I Won't Tell A Soul (Pt. 2)

2.4K 221 8
                                    

Taeyong kira kisah cintanya dengan Na Jaemin akan berakhir bahagia.

Dengan ia yang menunggu Jaemin berjalan menuju altar dengan setelan mahal berwarna putih atau hitam- Taeyong berharap Jaemin memakai warna merah muda karena pemuda itu terlihat berlipat-lipat mempesonanya dengan warna itu. Tak lupa juga dengan sebuket bunga baby breath yang sempat Jaemin sebut didaftar keinginannya saat menikah.
Jaemin bilang ia ingin menikah disebuah gereja yang dihiasi ornamen sederhana berwarna putih atau merah jambu; Jaemin sekali, pikir Taeyong waktu itu. Namun keinginannya berganti setelah melalui beberapa diskusi, Jaemin memilih gedung tua bergaya Eropa yang letaknya di pinggir kota.

"Karena gedung ini indah hyung dan kita bisa langsung melihat pantai," Jawab Jaemin ketika ditanyai alasan memilih gedung tua yang bisa dibilang tidak terurus lagi untuk menjadi gedung pernikahan. Tapi Taeyong tidak sedikit pun ragu dengan pilihan Jaemin.

Terbukti dengan disulapnya tempat ini menjadi gedung yang layak dan pantas untuk dijadikan tempat pemberkatan pernikahan. Bunga lili putih menghiasi dinding yang hanya sebagian dilapisi semen. Tak ketinggalan pita merah jambu menggantung anggun disampingnya. Taeyong tersenyum memandangi dekorasi bangunan ini. Taeyong pikir Jaemin benar-benar mewujudkan pernikahan impiannya.

Ya, Taeyong kira ia yang akan membantu Jaemin mewujudkan pernikahan impiannya. Namun perkiraannya dihancurkan dengan undangan sederhana tapi manis yang Johnny bagikan padanya dua bulan yang lalu.
Butuh segala kewarasan yang tersisa dalam dirinya untuk membuka, membaca, dan menyadari bahwa Jaemin benar-benar menyerah dengan hubungan ini.

Taeyong teringat, ia menangis sesenggukan di sudut ruangan latihan dengan Kick It sebagai background music. Pemuda berwajah bak anime tersebut bersyukur ia memilih tinggal untuk berlatih daripada mengikuti teman-temannya untuk makan di restoran seberang jalan.
Dalam hidupnya, Jaeminlah yang pertama dalam segala hal. Cinta pertamanya, seks pertamanya, ciuman pertamanya, kecurangan pertamanya, serta kehancuran pertamanya.

Setelah itu ditemuilah Jaemin dengan wajah sembabnya. Sesenggukan Taeyong bertanya tentang kebenaran undangan yang ada ditangannya dan Jaemin hanya sanggup mengangguk kaku.

"Kenapa?" Lirih Taeyong yang saat itu mempercayakan beban tubuhnya pada tembok rumah Jaemin. "Kenapa menerima lamarannya?"

"Karena aku mencintainya."

"Dan bagaimana denganku, Nana?"

"Hyung-"

"Apa kau bahagia dengannya?" Jaemin mengangguk ragu-ragu. Dan saat itulah Taeyong tahu bahwa ia akan selalu merasa iri pada Johnny.

🌈

Lonceng tanda pengantin pria akan memasuki ruangan sudah berbunyi. Entah harus bagaimana Taeyong mengatur detak jantungnya. Tak lama, cinta dalam hidupnya nampak begitu luar biasa dengan tuxedo berwarna baby pink dengan rambut hitam pekat yang ditata keatas. Pemuda Na itu berjalan dengan gagahnya dengan tangan kirinya menggenggam sebuket bunga Baby Breath dan yang lain memegang tangan sang kakek. Taeyong tidak bisa menahan air mata yang sudah ia tahan sedari tadi.

Cintanya terlihat begitu bersinar- Taeyong bahagia melihatnya. Dengan cepat ia mengambil sapu tangan pemberian Jaemin yang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga. Menghapus air mata yang begitu lancar terjun dari kedua matanya.

"Wah lihat Jaemin begitu manis, cocok sekali mereka berdua ya."

"Iya! Lihatlah Johnny sampai meneteskan air mata melihat pengantinnya."

"Mereka begitu mencintai satu sama lain." Mau tak mau ucapan itu yang Taeyong dengar dan entah kenapa dadanya menjadi sangat sesak.

Pandangan Taeyong tak pernah lepas dari pemuda yang sebentar lagi mungkin saja akan mengganti nama keluarganya. Kakek Na mencium pipi Jaemin sebelum menyerahkan Jaemin pada Johnny. Pemuda yang lebih tinggi sempat membisikkan sesuatu yang berhasil membuat telinga seorang Na Jaemin memerah.

Ah, Taeyong iri.

Seorang pendeta memasuki ruangan dan dengan lantang menanyakan kesiapan dan sumpah janji kedua mempelai. Yang dijawab keduanya dengan jawaban singkat, "I Do."
Taeyong tersenyum kecut ketika giliran Jaemin menjawab. Pemuda itu begitu yakin dan lantang.

Semua orang tersenyum lega mendengar itu. Kemudian datang pertanyaan pendeta, "Apakah ada salah satu dari saudara yang merasa keberatan dengan pernikahan ini?" Taeyong mendongak dengan cepat mendengar itu. Seperti tamanan layu yang disiram air. Tiba-tiba Taeyong memiliki pengharapan untuk bersanding dengan Jaemin.

Taeyong menimang-nimang, haruskan ia membatalkan pernikahan ini dan berakhir bahagia dengan Jaemin. Ataukah ia diam saja dan memendam perasaan ini sampai entah kapan. Otaknya sudah sepakat bahwa ia akan menjadi egois sekali lagi namun ketika ia melihat wajah bahagia Jaemin serta ucapannya yang lalu Taeyong hanya menggeleng pelan dan berlirih pelan sebuah kata, "No."

Dan pada akhirnya Taeyong mengalah dan melepas cintanya. Biarlah patah hati serta ketidakrelaan hatinya hanya ia yang rasa.

🎈🎈🎈

Merry Christmas for those who celebrates it and thank you!

Also, get well soon Taeyong 💚

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang