Behind the Blue Haze

62 3 4
                                    

Cerpen ini mungkin mengandung beberapa diksi & frasa yang tidak layak bagi pembaca di bawah umur 18 tahun. Tinggalkan halaman ini bila anda termasuk kategori pembaca berusia di bawah 18 tahun.

++++

"Untuk Dai."

(Suara gelas beradu)

Dai, 27 tahun. Ia baru saja meraih kesuksesan luar biasa setelah media sosial buatannya bernama 渦 (Uzu) begitu laris di Jepang. Dua tahun berjalan, Uzu telah mencapai ratusan ribu pengguna. Di tahun ke-3 nya, Dai merencanakan Uzu sudah bisa digunakan di sejumlah negara Asia lainnya.

Uzu  adalah sosial media yang menjadikan remaja sebagai sasaran. Berbagai forum seperti gaya hidup, fashion, ruang curhat, gosip, hingga semacam galeri yang membebaskan penggunanya meng-upload foto diri dengan pose nan menggoda. Uzu bukannya tanpa kontroversi. Sebagai media sosial remaja, Uzu menyematkan sebuah forum bernama ブルーヘイズ (burūheizu) , dimana para pengguna bebas meluapkan hasrat seksual mereka. Di dalamnya, terdapat foto-foto maupun video gadis-gadis remaja memamerkan kemolekan tubuh mereka. Dai beralasan bahwa ekspresi tidak bisa dibatasi. Ekspresi adalah hak asasi. Forum terakhir adalah primadona yang menjadi incaran para remaja pria.

**

Malam itu adalah pesta. Dai mengumpulkan seluruh karyawannya di sebuah rumah minuman di utara Okinawa. Gelak tawa, candaan hingga tepuk tangan silih berganti saling mencipta kebisingan.

Jelang tengah malam, Dai sudah sedikit mabuk. matanya makin sayu meski pesta ini terlalu pagi untuk diakhiri. Dalam ruang pandangnya yang kabur, dari jarak beberapa meter, tiba-tiba Dai melihat seorang gadis muda tengah berdiri lurus menatap ke arahnya. Gadis itu berdiri mematung di antara pengunjung yang lalu lalang. Ia tampak samar dengan terusan panjang hitam dan topi fedora yang sewarna. Satu-satunya yang berwarna putih adalah perban yang membungkus telapak tangan kanannya. Dai mencoba fokus melihat detil wajahnya, tapi hanya mampu sesaat sebelum buram dan semakin buram.

"Dai! Dai! Kau kenapa!? Kau berdarah!" Yuji yang duduk berhadapan dengan Dai mencoba menyadarkan sahabatnya. Beberapa yang lain kemudian ikut menoleh ke arah Dai. Kebisingan mereda, semua gelas turun ke atas meja.

Dai! Hei!" Oro menepuk pundak Dai beberapa kali.

Dai tersentak. pandangannya beralih ke sekeliling meja di mana semua yang ada disitu menatapnya dengan was-was. Dai kemudian baru merasakan aliran dingin di atas bibirnya. Di hadapannya, segelas bir telah tercampur tetesan darah.

**

"Apa rencana anda ke depan dengan uzu?

"Ya, yang pasti akhir tahun ini uzu akan membuka diri untuk pengguna dari negara lain, dan Kami masih terus meningkatkan layanan dan penambahan fitur menarik." Jawab Dai, ia tengah di wawancarai dalam sebuah siaran langsung.

"Lalu bagaimana dengan tudingan beberapa pihak yang mengatakan Uzu adalah produk mesum?" Tanya si pewawancara lagi.

"Aku pikir Uzu telah mengurangi angka pemerkosaan, terutama di kalangan remaja. Kau tahu banyak pria-pria kesepian seantero jepang. Mereka bergabung dengan Uzu hanya untuk menatapi foto selfie gadis-gadis sepanjang malam. Mereka kemudian berfantasi, dan maaf, mungkin mereka juga masturbasi. Pria-pria ini berpotensi menjadi pemerkosa. Uzu memberikan pelampiasan yang adil dan mencegah pelampiasan yang lebih berbahaya, seperti pemerkosaan."

Si Pewawancara tersenyum. Demikianpun penonton di studio ikut bergumam. Entah setuju atau meragukan teori yang diungkapkan Dai.

"Baiklah, ini mungkin di luar Uzu. Kami mendengar anda sempat sakit, apa benar?"

Conundrum : Kumpulan Cerpen dan Flash Fiction Misteri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang