"Hah! Konyol!"
"Itu tidak konyol, itu benar terjadi!" Sergah pemuda yang lebih besar, sedangkan yang lebih muda sekaligus lebih kecil hanya mendengus sebal. Amarah tertulis jelas sekali di wajah manisnya.
"Oh ya? Tapi itu masih terdengar konyol untukku!" Jawab pemuda yang beberapa hari lalu baru saja mewarnai rambutnya silver.
"Aku benar-benar tidak berbohong sayang. Dia datang tiba-tiba lalu memelukku begitu saja. Aku sungguh kaget terlebih ketika dia mengecup bibirku," jelas pemuda bermarga Jeong. Dia berusaha sekali untuk tetap tenang dalam kondisi seperti ini. Terlebih ini termasuk masalah besar dalam hubungannya. Baginya panas harus dihadapi dengan dingin. Dan saat ini kekasihnya sedang membara.
"Tapi kau pria 23 tahun yang sehat dan bugar! Bukan hal sulit untuk menyingkirkan mantan kekasihmu itu dari tubuhmu!" Teriak Jaemin. "Kecuali jika kau memang tidak berencana untuk menyingkirkannya." Sarkasnya lagi.
"Aku menyingkirkannya, sayang. Aku dorong dia dengan keras, kau hanya tidak melihatnya karena kau memilih untuk pergi tanpa mendengar penjelasanku," Jelas Jaehyun. Pemuda berlesung pipi itu mencoba untuk meraih kedua tangan kekasihnya namun Jaemin menepisnya dengan cepat. Seolah-olah Jaehyun akan menularkan penyakit melalui tangannya.
"Kau menyingkirkannya hanya karena kau sadar bahwa aku di sana!" Bentak Jaemin, wajahnya memerah sekarang. Matanya yang besar juga sudah mulai berkaca-kaca. Tidak. Ini tidak baik untuk Jaehyun. Dia benci melihat kekasih yang sudah ia sukai dari umur 19 tahun itu bersedih- terlebih karena dirinya.
"Sayang, kau tahu itu tidak benar. Aku sangat mencintaimu bagaimana mungkin aku melakukan itu padamu," Sekali lagi ia mencoba untuk meraih kekasih yang tiga tahun lebih muda darinya itu. Dan sekali lagi pula tangannya ditepis keras oleh pemuda bermarga Na itu. "Don't touch me!"
"Baiklah, aku minta maaf. Tapi percayalah padaku." Jaehyun hampir menangis dibuatnya. Ini semua karena ia memaksa Jaemin untuk datang bersamanya diacara ulang tahun Mingyu— teman semasa kuliahnya. Yang tidak ia ketahui adalah Mingyu juga mengundang mantannya— Lee Taeyong. Kekasih semasa SMA nya yang ternyata adalah sahabat Mingyu juga. Dan semua terjadi ketika Jaemin berniat mengambilkan mereka berdua makanan ringan. Jaehyun dan Jaemin memang dari awal sudah duduk di pojok ruangan karena Jaehyun tahu Jaemin tidak begitu menyukai keramaian.
Lalu Taeyong datang, dengan cantik dan berkharisma seperti biasa, tiba-tiba memeluk serta menciumnya. Otak Jaehyun benar-benar berhenti bekerja.
Tidak, bukan karena Jaehyun masih mencintainya tapi karena dia merasa bingung dan kaget. Bagaimana mungkin Taeyong melakukan hal itu begitu saja. Ia tersadar bahwa Taeyong tengah melumat bibirnya ketika Jaemin datang dengan ekspresi yang ia harap tidak pernah ia lihat lagi- kekecewaan, bingung, terhianati, amarah, you name it.
"Jika kau memang masih mencintainya maka aku akan melepaskanmu," Lirih Jaemin di sebrang ruangan. Pemuda manis itu tengah menuang sesuatu yang Jaehyun kira adalah wine yang mereka baru beli dua hari yang lalu. Dengan anggun dan dingin, pemuda itu duduk di meja makan dan menatap Jaehyun datar. Jaehyun benci hal ini.
"I don't love him anymore! I only love you, how could you say that!" Jaehyun frustasi, matanya memerah. Bagaimana mungkin Jaemin berpikir untuk melepaskannya sedangkan Jaehyun masih sangat amat mencintainya.
Bertemu pertama kali ketika Jaehyun menghadiri pesta pertunangan Bambam dan Lisa- sahabatnya semasa SMA yang memang berencana untuk menikah muda. Saat itu Jaehyun adalah seorang pemuda tampan yang hatinya tengah remuk redam karena kekasih yang ia kencani selama tiga tahun memutuskannya tanpa alasan yang jelas. Baru beberapa tahun setelahnya Jaehyun tahu alasan Taeyong memutuskannya karena ia telah memiliki kekasih lain.
Jaehyun melihat Jaemin tengah duduk bosan di sudut ruangan dengan rambut berwarna merah jambu dan setelan putih. Baru Jaehyun ketahui bahwa pemuda cantik itu datang untuk menemani sepupunya. Dan saat itu Jaehyun memutuskan bahwa patah hati bukan lagi untuknya karena sekarang dengan datangnya Jaemin dengan rambut merah mudanya itu hati Jaehyun langsung terasa sehat dan baik-baik saja.
Tapi Jaehyun bukan tipe orang yang akan langsung mendekati, terlebih ia telah disakiti sebelumnya. Ia melakukan obsevasi selama tiga tahun lebih dan baru benar-benar mendekati Jaemin ketika ia sudah benar-benar yakin. Dan baru ketika hari kasih sayang Jaehyun meminta Jaemin untuk menjadi kekasihnya dan ya, dia diterima. Baru beberapa bulan mereka berkencan dan baru beberapa bulan yang lalu Jaemin berulang tahun yang ke 20. Dan mereka terancam putus.
Jaehyun tidak mau.
Itulah yang tidak Jaemin ketahui. Yang otaknya bisa pikirkan bahwa Taeyong bukan tandingannya. Pria itu begitu berkharisma, baik, dan rupawan. Suaranya, kepribadiannya, semuanya menyenangkan.
Tidak sepertiku, pikir Jaemin.
Jadi akan lebih masuk akal kalau Jaehyun berlari mengejar Taeyong daripada diam di tempat dengannya. Dia bukan apa-apa.
Jaemin diam sejenak memandangi kekasih tampannya itu. Dia begitu beruntung bisa memanggilnya sayang kapan pun dia mau. Pria besar itu terlihat sedang mengatur napasnya. Jaemin tahu kesayangannya itu sedang frustasi. Wajah tampannya memerah dan bahkan dari jarak ini Jaemin tahu mata Jaehyun berkaca-kaca.
"Aku.. aku tidak tahu."
"Apa yang tidak kau ketahui? Katakan, aku sebisa mungkin akan menemukan jawabannya untukmu," Mohon Jaehyun sambil bersimpuh di hadapan Jaemin. Menggenggam erat kedua tangan hangat milik Na Jaemin. Dia tersenyum melihat Jaemin tidak menepis tangannya.
"Aku tidak tahu apa aku akan menang jika bertanding dengannya untuk merebut hatimu. Kalian terlihat sangat serasi bersama. Membuatku sadar bahwa kau terlalu baik untukku. Kau bagaikan mimpi untukku Jeong Jaehyun." Ucap Jaemin sedih. Tangannya menangkup wajah halus milih Jaehyun. Mengelusnya sayang.
"Kau bahkan memegang kendali atas hatiku, Na. It beats only for you. Aku sangat mencintaimu. Sangat. Sangat. Sangat. Sampai rasanya aku gila karenamu." Jaehyun memandangi kesayangannya sekali lagi. Dari jarak sedekat ini tampak sudah mata berkaca-kaca Jaemin yang mungkin saja akan melepaskan butiran-butiran bening itu.
Sejujurnya bagi Jaehyun, Jaemin terlihat sangat amat cantik saat ini. Jika tidak mengingat keadaan saat ini, mungkin mereka akan berakhir melakukan kegiatan yang lain.
Tapi Jaehyun tetaplah Jaehyun. Dia mendekatkan wajahnya pada sang kekasih. Mencari bibir yang saat ini terlihat sangat merah dan cantik. Dia tersenyum kecil ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir Jaemin. Ia melumat bibir itu sayang. Menyalurkan segala rasa yang keduanya sulit untuk diungkapkan.
Keduanya melepaskan ciuman singkat itu dan memandang satu sama lain, "Kau cantik. I love you."
"I love you. Maaf aku harusnya mendengarkan penjelasanmu dengan kepala dingin."
"Tak apa. Kau hanya cemburu. Kalau aku adalah kau mungkin mantan kekasihmu akan berakhir babak belur." Jelas Jaehyun diakhiri dengan tawa darinya dan dihadiahi tatapan tidak percaya dari Jaemin. "Terimakasih sudah mempercayaiku dan maaf atas kejadian ini. Akan kupastikan aku melemparnya kalau ini terjadi lagi. You mean a lot to me, love."
Jaehyun mengecup bibir kekasihnya sekali lagi dan tersenyum.
"You mean the world to me too, Jeong Jaehyun."
🎈🎈🎈
Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
FanfictionOneshot love story for NCT with Jaemin centric. BxB only 🤗 Jaemin x all