Chapter 3

1.9K 47 9
                                    

***

Hari senin. Hari dimana semua umat manusia penghuni muka bumi mulai melakukan aktivitas mereka kembali setelah libur pada weekend kemarin.

Sama seperti yang lainnya, Ilona kini pun sedang bersiap-siap dengan menggunakan setelan blazer dan pencil skirt yang senada, high heel yang melindungi kaki cantiknya, rambut yang digerai begitu saja menambah aura kecantikannya. Penampilan yang akan menemaninya saat kunjungan rutin pada butiknya.

Sebenarnya Ilona bisa saja memantau perkembangan butiknya di rumah melalui iPad yang ia punya. Tapi Ilona tak mau melakukannya. Katanya itu namanya sangat tidak profesional, memantau karyawannya beserta butiknya dari rumah. Jadi Ilona putuskan untuk turun tangan secara langsung untuk memantau butiknya beserta karyawannya yang bekerja di sana.

Setelah ia mengoleskan lipstik yang tidak terlalu menyala pada bibirnya, Ilona langsung menyambar sling bag yang akan ia bawa ke butiknya keluar kamar menuju lantai bawah.

Sesampainya ia dibawah. Ilona langsung bergegas menuju lantai bawah mengambil kotak sarapan yang ia buat sebelum berpenampilan seperti sekarang. Kotak sarapan yang ia buat isinya hanya dua buah sandwich dengan sekotak susu W*P. Selesai berpamitan kepada kedua orang tuanya Ilona langsung menuju mobilnya untuk segera berangkat ke butiknya.

Ilona tiba di butiknya pada pukul 09.00 pagi, ia berangkat dari rumahnya pukul 08:15. Perjalanan yang ditempuh memakan waktu selama 45 menit dari rumahnya menuju butiknya.

Waktu tiba di butiknya Ilona disambut ramah oleh karyawan-karyawannya yang sudah lebih dulu tiba di butiknya. Kenapa karyawannya lebih dulu tiba di butiknya dari pada dia? Itu karena Ilona mempercayakan kepala karyawannya di butiknya yang memegang kunci cadangannya. Jadi itulah mengapa karyawannya bisa masuk lebih dulu dari pada Ilona.

Setelah membalas semua sapaan karyawannya, Ilona langsung bergegas masuk kedalam ruangan kerjanya.

***

Jam sudah menunjukan angka pukul dua belas lewat lima belas menit. Ilona enggan untuk bangkit dari kursi kerjanya, matanya masih fokus pada iPad ditangan. Bukan untuk main-main, Ilona sedang membuat sketsa baju pengantin yang baru dipesan oleh pembeli nya  beberapa jam lalu.

Sebenarnya Ilona masih punya banyak stok baju pengantin baik yang modern maupun yang tradisional. Tapi ini demi kenyamanan dan kesenangan hati pembelinya, Ilona menuruti semua keinginan sang pembeli. Pembeli adalah raja, bukankah benar?

Ilona masih saja memfokuskan pandangannya ke arah iPad. Sampai salah satu karyawan yang lumayan dekat dengan Ilona datang masuk kedalam ruangannya. Tanpa permisi Irna langsung duduk didepannya.

"Astaghfirullah, Na! Bikin kaget mba aja kamu! Udah gitu masuk ga ketuk pintu lagi." ketus Ilona sambil mengusap dadanya

Si muda yang di tegur hanya menyengir saja.

"Hehehe... Abisnya mba sibuk banget kayanya, aku juga tadi udah ngetuk pintunya tapi mba ga denger." ujar Irna sambil memajukan bibirnya.

"Ga usah maju-majuin bibirnya, bukan kelihatan cantik malah mirip kaya bebek kamu."

"Mba mentang-mentang cantik, sekate-kate banget ngatain Nana. Nana juga cantik tau." Irna melipat tangannya didepan dada dan memalingkan wajahnya dari Ilona.

Ilona yang mendengar perkataan Irna hanya terkekeh.

"Iya cantik kok." Ilona tersenyum "Cantik kalau diliat dari radius 50km." sambungnya.

Irna makin kesal terhadap Ilona, saking keselnya wajahnya ia tekuk. Ilona hanya tertawa melihat wajahnya Irna yang ia tekuk sedemikian rupa.

"Ohiya mba! Aku baru inget!" pekik Irna, Ilona terlonjak kaget untuk kedua kalinya.

I L O N A [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang