Chapter 5

1.3K 27 5
                                    

Happy reading^^

***


Satu bulan berlalu...

Satu bulan sudah terlewatkan setelah kejadian yang menguras habis kesabaran Ilona. Kini ia sudah mulai melupakan kejadian itu.

Saat ini Ilona sedang memantau kinerja para karyawannya. Jika kalian masih ingat soal pemesanan baju pengantin lalu, disinilah ia sekarang di ruangan khusus menjahit pakaian yang nanti akan dipajang di display/showroom. Tempat dimana pemajangan baju yang siap dibeli oleh para pelanggannya.

Jika dipikir-pikir pembuatan baju pengantin kali ini tidak membutuhkan waktu lama. Biasanya proses pembuatan baju pengantin yang modern maupun yang tradisional memakan waktu selama dua atau dua bulan setengah lamanya. Tapi kali ini Ilona sudah mentaksir hanya memakan satu bulan setengah saja, bajunya sudah siap.

Kalau dilihat, baju yang dipesan oleh pelanggannya modelnya cukup sederhana. Ditambah lagi bahan untuk membuat model bajunya mudah untuk didapat. Mungkin karena itu juga pembuatannya berjalan sangat cepat.

Dirasa cukup untuk pemantauannya. Ilona keluar dari ruangan menjahit menuju tempat menunggu yang dikhususkan untuk para pelanggannya menunggu.

Ilona tak kembali kedalam ruangan kerjanya. Sumpek ia lama-lama berada didalam ruangan kerjanya tersebut, jadi ia lebih memilih menuju ke ruang tunggu setelah selesai mengontrol para karyawannya.

Ilona pun duduk, Ia melihat Dewi -karyawannya- yang berdiri tak jauh dari tempat ia duduk. Sontak saja Ilona langsung memanggilnya.

"Dewi."

Merasa namanya sedang dipanggil, Dewi membalik badannya mencari siapa yang memanggil namanya. Dan ternyata atasannya.

Dewi menghampiri Ilona.
"Iya Bu? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dewi dengan sopan.

"Ga usah formal-formal kali, Wi. Sama mba juga."

Dewi mengangguk sekilas.
"Mm, tadi kenapa mba Ilona manggil saya?"

"Boleh buatin mba es jeruk ga? Mba perlu yang seger-seger nih, lumayan gerah hari ini."

Kata Ilona sambil mengibaskan tangannya guna memperoleh angin. Padahal diarea ruang tunggu sudah dipasangin AC yang otomatis udara di sana terasa dingin. Ada-ada saja.

"Boleh mba, tunggu sebentar ya mba. Saya buatin."

"Maaf ya, mba ngerepotin."

"Ngga kok mba, sudah jadi tugas saya. Saya kebelakang dulu ya mba."

Ilona mengangguk, setelah mendapatkan anggukan dari atasannya. Dewi langsung bergegas menuju pantry yang disediakan oleh fasilitas butik.

Tak berselang lama Dewi kembali dengan segelas es jeruk diatas nampan.

"Ini mba es jeruknya."

Dewi meletakan gelas yang diisi oleh perasan jeruk segar diatas meja yang berhadapan dengan Ilona.

"Makasih banyak ya, Wi."

"Sama-sama mba, saya balik kebelakang dulu ya mba."

Lagi-lagi dibalas dengan anggukkan, tapi kali ini disusul oleh lekukkan dibibir yang dipolesi oleh lipstik berwarna peach.

Setelah Dewi berpamitan untuk pergi kebelakang, Ilona langsung meneguk setengah es jeruk yang dibawa oleh Dewi.

"Ahh~ Segernyaa."

Ilona kembali meneguk es jeruknya. Memang hari ini lumayan gerah, walaupun Ilona duduk didalam ruangan ber-AC tapi entah kenapa ia bisa merasakan gerah di luaran sana. Terikat batin dengan alam.g

I L O N A [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang