Chapter 9

833 13 0
                                    

Happyy reading!^^

***

Setelah selesai mengantar Ilona kembali ke butiknya, Adrian tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan mengikuti Ilona untuk masuk kedalam butik.

Sembari menunggu Ilona membereskan barang miliknya, Adrian memutuskan menunggu Ilona di ruang tunggu yang tersedia dibutik kakaknya.

Demi mengatasi kebosanannya Adrian memutuskan untuk memainkan handphonenya. Tak berselang lama Ilona pun keluar dari ruang kerjanya.

"Na, mba pulang duluan ya. Nanti kamu aja yang tutup butiknya seperti biasa." kata Ilona kepada sang kepala karyawan, Rana namanya.

Rana mengangguk sebagai tanda meng-iya-kan.
"Siap mba, percayakan saja pada Rana."

"Yaudah, mba pergi dulu ya. Sampaikan ke yang lain mba pulang duluan." kata Ilona.

"Hati-hati dijalan mba, selamat sampai tujuan." Rana tersenyum.

"Makasi ya."

Ilona langsung saja menghampiri Adrian diruang tunggu.

"Ayo."

"Udah?" tanya Adrian.

"Belum, gue harus salto-salto sampe keluar butik dulu." sembur Ilona.

Tanpa menunggu Adrian membalas perkataannya, Ilona lebih memilih berjalan meninggalkan Adrian.

Adrian yang melihat kelakuan kakaknya hanya diam sembari melongo.

Lagi dapet apa gimana? batin Adrian bertanya-tanya.

Adrian langsung saja menyusul Ilona, dan bergegas untuk pulang.

***

Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam. Malam ini dikediaman Admajaya setelah makan malam semua keluarga berkumpul diruang televisi seperti biasanya.

Entah duduk untuk menonton siaran berita ataupun sekedar duduk menunggu makanan yang dari leher meluncur ke perut. Istilah orang dulu.

Saat sedang asik memfokuskan pandangan ke televisi sang ratu rumah lebih dulu membuka suara.

"Kak, besok temenin bunda mau?" tanya Bunda Rini.

"Kemana, Bun?" Ilona balik bertanya.

"Hang out, mau? Harus mau pokonya. Udah lama ga jalan-jalan bareng."

Ilona hanya mengangguk saja sebagai tanda mengiyakan.

"Yasudah, kebetulan Ilon besok jadwalnya ga numpuk-numpuk banget jadi boleh lah."

"Kebiasaan para perempuan ya gini." Adrian mencibir.

"Kenapa mau ikut juga lo? Biar tau gimana rasanya jadi perempuan."

"Ga ah ribet." jawab Adrian

Setelah mendengar perkataan Adrian, Ilona langsung saja tanpa babibu menimpuk Adrian dengan bantal sofa.

"Makan tuh ribet!"

Ayah dan Bunda-nya hanya tertawa saja melihat tingkah absurd putra-putrinya. Padahal dari usia mereka sudah pada dewasa tetapi terkadang tingkah mereka seakan-akan menjelma sebagai anak kecil.


[ Batas ] - [ Normal ]




Maaf ceritanya makin kesini makin pendek isinya (╥﹏╥).
Aku bener-bener minta maaf banget karena isi ceritanya makin pendek hiks (╥﹏╥).
Lagi ga ada mood nulis, makanya pendek. Tapi aku usahakan alurnya tetap jalan, ga keluar jalur (╥﹏╥).

Oke trima kasih bagi yang udah mau mampir baca cerita Ilona
( *¯ ³¯*)♡

I L O N A [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang