Part Nine

2.1K 255 10
                                    

Pagi itu Johnny sudah berada di depan pondok Jaehyun. "Kau sudah siap, tukang tidur?"

Jaehyun tersenyum. "Ya."

Johnny menyeringai ke arahnya. "Ayo," ujar pria itu seraya meraih tas Jaehyun. "Kau bisa tidur di truk."

"Kedengarannya menyenangkan." Sambil menguap, Jaehyun mengikuti Johnny ke truk dan menaiki kursi penumpang.

Johnny meletakkan tas Jaehyun di dasar truk bersama dengan tasnya, lalu menyelinap kebalik kemudi dan menyalakan mesin.

Jaehyun bergeser mendekati Johnny dan menyandarkan kepalanya ke bahu pria itu. "Berapa lama perjalanan ke sana?"

"Sekitar dua jam. Tidurlah."

Pemuda manis itu menguap lagi. "Memang rencananya begitu." Dia memejamkan matanya dan tertidur dengan berlandaskan bahu Johnny.

Selama perjalanan, Johnny sering melirik Jaehyun, penasaran pada apa pendapat Jaehyun saat mereka tiba di tempat bibinya nanti. Dia yakin Jaehyun pasti pernah berkunjung ke desa tradisional di Jeju, bagaimanapun tempat-tempat seperti itu adalah salah satu destinasi wisata yang terkenal di Jeju-do. Dan jika dia dan Jaehyun ingin memiliki masa depan bersama, pemuda manis itu harus melihat seperti apa keluarganya, dan dia harus melihat bagaimana rekasi Jaehyun nanti.

Pemuda manis itu terbangun saat Johnny berbelok. "Kita sudah sampai?"

"Hampir."

Jaehyun menatap ke luar jendela. Pemandangan di luar sana luar biasa indah. Langit musim panas yang cerah, bunga liar yang tersebar di sepanjang jalan. Rumah-rumah mungil dengan taman yang indah.

"Bibimu tinggal di sini?" tanya Jaehyun.

Johnny mengangguk. Merasa sedikit lega melihat raut antusias yang terlihat di wajah Jaehyun. Dia memang tidak berasal dari keluarga kaya raya, namun rumah bibinya yang berada di Jeju terbilang cukup nyaman meski tidak akan sebanding bila dibandingkan dengan rumah megah milik keluarga Jaehyun.

"Yoona ahjumma tinggal sendirian di sini. Tiga tahun lalu suami dan anak tunggalnya meninggal karena kecelakaan."

Jaehyun terkesiap, memandang Johnny. "Oh. Begitukah? Aku..."

"Sudahlah, tidak apa-apa." Johnny sekilas membelai pipi Jaehyun. "Itulah kenapa aku dan Taeil hyung bergantian mengunjunginya."

Jaehyun tersenyum. "Aku senang kau mengajak aku untuk mengunjunginya."

Senyum tipis terlukis di bibir penuh Johnny. "Aku juga senang jika kau menyukainya."

Pemuda manis itu bisa melihat beberapa wisatawan terlihat berjalan-jalan di sekitar desa, di sana juga terlihat beberapa tempat yang menjual pernak-pernik khas Pulau Jeju.

"Rumah bibiku masih agak jauh, kau mau berhenti lalu melihat-lihat dulu?"

Manik Jaehyun berpendar. "Bolehkah?"

Johnny tersenyum tipis. "Tentu," ucapnya sembari memarkirkan truknya, dia keluar lebih dulu, mengitari truk dan membukakan pintu untuk Jaehyun.

"Terima kasih," gumam Jaehyun tulus.

Mereka berjalan-jalan, melihat berbagai macam barang yang dijual. Jaehyun bisa melihat beberapa Hanbok, souvernir khas Jeju seperti miniatur patung Grandfather atau Harubang dan juga boneka Ganse yang menggambarkan wanita Jeju, berbagai makanan khas Jeju, jeruk mandarin atau hallabong, cokelat, madu, sake jeruk, seaweed almond dan juga green tea.

Jaehyun memutuskan untuk membeli satu kilogram hallabong, green tea, sake jeruk dan juga madu.

"Kau mau membeli itu semua?" tanya Johnny heran.

Dude Ranch Bride (Johnjae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang