R U Mine? (Markmin)

5.5K 380 13
                                    

Mark menatap pemuda berambut pirang yang saat ini tengah tertidur lelap di sisinya. Bulu mata yang hitam panjang berbaring cantik di atas pipi putih yang akan sedikit kemerahan jika terkena panas atau jika si pemuda merasa malu.

Pukul 10 kemarin malam, Jaemin datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dengan kemeja satin berwarna merah maroon yang kedua kancing atas yang sengaja tidak dikancingkan. Dilengkapi dengan skinny jeans hitam yang memeluk erat kaki jenjangnya.

Sexy. Pikir Mark semalam.

Tentu saja kedatangan tak diundang Jaemin mengejutkan Mark, pasalnya semenjak siang Jaemin tidak bisa dihubungi. Mark mencoba mengirim pesan tapi tidak ada balasan satu pun, saat ditelpon pun tidak diangkat. Mark dibuat uring-uringan seharian. Tidak biasanya Jaemin seperti ini. Paling lama satu atau dua jam tanpa kabar.

Rasa resah dan khawatir Mark terhapus dalam sekejap ketika Jaemin menatapnya dengan pandangan polos serta wajah cantiknya telah dihias sedemikian rupa hingga pemuda yang satu tahun lebih muda darinya itu terlihat sangat cantik. Eyeshadownya yang berwarna peach ditimpa dengan eyeliner coklat yang membuat matanya terlihat besar dan tegas namun juga lembut diwaktu yang sama. Tak lupa blush on pada pipinya yang akhir-akhir ini menjadi sangat tirus di mata Mark. Dan juga, oh God, Mark sangat suka yang satu ini— lip gloss di bibir merah mudanya.

Siapa Mark untuk menolak kehadiran Na Jaemin di apartemennya?

Jika kalian mengharapkan penjelasan dari si cantik, Na Jaemin, maka selamat kalian pasti akan kecewa.

Jaemin tidak menjelaskan pada Mark alasan ia menghilang seharian dari pandangan Mark. Mark, pemuda yang besar di Kanada, itu pun juga tidak mengeluh. Bahkan sejujurnya Mark tidak mengharapkan penjelasan dari Jaemin. Hanya saja, mungkin, sebuah penjelasan akan menyenangkan hati Mark yang telah dibuat resah seharian.

Malah pemuda Na itu tiba-tiba saja mencium Mark sesaat setelah Mark mengunci pintu. Ciuman Jaemin begitu menuntut dan terkesan terburu-buru bagi Mark.

Tapi, lagi-lagi, siapa Mark untuk menolak?

Dengan sigap, Mark mengambil alih ciuman itu. Menuntun tangan Jaemin yang semula menangkup wajah Mark untuk kemudian melingkar di pundaknya. Tangan Mark sendiri sudah menjelajah di sekujur tubuh Jaemin seolah-olah ini kali pertamanya melakukan ini.

Kegiatan dua pemuda itu kemudian berpindah di atas sofa hitam Mark yang lalu diikuti dengan desahan, lenguhan, serta erangan dari keduanya.

Sungguh, bagi Mark, Jaemin terlihat sangat cantik dengan air mata yang merusak eyelinernya. Mark could do this all day if Jaemin wanted to.

Jadilah keduanya dalam keadaan ini. Mark merengkuh Jaemin kedalam pelukannya. Dapat Mark rasakan hangatnya tubuh Na Jaemin meskipun tanpa balutan apapun.

Pemuda bermarga Lee itu mengusap sayang rambut Jaemin ketika ia merasakan pemuda itu bergerak merasa terganggu, "Tidurlah, love. Masih terlalu pagi untuk bangun." Jaemin bergumam mengiyakan yang lalu dibalas kecupan di dahinya oleh Mark.

🌈

Mark menyukai Jaemin. Sangat amat menyukai sebenarnya sehingga mungkin bisa dikategorikan sebagai cinta. Semua orang yang melihat caranya menatap Jaemin pasti akan langsung setuju. Mark menatap Jaemin seolah-olah Jaeminlah yang menggantung bintang-bintang di langit malam. Seolah-olah Jaemin telah menyelamatkan orang-orang kelaparan di dunia ini.

Mark mencintai Jaemin. Ia baru sadar akan kenyataan itu setelah sahabatnya, Haechan, menamparnya dengan kenyataan itu. Awalnya, seperti kesepakatan antara dirinya dan Jaemin, Mark kira ia tidak mungkin menyukai Jaemin apalagi mencintainya. Tapi perkiraan Mark salah. Saat ia dengan telaten membersihkan tubuh Jaemin dari sisa kegiatan mereka semalam, atau saat Mark lebih memilih menemani Jaemin berbelanja daripada belajar untuk kuis dari mata kuliah tersulitnya, atau saat ia pergi ke apartemen Jaemin tengah malam dibawah hujan deras karena Jaemin menelponnya dalam keadaan menangis karena anjingnya mati terserang kanker, atau saat ia muncul tanpa pemberitahuan di apartemen Jaemin hanya karna Jaemin merasa tidak enak badan— Mark kira itu semua hanya karena ia mencoba menjadi decent human being but apparently not.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang