Bergonta-ganti pacar sebenarnya bukanlah hal benar untuk menikmati masa muda. Bagi Mark begitu, lain lagi jika menurut sudut pandang sang sahabat. Menurut Lucas si buaya hal itu sah-sah saja.
Riwayat pertama percintaan Mark sudah lama sekali berakhir. Waktu itu kelas 3 SMP dan tidak ada asyik-asyiknya sama sekali. Bagai burung dalam sangkar, bagai robot yang dikendalikan, tapi, pada akhirnya Mark mau mencoba lagi.
Lalu yang kedua terjadi saat kelas 1 SMA. Kandas pada hari ke-tiga belas.
"Apa kau mau jadi pacarku?" Mark meringis. Ini hal memalukan karena sebelumnya dia selalu jadi yang ditembak. Tapi apa boleh buat,
ini semua demi Mimi, siswi kelas sebelah yang sangat idaman.
Mimi lama sekali..
From: Mimi-Chan
Mark, bu Hanazawa memanggilku untuk konsultasi olimpiade. Ini hanya sebentar.
Mark menghela nafasnya. Menatap langit yang tak terlalu bersih di penghujung musim gugur ini.
Apa setelah menyatakan perasaan pada Mimi nanti, mereka bisa bersama dan akan makan ramen panas berdua? Astaga, pasti akan menyenangkan.
Mark dengan Mimi itu sebenarnya jarang menyapa meski Mark sudah tertarik cukup lama. Sekitar, umm—2 bulan?
Dan powerbank milik Mark yang tidak sengaja tertinggal di rumah Mimi saat rapat OSIS membuat lelaki yang sempat lama tinggal di Kanada itu menyangka dewi fortuna berada dipihaknya.
Sedikit membersihkan tenggorokannya, Mark kembali berlatih...
"Ayo pacaran!"
Mark terlihat tidak puas dan berpikir lagi. Lalu saat merubah duduknya,
dingin,
ia menyentuh sesuatu yang dingin saat tangannya bertumpu di lantai.
Dengan perlahan, wajahnya ditengokkan ke kanan dan sesuatu yang membuatnya terkejut berada di sana,
maksudnya seseorang.
"Boleh juga."
Tatapan yang sedatar ucapannya membuat Mark kebingungan. Ini sungguh diluar rencana.
"Aku tak bermaksud begit—" Mark berhenti bicara saat ingatan dimana Lucas mengatakan sesuatu padanya meski itu hanya tebakkan.
'Nana itu sangat aneh, kan? Selain seragam sekolah, semua yang dia pakai berwarna hitam. Juga gelang, tindik, dan jepit rambut. Dia tak banyak bicara dan saat perkemahan dia bilang ada makhluk halus yang menculik salah satu siswi di hutan dan itu benar terbukti saat siswi itu membuat pengakuan. Bagaimana kalau dia itu dukun? Bisa jadi, kan?'
Semula itu terdengar seperti bualan, tapi dalam situasi seperti ini Mark tiba-tiba menjadi gentar terlebih gadis misterius itu terus menatapnya tanpa emosi.
"A—aku lebih suka itu—backstreet."
"Aku mengerti."
Gadis berambut panjang itu berdiri, lalu berjalan meninggalkan atap dengan menyisakan tanda tanya bagi Mark. Apa yang terjadi tadi?
Apa—WHAT?
Bukankah Mark bilang dia lebih suka backstreet? Itu berarti dia dan si aneh itu berpacaran?
Astaga! Lain kali Mark tidak boleh terlalu berharap dengan dewi fortuna!
***
Mark
Nana
Mimi
Lucas
Holla. FF baru, nih. Rim mau liat gimana responnya, wkwk. Omong-omong kali ini latarnya Jepang, jadi nggak lokal.
Markmin shipper mana ini? T-T
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet | Markmin GS ✓
FanfictionTembakkan yang salah sasaran membuat kehidupan Mark jadi lebih merepotkan.