ada hutang yang waktu itu", kata Grando.
"Oh, iya.. udah lama banget tuh hutangnya, klo hutang di bank pasti ada bunganya", Vita sambil menatap licik.
"Tenang, aku bayar beserta bunganya", kata Grando.
"Sebulan sekali bos harus traktir aku ya", pinta Vita.
"Siap, yang penting jangan marah lagi ya?", kata Grando.
Kemudian Vita tersenyum dengan manis. Ia menjadi terlihat cukup cantik dimata Grando. Hal itu membuat Grando jadi merasa canggung ketika melihat Vita yang tersenyum manis padanya. Ia pun segera mengalihkan pembicaraannya.
"Maksudnya Nanti siapa yang ngurusin klien kalau kamu nggak mood kerja", tegas Grando.
"Iya, iya. Aku mengerti kok bos", sambung Vita.
Di dalam hati, Vita berkata : "Sudah kuduga, dia ada mau nya gaes, awas kau ya, tunggu pembalasanku".
Tanpa sepengetahuan Vita dan Grando, di meja lain ada Dewi Bulan yang kembali menjelma sebagai wanita muda yang cantik dengan pakaian yang modis. Tidak hanya Dewi Bulan, Dewa Langit pun ada disana untuk mengamati mereka. Dewa Langit kembali merasuk di tubuh Baskoro untuk dapat berkomunikasi dengan Dewi Bulan. Karena Dewa Langit adalah pemimpin para dewa, wujud aslinya tidak boleh diketahui oleh manusia. Jadi ia menggunakan tubuh Baskoro ketika ia turun ke bumi.Dewa Langit dan Dewi Bulan terus mengamati Vita dan Grando dari kejauhan.
"Apa kau akan menghadirkan cinta untuknya?", tanya Dewi Bulan.
"Sudah ratusan tahun aku menyiksanya, sekali – sekali aku ingin memberikan hadiah untuknya", jawab Dewa Langit sambil meneguk kopi di cangkirnya.
"Mengapa kali ini kau berbaik hati padanya? Bukankah kau hanya berpihak pada Rumbaka, ku dengar Dewa Langit selalu berpihak pada raja, karena raja adalah utusan dewa", Dewi bulan sambil menatap Dewa Langit yang berada di tubuh Baskoro.
"Siapa bilang aku akan berpihak pada Mahawira? Aku hanya memberikannya sedikit hadiah", tegas Dewa Langit.
"Mungkin akan menjadi sulit baginya untuk mati dengan tenang jika ia jatuh cinta", kata Dewi Bulan.
"Itulah takdir yang aku berikan untuknya sebagai hukuman, ia hidup untuk mempersatukan cinta orang lain, bukan untuk dirinya sendiri", kata Dewa Langit.Dewa Langit menjentikkan jarinya, kemudian ia menghabiskan secangkir kopi yang ditangannya. Ia segera bangun dari tempat duduknya.
"Apa kau masih ingin lihat - lihat disini? Hari ini aku cukup sibuk, aku akan pergi lebih dulu", kata Dewa Langit.
"Baiklah, aku pun sibuk. Aku ikut denganmu kembali ke kayangan", kata Dewi Bulan.Dewa Langit dan Dewi bulan berjalan keluar dari cafe. Setelah sampai di depan pintu keluar cafe, Dewa Langit kembali menjentikkan jarinya, dan waktu pun kembali berputar.
Grando merasa pusing. Ia mengetahui bahwa ia baru saja terkena hipnotis dari seseorang. Selama ini tidak ada yang bisa menghipnotisnya selain Dewa dan Dewi. Grando menyadari bahwa waktu sebelumnya telah dihentikan oleh seorang Dewa.
"Sial, pasti Dewa busuk itu lagi. Mengapa dia tidak mengambil nyawaku saja! Malah datang kesini dan menjadi penguntit", kata Grando di dalam hatinya.
Vita melihat Grando yang wajahnya menjadi pucat. Ia segera memesan air putih dan memberikannya kepada Grando. Tidak hanya itu, Vita juga menyeka keringat diwajah Grando. Vita terlihat sangat khawatir. Vita takut Grando akan jatuh sakit saat itu juga.
"Gawat, jangan sampai Pak Grando pingsan disini, pasti repot jika harus membawa nya pulang dalam keadaan pingsan", kata Vita di dalam hatinya.
Grando mulai merasa ada yang spesial dari Vita. Hatinya mulai terketuk melihat Vita yang begitu memperhatikannya. Namun ia berusaha menahannya karena ia hidup bukan untuk cinta. Ia hidup untuk menunggu agar bisa menebus dosa pada Rajanya.
"Apa – apaan ini, kenapa jantungku berdebar", ucap Grando dalam hati.****
Beberapa hari kemudian, Grando mengajak Vita untuk datang ke pernikahan kliennya. Pernikahan itu juga di atur oleh Biro Jodoh milik Grando. Grando dan Vita menemui kedua mempelai dan memberikan selamat. Kedua mempelai sangat berterima kasih atas hasil kerja keras tim biro jodoh PT Mencari Cinta Sejati yang berhasil mempersatukan cinta mereka.Melihat sepasang kekasih itu yang sangat berterima kasih pada Grando, Vita merasa penilaiannya selama ini telah salah pada Grando. "Ternyata dia punya sisi baik", kata Vita dalam hati.
Rupanya pernikahan itu juga dihadiri oleh Lisa. Artis sinetron yang sedang naik daun itu. Lisa datang setelah Grando dan Vita hendak pulang. Saat berjalan di karpet merah dengan arah yang berlawanan, tidak sengaja Grando menatap Lisa dan melihat masa lalunya. Ia melihat Kerajaan Jawa di masa lalu Lisa. Tepatnya di pasar rakyat Cangu. Grando menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Lisa.
"Bos, ayo. Kok berhenti sih?", tanya Vita.
"Vit, kamu tau gak itu siapa?", tanya Grando sambil menunjuk ke arah Lisa.
"Loh, itukan Lisa artis idolaku", jawab Vita.
"Oh, sepertinya aku pernah melihatnya", kata Grando.
"Ya iya lah, dia kan artis, pasti gambar wajahnya ada dimana – mana. Ayo cepat, lihat itu banyak wartawan, nanti kita bisa masuk infotainment kalau dekat - dekat", tegas Vita.
Grando dan Vita meninggalkan acara pernikahan itu. Tetapi di dalam hati, Grando masih penasaran, siapakah Lisa dimasa lalunya. Apakah Lisa adalah bagian dari masa lalu Grando? Tetapi akhirnya Grando mengabaikannya. Karena menurutnya bisa saja Lisa hanyalah pedagang di pasar cangu, atau mungkin ia seseorang bangsawan biasa yang sedang berkunjung kesana.
Ke esokan harinya, Agung mengajak Vita bertemu kembali setelah pulang kerja untuk membahas perjodohannya dengan Lisa. Setelah jam 5 sore, Vita langsung membereskan meja nya dan buru – buru keluar kantor. Setelah Vita keluar dari kantor, Grando mendatangi ruang kerja konsultan dan berpura – pura menanyakan update kinerja para konsultannya. Namun ia tersadar bahwa Vita sudah tidak ada diruangannya.
"Loh, anak baru ini pergi kemana?", tanya Grando.
"Katanya dia mau ketemu klien nya pak", kata Christian, pegawai yang duduk disebelah Vita.
"Klien? Siapa kliennya?", tanya Grando lagi.
Kemudian salah seorang pegawainya menunjukan formulir registrasinya Agung yang ada di meja Vita. Grando membaca biodata Agung dan Lisa, tetapi kemudian ia tidak tertarik untuk membaca lebih dalam. Ia menaruh kembali formulir itu di meja Vita.
"Ok lah kalau begitu, kalau kalian sudah selesai segera pulang ya". Perintah Grando.
"Baik Pak ".Grando kembali ke ruangannya. Ia kembali memikirkan perilaku Vita terhadapnya. Menurutnya perilaku Vita sebagai karyawan baru cukup berani karena tidak melapor padanya ketika akan menemui klien.
"Awas saja ya kau Vita, akan ku buat kau tidak nyaman bekerja disini".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Loneliest CEO
FantasyAlexander Grando adalah seorang CEO yang sangat tampan dan kaya. Dahulu kala dia adalah seorang mahapatih di kerajaan Jawa. Karena kesalahannya yang mengakibatkan calon permaisuri raja bunuh diri. Ia di kutuk oleh dewi bulan dengan menjalani hidup a...