Chapter 1

4.5K 64 16
                                    

Halooo guys^^
Ini cerita pertamaku, eh ga deng cerita kedua tapi ku anggap pertama. Karena cerita pertamaku yang sebelum ini aku hapus karena ga ngeh dihati sama pikiran hiks
(╥﹏╥)
Makanya cerita sebelumnya aku hapus.
Kali ini aku pastikan ga aku hapus lagi kaya cerita sebelumnya. Semoga kalian suka hshshs.

Jangan lupa selesai baca vote+komennya keyy.

Happy reading!!!

***


Pagi ini tak secerah hari kemarin. Karena pagi ini hujan dengan derasnya turun mengguyur kota jakarta, kota metrapolitan dengan urutan kedua terbesar di Asia Tenggara.

Hujan yang turun membuat sang mentari enggan untuk menampakan dirinya untuk menyinari sang bumi. Seakan mentari memberikan ijin untuk Sang hujan untuk lebih dulu mengawali pagi manusia dengan turunnya ia. 

Ditambah, turunnya hujan bertepatan dihari weekend. Hari dimana semua manusia beristirahat sejenak dari hiruk pikuk kota, beristirahat sejenak dari kertas-kertas putih yang dicoret dengan tinta hitam dengan bertumpuk manis dibalik meja kerja, atau beristirahat dari aktivitas lainnya yang diambil dari hari Senin-Jum'at.

Bagi seluruh manusia penghuni bumi, weekend adalah waktu yang sangat tepat untuk bermalas-malasan. Tidur malam diatas jam 12, dan bangun pukul 12 siang. Itupun dengan dibantu oleh suara merdu sang ratu rumah.

Tapi tidak untuk sesosok gadis, ah bukan. Dia bukan gadis, tetapi sesosok wanita yang di usianya sekarang sudah sangat matang untuk membina sebuah rumah tangga yang hangat.

Dia, Ilona Admajaya. Wanita dengan usia 29 tahun pada bulan september tanggal 23 lalu, wanita dengan karir yang sangat bersinar terang. Dan seharusnya pada usia yang sekarang ia sudah berkeluarga dan mempunyai satu orang anak yang manis atau tampan.

Tapi tidak berlaku untuk sosok yang sedang bercumbu mesra dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya dikala tetesan hujan berjatuhan dengan ganas diluar sana. Ilona masih sibuk bergulung mesra dengan selimut, seakan-akan kasur yang ia tempati bersekongkol dengan selimut agar dia enggan untuk bangkit.

Sebenarnya bukan itu penyebabnya sang selimut dan kasur bersekongkol agar ia tak bangun. Ilona hanya enggan bangun karena ujung-ujungnya ia akan bertemu dengan ayah dan bundanya dimeja makan atau tidak diruang televisi dengan pembahasan yang itu-itu saja dan membuat mood Ilona ambruk seketika. Sepertinya tadi malam pembahasan itu kembali diungkit.

-Flashback On-

Setelah menyelesaikan makan malam Ilona beserta keluarganya yang terdiri dari sang kepala keluarga Herdy Admajaya. Seorang pengusaha sukses dengan membangun sendiri usahanya dari nol,  pendamping sang kepala keluarga Rini Admajaya sekaligus ratu rumah, dan sang adik yang hanya beda 4 tahun dari Ilona yaitu Adrian Admajaya.

Sudah menjadi peraturan keluarga Admajaya, Ilona bahkan dengan Adrian sudah didik dari sang ayah bunda bahwa selesai jam makan malam jangan langsung masuk kamar. Tapi lanjut untuk mengobrol ringan seputar hari-hari yang mereka jalani di ruang televisi.

Dan saat ini mereka berada tepat diruang televisi. Saat pandangan mereka terfokus pada layar datar dihadapan mereka, sang bunda yang pertama kali membuka suara selain suara televisi.

"Kak, kapan kamu bawa calon mu kerumah?" kata Bundanya

Ilona yang sudah tau kemana arah pembicaraan hanya menjawab sang bunda dengan perkataan yang ogah-ogahan, contohnya.

I L O N A [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang