Dendam

37 6 0
                                    

"silahkan masuk" sambut mama brayn

Sarah dan kakeknya tersenyum namun ketika mata sarah dan brayn bertemu tampak seketika senyuman di wajah cantik sarah hilang, mungkin sarah juga tidak tau kalau teman kakeknya adalah ayah brayn

"aduhh cantik sekali" puji mama brayn

"makasih tante, tante juga awat muda" jawab sarah

Ibunya tersipu malu dan brayn melihat kalau kakaknya jeson sepertinya tertarik pada sarah

"jeson" jason memperkenalkan diri dan ingin berjabat tangan

"sarah kak" jawab sarah

"brayn" kata brayn menatap sarah dengan tatapan sinis

"yaudah masuk yuk" mama brayn mempersilahkan sarah dan kakeknya

Mereka pun masuk dan makan di meja makan sambil ngobrol masalah bisnis
di sana brayn dan sarah seperti tidak saling mengenal, padahal kursi mereka berhadapan, kakeknya yang mulai memperhatikan brayn, yang seperti tidak berbaur dengan mereka malam ini.

"brayn kenapa diem aja dari tadi" tanya nya

"ahh brayn memang agak pemalu kalo ketemu orang baru" jawab mama brayn

"ohh anaknya kalem ya" katanya sambil tertawa

Sarah yang sedang makan tiba tiba tersedak saat kakeknya bilang itu.

"kenapa? " tanya kakeknya sembari menepuk nepuk punggung sarah

"gak apa apa" jawab sarah sambil mengambil minum

"sarah gpp? " tanya jeson

"iya kak" jawab sarah yang kemudian menatuh lagi gelasnya

Jeson sering keciduk curi curi pandangan pada sarah

"btw sar, kamu suka steak? " tanya jeson lagi

"suka kak, tapi aku lebih suka sama spicy food" jawab sarah

"cobain ini dah" kata jeson sambil menaruh ayam dengan balutan bumbu saos di atas pirang sarah

"ini apa kak" tanya sarah lagi

"ini chicken chilisause, bibi yang ngurus kami dari kecil yang buat ini, rasanya tuh pedes banget tapi nagih dan enak kamu harus coba" rekomen jeson

Sarahpun mencoba makanan itu, dan saat ia memakannya yang melihat kalau sarah begitu menikmati makanan itu, sampai sampai dia tidak sadar kalau nasinya telah habis. Yang lain nya tertawa melihat tingkah sarah kecuali brayn.

"jeson tau banget selera sarah" gurau papa brayn

"jeson beda 5 tahun dari sarah tapi mereka kelihatan cocok sekali" sambung ibu brayn

"iya jeson juga pintar dan tampan apa kita jodohin aja" gurau kakek sarah

Mereka semua tertawa jason tersipu malu dan sarah hanya terseyum sedangkan brayn hanya makan makan dan terus saja makan.

"besok sarah ada acara gak? " tanya jeson

"besok aku ada les kak" jawab sarah

"padahal kakak pengen ngajak kamu ke resto spicy food yang enak banget punya teman kakak"

"emmm ntar aku pikiran kak"

"wah pa kayaknya anak kita bentar lagi punya pacar" kata mama brayn sembari menepuk pundak papa brayn

"iya mah, kita langsung lamar aja kalo jeson punya pacar kayak sarah" sambung papa brayn

Suasana begitu seru banyak obrolan dan tawa canda, Disana jason benar benar keliatan kalo dia naksir pada sarah, brayn melihat itupun merasa lucu dan akhirnya senyum senyum sendiri

"lo kenapa ada yang lucu? " tanya jeson pada brayn

"gak ada gue cuman geli" seketika brayn mengheningkan ruangan itu

"maksud lu apa" tanya jeson yang mulai terlihat emosi

Namun mama brayn berusaha untuk menenangkan jeson mengingat mereka disana punya tamu
Sarah dan kakeknya seperti tidak enak hati berada di situasi itu

"sarah temen gue" jawab brayn

Sontak pernyataan brayn membuat seisi ruangan geger pasalnya brayn dan sarah belum bertegur sapa mulai dari awal sampai sekarang dan bagaimana bisa brayn bilang kalau sarah adalah temannya

"teman satu sekolah" jawab sarah ragu

"bukan cuman satu sekolah sar, gue nganterin lo pulang kemarin jangan bilang lo lupa" sambung brayn

"ohh kenapa tadi gak ngobrol kalau kenal" tanya kakek sarah

"aku sama sarah lagi marahan om" jawab brayn

"oh ya karena apa" tiba tiba mamanya pun ikut penasaran

"tadi sarah ngambek aku deket sama cewe lain" kata brayn samberi tersenyum picik pada sarah

"enggakk kok" cela sarah

"ohh ya? " kata brayn dengan tatapan dan senyuman pada sarah yang kehilangan senyum di wajahnya

Suasana yang tadi hangat tiba tiba berubah jadi kikuk

"emm pak reza gimana kalo kita bicara bisnis di ruangan saya, biarin anak anak pada ngobrol biar deket" kata papa brayn yang berusaha mengalihkan perhatian

Jeson, ayah ibunya dan kakek sarahpun pergi ke lantai atas meninggalkan sarah dan brayn di meja makan. Brayn benar benar tidak punya raut muka penyesalan sama sekali setelah apa yang dilakukannya pada sarah

"bibir lu gak luka" tanya brayn

Sarah hanya diam sambil terus memakan makanan di meja

"itu merah merah di dalem bibir lo, bedarah gara gara tadi ya" brayn mengejek ombre lips sarah

"ehh lu bisa diem gak sih"

"akhirnya lu ngomong juga"

"gak tau malu banget sih lu tadi ampir bunuh gue tiba tiba ngaku jadi temen"

"emang gue bunuh lo, engga kan"

"lu bener bener psikopat ya"

"kalo gue emang psikopat gue gak bakal biarin lu idup tadi tau gak"

"kalo maksud lo ini bcanda, gak lucu tau gak"

"gue juga gak bilang kalo gue bcanda"

"gak waras, ini terakhir kalinya gue mau ngomong ama lu"

"hah"

"gue gak ngelaporin apa yang udah lu lakuin ke gue sama zayn, anggep aja ini bales budi gue karena lu udah nolongin gue kemarin, dan sekarang gue gak ada utang budi lagi sama lu"

Brayn berdiri dari tempat duduknya dan duduk di kursi yang berdekatan dengan sarah, tentu itu membuat sarah takut karena disana hanya ada mereka berdua, dan juga banyak garpu tajam di meja di saat ini dia mulai membayangkan hal yang tidak tidak.

" bagus kalo lo inget utang budi" kata brayn

Sarah tidak tau lagi ingin berkata apa dia lekas berdiri dari kursi menuju tangga untuk menyusul kakeknya namun tiba tiba brayn menghalanginya.

"kenapa lu ninggalin gue? " tanya brayn

"urusan kita udah selesai dan gue tadi udah bilang kalo ini terakhir gue mau ngomong ama lu" jawab sarah

"sebenernya gue butuh bantuan lu"

"dan gue gak mau bantu lu" kata sarah sembari menepis tangan brayn dan berusaha pergi

Namun brayn menahannya lagi dan kembali bersikap kasar

"lu harus bantu gue atau lu tau akibatnya"

Between Me & You TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang