Semula cintanya mungkin hanya bertepuk sebelah tangan. Tapi kini aku menyambut tangannya dan menggenggamnya.
*
Nana tak begitu sempat memperhatikan betapa luas dan rapinya kamar ini dibandingkan kamar unit apartemennya karena ada hal lain yang memenuhi pikirannya.Jinjirou masih sangat tampan meski sehabis sakit.
Jinjirou tertawa kecil, sedangkan Mark sedikit mendengus atas kegugupan Nana. Gadis itu hanya menunduk dan memperhatikan lantai.
"Mana sikap tak tau malumu saat denganku biasanya?"
Nana mendelik, namun masih mengelus buku-buku jarinya. Perkataan Mark sering terdengar pedas.
"Jangan tegang begitu. Bukankah kau calon adik iparku?"
Mark melenggang santai ke arah Jinjirou dan meletakkan potongan buah hasil karyanya. Tidak buruk.
Memotong buah tidak begitu sulit.
Jinjirou berterimakasih dan mengambil piring berisi potongan apel dan memakannya. Ia tahu Mark tidak bisa bersikap lebih manis lagi semisal menyuapinya.
"Ada rekomendasi film? Selama pemulihan aku jadi ingin menonton film bagus. Aku sudah menonton beberapa dan membuatku berpikir untuk menjadi aktor."
"Kalau begitu aku jadi aktris."
Ckitttt
Laser merah seolah muncul dari tatapan tajam milik Mark. Demi apa, masih sempat-sempatnya orang yang gugup menyahuti semacam gombalan begitu.
"Kau tidak boleh di sini lama-lama. Tinggalkan saja orang sakit ini, kau kusekap di gudang bersama tikus."
"Jangan kasar begitu dengan Nana."
"..."
"Oh, jadi kau ingin aku menyebutnya adik ipar lagi?"
***
"Mark, aku hanya canggung, bukan gugup, kok. Jangan cemburu."
Mengetahui Nana menuturkan hal itu sambil tersenyum membuat Mark memicingkan matanya. Ia menghentikan tarikannya pada kerah baju Nana, berbalik menghadap gadis yang sudah kembali terlihat tak tau diri.
"Untuk apa aku cemburu? Aku jauh lebih bagus daripada si Jin itu."
"Katakan saja kau menyukaiku, kan, Mark?"
Mark tak mau meladeni pertanyaan itu. Setidaknya belum.
"Kita mau ke mana?" Tanya Nana begitu melihat tangan Mark membawa kunci mobil. Membayangkan pergi berdua di dalam mobil bersama lelaki keren dan menyebabkan itu membuat hati Nana sedikit berdesir menyenangkan.
"Pergi berdua denganmu ke Kutub Utara pun aku akan sangat senang."
"Tidak, simpan rasa senangmu. Kita hanya akan membeli bahan makanan yang identik dengan musim dingin agar Jinjirou cepat pulih dan tidak merepotiku."
"Oke."
***
Yang menyebalkan bagi Nana adalah mengapa berbelanja bahan makanan bersama Mark terasa sangat cepat. Bukan hanya terasa, tapi memang benar-benar sangat cepat. Padahal mereka berbelanja cukup banyak.
Mereka akan pulang dan Nana harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
Mark menoleh ke kursi penumpang di sampingnya saat pintu di tutup dengan kencang. Wajah Nana merengut dan selang beberapa saat ia melirik balik dari ekor matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet | Markmin GS ✓
FanficTembakkan yang salah sasaran membuat kehidupan Mark jadi lebih merepotkan.