Let's Love (Sungna)

7.8K 462 36
                                    

Siang hari ini, Sungchan sedang mengisi perut kosongnya yang sudah berontak minta diisi sejak pagi tadi. Sungchan akui, mengambil kelas pukul 7 pagi bukanlah sebuah keputusan yang bijaksana. Dia saja baru menghadiri dua kali pertemuan dari lima kali pertemuan yang sudah terlaksana. Kesempatan absennya sudah terpakai habis. Setelah ini, pemuda dengan tinggi 182 cm itu harus bersusah payah memikirkan alasan apa yang akan ia pakai kalau-kalau ia kesiangan lagi.

"Jus jeruk disiang yang panas memang paling sempurna," Ucap pemuda kelahiran 2001 itu pada buku-buku paket manajemen dengan tebal hampir 5cm itu. Dosennya hari ini sedang dalam suasana hati yang buruk sehingga meminta semua yang ada dalam mata kuliah tersebut untuk merangkum pengetahuan manajemen dasar.

Sungchan mau menangis saja rasanya. Tapi ia tahan. Kata bunda, "men don't cry."

"Permisi," Sapa pemuda dengan rambut yang ia yakini terlalu banyak melakukan bleaching. Warnanya sangat amat tidak natural untuk pribumi sepertinya. Tapi Sungchan tidak keberatan, pemuda di hadapannya ini terlihat begitu menawan dengan warna silver. Sungchan sedikit banyak terpesona melihatnya.

"Ya?" Jawab Sungchan sekenanya. Tiba-tiba saja jiwa sosialnya menciut dan hilang entah kemana sehingga hanya ya yang mampu keluar dari mulutnya.

"Apakah kursi ini kosong?" Tanyanya sambil menunjuk kursi kosong yang ada dihadapan Sungchan. Tiba-tiba saja Sungchan merasa excited mendengar pertanyaan pemuda asing itu. Pemuda bersurai coklat muda itu mengangguk dengan senyuman di wajahnya yang lalu dibalas seringaian lebar dari yang lain.

"Perfect! Bolehkah aku mengambilnya?" Tanya pemuda itu dan seketika itu pula senyum di wajah Sungchan perlahan-lahan memudar. Ia kira, kisah cintanya akan dimulai hari ini. Ternyata, pemuda itu hanya menginginkan kursi kosong di hadapannya. "Temanku berada di sana dan hanya aku yang belum dapat kursi." Jelas pemuda asing itu lagi.

"Ya tentu saja, ambillah."

🧩

"Kau harus ikut denganku, Sungchan!" Perintah sahabat Sungchan— Zhong Chenle, di telinganya. Sudah sejak dua minggu yang lalu, Chenle memaksanya untuk ikut ke acara showbiz anak-anak seni rupa. Sejujurnya, ia akan datang menemani Chenle kalau dia memiliki waktu luang tapi ia tidak punya.

"Aku sibuk, Chenle. Ajak saja yang lain. Temanmu 'kan bukan hanya aku," Tolak Sungchan malas, ia masih fokus dengan tugasnya sebagai impostor dalam permainan Among Us.

"Itu hari Sabtu, Sungchan. Aku tau kau tidak melakukan apapun di hari Sabtu!" Debat Chenle tak mau kalah. Sedangkan Sungchan yang perhatiannya terbagi dua tak terlalu ambil pusing.

"Exactly! Aku sibuk tidak melakukan apapun dihari Sabtu." Jawaban itu dapat balasan berupa jitakan sayang di kening Sungchan dari Chenle. Dan itu berhasil membuat Sungchan mengaduh kesakitan dan meninggalkan tugasnya untuk mengelus-elus keningnya yang sekarang mungkin sudah memerah.

"Sakit, Zhong!" Chenle tentu saja tidak peduli mendengar keluhan Sungchan.

"Ayolah, aku bayar tiket masuknya."

"Untuk apa aku datang kalau, satu, aku tidak kenal satu pun anak seni rupa. Dua, aku hanya akan menjadi obat nyamuk untuk kau dan Jisung. Lebih baik aku tidur saja."

"Ayolah, kakak sepupu kesayangan Jisung akan menampilkan sesuatu di sana. Dan Jisung mengajakku untuk datang membawa sebanyak mungkin teman yang aku punya untuk melihat lukisa sepupunya. Ya? Akan kubelikan makan siang untukmu selama seminggu."

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang