Anin, Asni dan Wiranto Tenga menikmati sarapan.
"Pa, ..." panggil Anin.
"Kenapa nin?" Wira
"Aku boleh minta uang gak?" tanya Anin cemas-cemas.
"Untuk apa? Bukannya udah papa kasih ya?"
"Iya pa cuma aku kena musibah semalem"
"Ha? Musibah apa nin? Kok gak bilang sama mama sih?" panik Asni.
"Eng... Maaf ma.. Anin gak mau mama khawatir.."
"Seharusnya kamu cerita sama mama.. Kalau udah gini, mama khawatir jadinya"
"Sudah sudah.. Kenapa nin?" Wira
"Semalem aku kena tilang pa.. Karena akunya juga bandel, jadi aku kena pasal berlapis dengan denda yang gak tipis. Parahnya lagi, handphone sama dompet aku ketinggalan. Aku pinjem duit Vio eh tapi dia cuma punya 200 ribu, yaudah aku ambil aja dan ternyata aku kena lebih dari segitu. Banyak pa, hampir satu juta.."
"Apa kamu yang ditilang?" Wira
"Motor pa"
"Apa?! Terus sekarang motor kamu gimana?!" Wira
"Ya Allah pa.. Motornya udah di garasi itu. Sekarang masalahnya, karena denda itu aku jadi ngutang. Pa, minta uang ya... Please pa.." rengek Anin.
"Yaudah.. Ini satu juta. Kamu lunasi semua ya..". Wira memberikan 10 lembar uang 100 ribuan.
"Makasih pa..."
"Lain kali jangan diulangi. Dan, kalau kamu salah, jangan melawan polisi. Akibatnya jadi kayak gitu kan? Sayang uangnya"
"Iya pa iya maaf.. Polisinya aja tuh yang rese"
"Mama gak mau ya kamu naik motor lagi" Asni.
"Udah nin.. Polisi gak akan gitu kalau kamu gak salah" Wira
"Yaudah iya... Ma, please izinin aku tetap bawa motor ya"
"Enggak!"
"Ish kok gitu sih ma?"
"Udah biarin aja dia bawa motor. Yaudah, papa mau berangkat. Nin, ingat pesan papa, hati-hati"
"Siap pa" Anin menyalim tangan Wira. Begitupun Asni.
"Itu helm siapa? Perasaan kamu kan gak punya helm" Asni melirik helm yang ditenteng Anin.
"Punya... Hehhe pak polisinya heheh"
"Nin, kamu pinjem helm polisi?" Wira
"Enggak kok.. Orang dia yang kasih"
"Kok ada ya pa polisi yang mau pinjemin helm? Gak masuk akal deh" Asni.
"Ada udang dibalik bakwan ma.." sindir Wira.
"Apasih pa.. Dah ah aku duluan. Assalamualaikum" Anin langsung berangkat dan memakai helm itu.......,.....
Hanan seperti biasa, mengatur lalu lintas. Ia mengamati seluruh pengendara. Matanya menyipit ke arah seorang pengendara motor matic itu.
"Cewek unik... Syukurlah dia pakai helm gue. Semoga lo gak bosen buat ketemu gue" Hanan tersenyum.
"Woi!" seseorang menepuk pundaknya dan mengagetkannya.
"Sialan! Ngapain sih lo?"
"Hahah lo yang ngapain ngelihatin tuh cewek sampai segitunya." sindir Alex yang tahu bahwa Hanan menatap lurus Anin yang menunggu lampu berwarna hijau.
"Sok tahu lo!" Hanan langsung berlalu Meninggalkan Alex.
"Hanan Hanan... Lagi jatuh cinta ternyata" rawa renyah Alex."Untung aja tuh polsogan gak minta helmnya... Kalau gak bisa mati gue.. Pokoknya entar gue harus beli helm supaya nih helm bisa langsung gue balikin" gumam Anin saat mengetahui Hanan di sebrang sana.
.........
Radit memarkirkan mobilnya di halaman kampus. Bertepatan dengan itu, Vio turun dari mobilnya.
"Itu kan temennya Anin" gumam Radit dan turun dari mobil.
Mata Radit terus mengamati pergerakan Vio.
"Oh.. Dia sendirian.." gumam Radit dan melangkah meninggalkan parkiran.
Ia berjalan di koridor fakultas menuju ruang kelas......
Anin melangkahkan kakinya di koridor. Matanya menyipit tatkala menatap lurus objek di depannya.
"Itu kayaknya si dosen kaku bin nyebelin.. Kebetulan banget..." Anin langsung berlari kecil mengejar Radit......
Radit berjalan sambil memainkan ponselnya sesekali. Lalu, ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang mensejajarkan langkahnya.
"Pakdos kabisong" ucap Anin sambil terengah-engah.
Radit mengernyitkan keningnya. Tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Anin.
"Eh maaf... Pak, duduk dulu ya di situ.." ucap Anin.
"Gak bisa! Saya harus ke kelas! 5 menit lagi kelas akan dimulai" tegas Radit.
"Dih bentar doank kali pak... Songong amat"
"Jangan memerintah dosen wahai mahasiswi."
"Yaudah iya.. Gak jadi! Sombong!" Anin melangkah mendahului Radit. Tapi, langkahnya tertahan saat Radit mencekal tangannya.
"Ada apa.?" tanya Radit lembut.
"Gak jadi! Lepasin! Saya ada kelas!" ucap Anin sedikit menirukan gaya bicara Radit.
"Jawab saya Anin"
"Lepas pak! Awas deh! Saya udah gak mood!" ketus Anin.
"Maaf"
"Udah udah pak.. Gak penting. Awas deh .." kesal Anin dan melepas cekalan Radit.
Anin meninggalkan Radit begitu saja.
"Radit bodoh! Padahal ini kesempatan lo! Kapan coba Anin mau ngajak orang ngobrol?!" Radit merutuki dirinya sendiri...........
Lalu lintas mulai dipadati para pengendara. Beberapa pengendara banyak yang melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.
Hanan dan rekan lainnya terpaksa memberhentikan pengendara yang melanggar.
"Selamat Pagi... Bisa tunjukkan surat-suratnya?" ucap Hanan datar.
"Ganteng banget pak... Pak, foto ya... Duhh" ucap pengendara itu senyum-senyum.
"Surat-suratnya mbak" titah Hanan.
"Foto dulu ya pak"
"Anda saya tilang! Silahkan urus penilangan anda di polres!" Hanan menyerahkan surat tilang dan meninggalkan pengendara yang menggodanya.
"Gak apa-apa kok pak kalau ditilangnya sama bapak... Tiap hari juga gak apa-apa.." ucap pengendara itu dengan senyum nakal.
"Menjijikkan!" Hanan meninggalkan pengendara itu.
Hanan menghampiri rekannya yang baru selesai menilang pengendara lain.
"Kenapa muka lo kusut gitu?" Alex.
"Menjijikkan! Perempuan kok murahan" ketus Hanan.
"Ya Allah nan... Ya namanya juga dia cari perhatian sama polisi ganteng.." canda Alex
"Yang ada gue jijik! Kayak gak ada harga diri tahu gak lo?!"
"Yaudah lah biarin aja... Fans itu fans"
"Gue gak butuh fans"
"Ah lo jutek mulu sama cewek.. Gimana mau nikah lo kalau gini terus"
"Halah bodo amat lah... Gue baliklah.. Dah mulai panas ini" Hanan berjalan ke arah pos dan mengendarai motornya.
"Gak ngerti gue lihat lo nan.." gumam Alex.......
Kelas sudah selesai. Anin keluar kelas bersama Vio.
"Utang gue udah lunas ya Vi.. Awas lu kalau nagih lagi.. Sementang gue tukang lupa" Anin
"Hahah iya nin... Yaelah gitu amat lo" Vio
"Eh, utang lo sama Pak Radit udah?"
"Jijik gue! Tadi pagi tuh gue pengen bayar utang, eh dianya songong banget"
"Yaudah bayar sekarang lah"
"Males! Lo bayarin mau gak?"
"Idih ogah nin.. Entar gue kena semprot Lagi sama dia"
"Yaelah mau napa Vi.."
"enggak deh nin kalau urusan dia..."
"Ish gimana donk?"
"Yaudah sana samperin aja.."
"Males tapi"
"Buru nin... Utang dibawa mati lho.. Ya kalau besok lo masih hidup, kalau gak? Mampus lo mati bawa utang"
"Eh! Lo nyumpahin gue mati gitu?!" kesal Anin.
"Ya gak cuma mengingatkan aja aninku heheh"
"Najis"
"Ayo... Mau bayar utang gak?"
"Di mana bego?!"
"Ya di parkiran.. Tungguin di sana aja.. Soalnya tadi pagi gue sempet lihat dia pas di parkiran.. Ayo"
"Yaudah ayo"......
Radit melangkahkan kakinya di parkiran mobil. Ia menekan remotenya dan akan membuka pintu, namun....
......
"Pucuk dicinta, wulan pun tiba... Itu dia Raditya Dika" Ucap Vio.
"Radit bego bukan Raditya Dika! Itu sih artis!"
"Mheheheh.... Canda gue... Cus lah"
Mereka pun berjalan ke arah Radit."Assalamualaikum pak Radit... Dosen terganteng seantero fakultas keguruannnn" ucap Vio dengan senyum sumringah. Radit menaikkan alisnya.
"Waalaikumsalam" singkat Radit.
"Dih.. Gue udah ngomong panjang lebar, balesnya cuma gitu doank? Saiton!!" bisik Vio yang bisa didengar Radit.
"Makanya gak usah caper depan dia.. Tembok dicaperin" Ketus Anin.
"Kamu membicarakan saya di depan saya?" Radit melirik Anin.
"Gak usah GR please ya... " Anin
"Anin... Jaga bicara kamu" Radit.
"Udah.. Bapak aja yang sok.. Mohon maaf nih ya... Saya cuma mau balikin duit bapak semalem. Mohon maaf, saya gak suka dikasihani. Jadi,uang bapak saya balikin. Nih" Anin mengambil tangan Radit dan menggenggamkan uang itu pada genggaman Radit.
"Saya gak perlu ini Anin" lembut Radit.
"Tapi saya gak suka ngutang"
"Ambil aja... Saya ikhlas kok" Radit menyerahkan uang itu. Namun ditepis Anin.
"Gak, saya gak akan terima. Itu uang bapak.. Saya permisi" Anin menarik tangan Vio dan pergi.
"Poin kesekian yang kamu miliki... And I like it more.." gumam Radit tersenyum.Halo!!!
Mohon Vote and Comment ya...
Makasih untuk supportnya...:)
KAMU SEDANG MEMBACA
HAnindya Story [Police]
RomanceNO COPY PASTE!! PLAGIAT MENJAUH! Anindya Putri Aisyah Seorang mahasiswi yang sangat membenci polisi. Ia bahkan sering menyumpah serapahi polisi pada saat ia ditangkap. "Gue benci polisi!! Sampai kapan pun pokoknya gue benci titik!!" Anindya. Hanan A...