'Berdirilah kamu di atas sajadah, sebelum kamu dibaringkan di atas sajadah.'
-Hanan-Anin turun dari mobilnya dan melangkah menuju gedung fakultas.
"Woi nin!" panggil Vio saat ia berhasil menyamai langkah Anin.
Anin menghembuskan nafasnya jengah.
"Vio... Ngagetin gue lo" ucap Anin.
"Hahah lebay lo gitu aja kaget." tawa Vio meledek.
"Udah diem. Capek gue." ucap Anin.
"Capek kenapa lo? Perasaan baru dateng, masih pagi juga."
"Capek ngeladenin lo."
"Sialan lo."
Anin tak mempedulikan Vio. Ia berjalan saja menuju kelas. Vio kembali menyamai langkahnya.
"Nin, tolongin gue dong..." keluh Vio.
"Tolongin apaan?" Anin pun duduk di kursinya saat mereka sampai di kelas.
"Nilai gue terancam sama pak Radit. Gue terancam ngulang!! Ihhhh nyebelin kan?" adu Vio pada Anin dengan kesal.
"Lho, kok bisa Vi?" kaget Anin.
"Tuh dosen emang resek. Masa cuma karena gue ngelawan dikit doang dia ngancem nilai gue. Kan kelewatan."
"Emang lo ngelawan gimana?"
"Dia kepo banget ya jadi gue ketusin aja. Eh marah."
"Eh? Jadi gimana dong?"
"Bantuin ngomong dong ke dia.."
"Gak berani gue... Lo aja deh.."
"Gue udah temui dia selesai kelas semalem, eh dia tetap gak mau maafin. Dia kan naksir sama lo nin, bujukin dong."
Anin mengernyitkan keningnya.
"Sembarangan deh lo kalau ngomong."
"Ih gue serius... Bantuin dong.. Yakali gue ngulang matkul dia. 3 sks lagi."
"Gue coba deh nanti.."
"Uhhh makasih Anin..." Vio memeluknya manja...........
Hari ini, Radit tidak ada jadwal mengajar. Jadi, ia memutuskan untuk mengurus perusahaannya.
Radit tengah mempelajari beberapa berkas di mejanya. Ia lalu membuka laptopnya dan melakukan sesuatu di sana.
Setelah itu, ia menghubungi seseorang melalui telepon kantor.
"Ke ruangan saya sekarang." tegasnya pada seseorang di sebrang telepon.
Ia segera memutuskan sambungan.
Tok Tok Tok...
Seorang perempuan berpenampilan rapi memasuki ruangan Radit.
"Permisi pak... Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya pada Radit.
"Tolong tunjukkan pada saya laporan keuangan bulan lalu. Dan data produksi perusahaan beserta penjualan produk perusahaan." ucap Radit.
"Baik pak akan segera saya siapkan. Apakah ada lagi pak?"
Radit menggeleng.
"Tidak ada dan silahkan ke luar.." Titahnya pada sekretarisnya.
"Baik pak kalau begitu saya permisi."
Radit mengangguk sekilas dan sekretarisnya berlalu.
"Ok semuanya udah beres..." monolognya dan melirik jam tangannya.
"Udah jam 11 .. Sebentar lagi bakal jumatan. Ok, pulang, makan, mandi, jumatan. Sippp.." Ia pun bangkit dari duduknya, melewati koridor kantor dan menuju parkiran mobilnya..........
"Janji ya nin entar bantuin ngomong ke pak Radit." ucap Vio saat mereka ke luar kelas.
"Iya In Syaa Allah... Dah gak usah panik gitu lo. Jelek." ledek Anin.
"Sialan lo.. Dah ah gue balik. Bentar lagi bakal macet ini jalan.."
"Eh iyaya kan jumat ya.. Dah ah gue juga balik.. Bye.."
Anin langsung memasuki mobilnya.........
"Ndre, jumatan kan?" tanya Hanan pada saat ia menghampiri Andre di pos.
"Yoi nan.. Lo juga kan?"
"Iya.. Barengan ya..."
"Sippp... "
"Yaudah gue ganti baju dulu ya biar bersih.."
"Ok gue juga mau ke kos ganti baju."
"Ntar ketemu di sini aja."
"Siap pak bos."
Mata Hanan memicing saat melihat salah seorang polisi yang tengah asyik bermain game online sambil mengunyah permen karet.
Hanan menghampiri polisi tersebut.
"Bro!" ucap Hanan pada polisi itu sambil menepuk pundaknya pelan.
"Apaan?" jawabnya tanpa menoleh ke Hanan. Andre hanya mengamati interaksi keduanya.
'Mudah-mudahan si Reno gak cari masalah sama Hanan... Tuh anak kan paling susah diatur di sini.' Batin Andre.
"Lo gak siap-siap buat jumatan?" tanya Hanan baik-baik.
"Males." balasnya cuek.
"Astaghfirullah bro... Sholat jumat itu wajib buat kita semua yang muslim." peringat Hanan.
"Halah repot banget lo ngurusin hidup gue. Kayak yang hidup lo udah bener aja."
"Hidup gue memang belum sepenuhnya benar, tapi sesama muslim kita wajib mengingatkan bro.. Sholat itu kewajiban apa lagi sholat jumat. 3x berturut-turut lo gak sholat jumat karena disengaja, lo udah kafir. Nyadar gak sih lo?" ucap Hanan mulai emosi.
'Tuh kan si Reno cari ribut.'Batin Andre.
"Udah ceramahnya lo?" cuek Reno.
Hanan melirik name tag Reno.
"Ren, gue gak mau banyak basa-basi. Sekali lagi gue cuma mau ingetin, berdirilah di atas sajadah, sebelum lo dibaringkan di atas sajadah." Peringat tajam Hanan.
Reno hanya diam membeku. Hanan pun berlalu meninggalkannya.
Andre terkejut dengan kalimat terakhir yang Hanan lontarkan pada Reno.
'Nasehat terakhir Hanan luar biasa. Sampai terdiam gitu si Reno.. Semoga ajalah dia dapet hidayah dan mau sholat.' Batin Andre. Ia pun pergi dari sana..........
Anin pun pulang ke rumahnya.
"Assalamualaikum... Ukhty pulang..." ucap Anin sedikit teriak.
"Waalaikumsalam.... Anak Mama udah pulang.." sambut Asni dengan senyuman. Anin pun cengengesan dan menyalim tangan mamanya.
"Heheh.... Yaudah Anin ke kamar dulu ya ma.."
"Iya, jangan lupa mandi ya.."
"Siap nyonya.." ucap Anin memberi hormat pada Asni.
Rafka pun menghampiri mereka dengan pakaian rapi. Ia menggunakan sarung dan baju koko beserta peci di kepalanya.
"Duhhh anak mama ganteng banget... Mau jumatan ya nak?" tanya Asni tersenyum.
"Iya ma... Rafka ke mesjid dulu ya ma.." pamit Rafka dengan senyum tipis.
"Iya nak... Hati-hati ya.." ucap Asni. Anin hanya diam melihatnya.
"Nin, abang pamit ya.." ucap Rafka beralih pada Anin.
"Hmm.." balas Anin. Asni pun menyenggol lengan Anin agar ia tak bersikap seperti itu pada Rafka.
"Iya hati-hati.." ucap Anin.
"Iya.. Makasih.. Assalamualaikum..." ucap Rafka dan pamit.
"Waalaikumsalam..." balas keduanya..........
Radit pun sudah rapi dengan setelan sholat jumatnya. Ia menggunakan baju koko dan celana keper beserta peci. Ia juga memakai wewangian.
"Masya Allah... Mas Radit ganteng banget..." puji Bibi.
"Makasih bi... Radit jumatan dulu bi." pamit Radit dengan senyumnya.
"Iya mas hati-hati.."
"Assalamualaikum bi.."
"Waalaikumsalam.."
Radit pun melangkah menuju mesjid.........
Selesai mandi, Anin berniat untuk pergi ke supermarket membeli beberapa cemilan.
Ia pun menuruni anak tangga dan mendapati mamanya sedang menonton tv.
"Mau ke mana nin?" tanya Asni.
"Supermarket ma.."
"Beli cemilan?"
"Iya sama isian binder aku udah mau habis."
"Oh yaudah... Ada uangnya?"
"Ada.."
"Nih, mama tambahin lima puluh ribu ya.." ucap Asni memberikan uang lima puluh ribu pada Anin.
"Serius ma?"
"Iya.. Udah sana.. Hati-hati.."
"Wihh makasih mamaku sayang..." Anin pun memeluk Asni sekilas.
"Iya sama-sama.."
"Assalamualaikum ma.." pamitnya.
"Waalaikumsalam.."
Ia pun mengendarai motor maticnya.
Saat di jalan..
"Finally gue bisa bawa motor ini lagi uhuyyy..." senang Anin saat ia bisa membawa motor maticnya lagi......
Thanks for reading...
Jangan lupa vote and comment✨
Nantikan next part-nya selalu❤
Guys, kalian mau cerita ini sampai part berapa?? Komen yawww❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HAnindya Story [Police]
RomanceNO COPY PASTE!! PLAGIAT MENJAUH! Anindya Putri Aisyah Seorang mahasiswi yang sangat membenci polisi. Ia bahkan sering menyumpah serapahi polisi pada saat ia ditangkap. "Gue benci polisi!! Sampai kapan pun pokoknya gue benci titik!!" Anindya. Hanan A...