Rumah di Seberang Danau

17 2 0
                                    


Lusi dan Nayla putrinya yang baru berusia 4 tahun, baru saja dilanda musibah. Rumah mereka terbakar gara-gara suaminya yang sedang mabuk, tidur di sofa dengan sebatang rokok yang menyala. Setelah kejadian itu, Lusi akhirnya memilih untuk membawa Nayla pindah ke daerah pedesaan. Selain jengah dengan kelakuan suaminya, Lusi yang berprofesi sebagai seorang penulis, seringkali merasa terganggu dengan hiruk-pikuk perkotaan, yang membuatnya tidak bisa menulis dengan tenang.

Lusi kemudian memilih sebuah rumah sederhana di pinggiran danau kecil di sebuah desa yang hening. Sebulan tinggal di sana, Lusi merasakan ketenangan yang luar biasa. Banyak tulisan yang mampu ia hasilkan. Dan banyak ide-ide baru yang seolah dibisikkan oleh udara sejuk dari arah pegunungan.

Namun, akhir-akhir ini, ada satu hal yang mengganggu pikirannya. Nayla, putrinya, semakin akrab dengan seorang bocah perempuan yang datang entah dari mana. Namanya Lily, terlihat kalung yang dipakainya. Umurnya kira-kira 2 tahun lebih tua dibanding Nayla. Kulitnya bersih dan rambutnya pirang, tak ada yang salah dengan bocah itu. Ia sering datang dan bermain di rumah. Namun yang membuat Lusi khawatir, adalah sikap si bocah yang nakal. Lily kerap membawa Nayla mengotori tembok rumah dengan menggambarinya dengan crayon. Belum lagi, ia juga pernah kedapatan secara diam-diam mengajak Nayla bermain di pinggir danau. Tapi Lusi tak ada pilihan. Ia tak mungkin melarang bocah itu datang karena hanya dialah satu-satunya anak seumuran Nayla yang ada di sekitar sini.

Selain itu, Lusi juga tidak nyaman begitu mengetahui, ada seorang pria asing yang sering kali mengintip ke arah rumahnya dengan menggunakan teleskop dari seberang danau. Entah siapa, Lusi pun enggan mencari tahu. Ia menang tak ada niatan untuk berhubungan dengan penduduk sekitar.

Hingga suatu hari, kekhawatiran Lusi terbukti. Sibuk menulis, ia lagi-lagi lupa mengawasi Nayla. Ia tak mendengar lagi suara Nayla dan bocah itu bermain di ruangan tengah. Ya, bocah pirang itu kembali membawa Nayla bermain di pinggir danau. Yang membuat Lusi tak habis pikir, bagaimana cara Lily bisa membawa Nayla ke luar rumah, padahal semua pintu telah ia kunci. Dan semua kuncinya telah ia sembunyikan.

Lusi tak percaya dengan apa yang dilihatnya di pinggir danau. Lily tampak tengah berusaha menenggelamkan Nayla. Lusi seketika berlari semampu yang ia bisa, tapi ia terhempas, tubuhnya mendadak lemas. Dari kejauhan, ia bisa melihat dengan jelas, tubuh Nayla telah mengambang di atas riak-riak. Sementara bocah misterius itu, hanya berdiri diam, tanpa ekspresi. Matanya nanar menatap ke balik awan. Di atas sana, senja segera menjelang.

Lusi masih terlungkup. Ia menangis sejadi-jadinya sembari sesekali memaki-maki si bocah. Tapi suaranya tak bisa keluar. Ingin sekali ia menyeret bocah itu ke tengah danau. Tapi entah kenapa, sekujur tubuhnya seperti kehilangan tenaga.

Tak lama, seorang pria datang mendekat ke pinggir danau dengan mengendarai sebuah jeep. Dia adalah pria yang sering mengintip ke arah rumah Lusi. Dengan suaranya yang parau, Lusi mencoba meminta tolong dan menjelaskan apa yang telah Lili lakukan terhadap Nayla. Pria itu tak menjawab. Dia malah mendekati Lili, dan dengan bahasa isyarat menggunakan kedua tangan, ia bertanya pada bocah itu. "Di mana kau dapatkan boneka itu, nak?" Sembari mengarahkan telunjuknya pada sebuah boneka kayu yang kian menjauh di bawa air ke tengah danau.

Jauh dari sana, di sebuah rumah sakit di tengah kota, seorang pria dengan seluruh tubuh yang nyaris hangus, sedang menangis terisak-isak. Ia menyesal menjadi seorang ayah pemabuk. Yang menyebabkan putrinya meninggal dalam sebuah peristiwa kebakaran, dan istrinya menghilang entah kemana setelah peristiwa itu.

Gery, menyeruput kopinya sore itu. Tangannya kemudian meraih teleskop, untuk mengawasi Lily, putrinya yang sering pergi bermain seorang diri ke seberang danau. Ia harus setiap saat melakukan itu. Selain karena putrinya terlahir bisu dan tuli, Gery juga mendapat kabar dari penduduk sekitar, bahwa ada perempuan gila yang suka menggendong boneka, yang akhir-akhir ini sering terlihat di sana. Di sebuah rumah kosong, di seberang danau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Conundrum : Kumpulan Cerpen dan Flash Fiction Misteri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang