Chapter 2

2.4K 52 12
                                    


Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu yang tak terlalu lama, tibalah mereka disebuah pusat perbelanjaan kota jakarta.

Setelah memarkirkan mobil yang mereka gunakan untuk ke mall di tempat yang sebenarnya, mereka kemudian memasuki pusat perbelanjaan tersebut.

Tujuan utamanya setelah memasuki pusat perbelanjaan adalah bioskop. Pikirannya perlu disuguki oleh berbagai macam hal selain kertas putih yang ia garisi sehingga membentuk suatu pola baju.

Yaps. Jika kalian ingin tau Ilona adalah seorang perancang busana lulusan Aalto Unuversity, Finlandia.

Ia menyelesaikan S1-nya diusia 22 tahun. Setelah menyelesaikan S1, Ilona kembali ke indonesia untuk memulai karirnya di tanah kelahirannya.

Di indonesia, ia mulai membuka toko butik yang digunakan untuk menyalurkan kemampuannya di dunia fashion tersebut.

Usaha yang ia jalankan selama 3 tahun dengan sedikit bantuan ayahnya sebagai promotor di perusahaannya berbuahkan hasil yang sangat memuaskan hati Ilona.

Diusianya yang menginjak 25 tahun Ilona sukses dikatakan sebagai sosok perancang busana muda. Namanya kini sudah sangat terkenal dalam dunia bisnis maupun fashion.

***

Setelah mengantri panjang untuk membeli tiket dan menunggu kapan film-nya akan diputar, kini mereka berdua sudah duduk manis. Ah bukan, Cuma Adrian saja yang duduk manis di tempat.

Berbanding terbalik dengan Ilona yang kini sedang memandang Adrian dengan tatapan membunuh.

Waktu pembelian tiket tadi Adrian lah yang mengantri ditempat pembelian tiket. Ilona ijin ke kamar mandi sebagai alasan karena ia melihat antrian yang lumayan panjang.

Dan kini ia menyesali tindakannya tadi untuk berpura-pura ke kamar mandi. Karena genre film yang dipilih Adrian adalah horror. Genre film yang sangat tidak ia sukai. Penyebabnya hanya satu Dia parnoan.

Mau tak mau dia harus tetap melanjutkan pandangannya ke arah layar hitam besar didepannya sana. Disaat pertengahan film sosok berambut panjang dengan wajah yang sangat menyeramkan muncul tiba-tiba didepan layar dan otomatis suara pada film-nya membesar.

"AAAAKHHH!!!" suara teriakkan Ilona menggema. Ia memeluk lengan Adrian dan menyembunyikan wajahnya di sana.
Napas Ilona tak beraturan, jantungnya berdetak tidak karuan, keringat dingin hampir sebesar biji jagung bermunculan di dahinya. Ia masih menyembunyikan wajahnya pada lengan Adrian sampai kejanggalan menghampiri dirinya.

Ini bukan bau Adrian, lengannya ga sebesar ini dan lembek.

"Kak?" panggil Adrian dari kursi sebelah.

Deg!
Jantung Ilona kembali berdetak tidak karuan, Ilona memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya mencari tau lengan siapa yang ia peluk.

Saat ia mendongak, matanya membulat penuh seakan-akan ingin keluar dari tempatnya.

"AAAAAAAKHHHHH!!!"

Ilona kembali berteriak. Tapi kini teriakkan nya menjadi pusat perhatian satu studio. Heran saja disaat film sedang terputar dan tidak memperlihatkan hantunya, seseorang didalam studio berteriak histeris seakan-akan sedang muncul hantu.

Ilona langsung saja berlari menuju pintu keluar diikuti Adrian dibelakangnya. Bayangkan saja, orang yang dipeluk Ilona adalah sosok lelaki seusia ayahnya berperawakan perut buncit, dan kepala botak menatapnya dengan senyuman genit. Sejak itulah Ilona lari keluar tanpa memperdulikan Adrian. Kejadian yang sangat memalukan.

I L O N A [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang