Part 23

451 18 6
                                    

Wiran pulang ke rumah dan langsung berlari menuju kamar Anin.
"Nak, kamu kenapa bisa sampai sakit begini? Ada apa?" tanya Wiran cemas.
"Anin gak apa-apa kok pa... Cuma sakit biasa." ucap Anin menenangkan.
"Papa periksa dulu ya... Semoga kamu gak apa-apa." ucap Wiran yang diangguki Anin. Wiran pun langsung mengecek kondisi Anin.

........

Asni tengah menghubungi seseorang di sebrang telepon . Saat ini ia sedang berada di dapur.
"Assalamualaikum ka.." ucap Asni pada seseorang di sebrang telepon.
'......'
"Anin sakit... Kamu gak mau pulang? Lihat kondisi dia... Kasihan dia.. Mama lihat dia seperti lagi banyak masalah."
'......'
"Yaudah Mama tunggu ya nak... "
'.....'
"Waalaikumsalam"
Tut.
Sambungan pun terputus.
"Semoga dia beneran balik." gumam Asni.
Ia lalu segera kembali ke kamar Anin.

........

Hanan tengah membuat teh untuk dirinya. Namun, saat ia akan mengangkat gelasnya, gelasnya tiba-tiba saja terjatuh dan pecah.
Prang!
"Astaghfirullah.... Kenapa bisa jatuh sih?" kesal Hanan dan membereskan pecahan kaca. Saat tengah membereskan, tangannya tak sengaja terkena pecahan kaca yang akhirnya membuat jari telunjuknya mengeluarkan darah.
"Perasaan gue kenapa jadi gak enak gini ya? Ada apa ini?" gumam Hanan. Ia lalu kembali ke kamarnya dan duduk di tepi ranjang.
Drrrrrrrtttttt......
Radit is calling you....
"Lah? Ngapain si dosen gila ini hubungi gue? Aneh?" gumam Hanan. Ia lalu menerima panggilan itu.
"Assalamualaikum.." ucap Hanan.
'Waalaikumsalam.. Woi pojel! Lo tahu gak?'
"Tahu apaan?"
'Anin sakit! Lo gak bertanggung jawab ya.. Sok-sokan mau miliki dia, eh kalah gituan doang sama mantannya.'
"Lo gak tahu apa-apa diam aja."
Tut!
Hanan langsung memutuskan sambungan.
"Anin sakit? Sakit apa? Kenapa bisa? Ya Allah... Apa ini ada hubungannya dengan masalah kamu siang tadi? Maaf nin karena aku gak bisa jengukin kamu. Semoga Allah memberi kesembuhan pada kamu.." gumam Hanan.

........

"Sialan si Hanan! Gue belum selesai ngomong udah diputus aja sambungannya. Masih syukur gue kabarin. Dasar gak tahu sopan santun!" nyinyir Radit kesal.
"Eh tapi ngapain sih tadi gue kasih tahu? Kalau mereka dekat lagi gimana? Ihhh bego emang gue!" umpatnya pada diri sendiri.
"Bodo amatlah.. Mending gue tarik selimut bobo ganteng aja.. Tai, jadi ngedangdut gue." ucapnya tertawa sendiri dan tidur.

..........

Seseorang tengah membaringkan tubuhnya di ranjang. Ia menatap langit-langit di kamarnya.
"Anin sakit... Gue harus apa? Gue gak bisa pulang sekarang.. Gue belum sanggup." gelisah orang itu.
"Tapi gue gak mungkin biarin Anin terpuruk kayak gitu. Bagaimana pun, gue tetap harus menjaga dia... Bismillah besok gue harus pulang. Semoga kamu bisa segera membaik nin.." gumam orang itu.

.........

"Kumpulkan tugas makalah yang saya perintahkan. Setelah itu, pahami materi halaman 99." ucap Radit pada mahasiswa-mahasiswi nya.
"Baik pak..." serempak mereka. Radit lalu menghampiri Vio.
"Vio, ke mana Anin?" tanya Radit pura-pura.
"Gak tahu!" ketus Vio tanpa melihat wajah Radit.
"Bukannya kalian sahabatan ya?" pancing Radit.
"Hm"
"Sahabatan kok gak saling tahu." sindir Radit.
Kesal, Vio menatap tajam Radit.
"Gak semua tentang dia saya harus tahu ya pak! Setiap orang butuh privasi. Dia juga gak harus tahu semua tentang saya! Udah ya gak usah ikut Campur urusan saya! Bapak mending ngajar aja deh!" kesal Vio. Hal itu sontak membuat keduanya menjadi sorotan mahasiswa di sana.
"Kecilkan suaramu! Saya tunggu permintaan maaf mu sebelum kamu mengulang mata kuliah saya!" ancam Radit menatap tak suka pada Vio. Ia langsung meninggalkan kelas.
"Saya tutup kelas hari ini, see you!" ucap Radit dan meninggalkan kelas.
"Duhhh mati kan gue! Argh!!!" kesal Vio.

..........

"Gimana? Udah enakan nak?" tanya Asni menghampiri Anin di kamarnya.
"Alhamdulillah udah kok Ma.."
Wiran ikut menyusul.
"Jangan lupa obatnya diminum. Papa gak mau ya kamu sampai seperti itu lagi. Kamu lagi banyak pikiran ya?" tanya Wiran.
"Eh? Enggak kok pa.."
"Jangan bohong nin... Semua masalah itu tentu ada jalan keluarnya jadi jangan terlalu dipikirkan. Alhasil, kamu menjadi seperti ini" Wiran.
"Iya maaf pa.."
"Udah pokoknya kamu harus jaga kesehatan." Wiran.
"Iya pa.."
"Hanan gak ke sini?" tanya Asni.
Anin hanya menggeleng.
"Kita udah jauh-jauhan ma.." ucapnya menunduk.
"Lho, kenapa nak?" Tanya Asni panik.
"Aku balikan sama Arga..." ia masih terus menunduk.
"Anin! Kenapa bisa?! Ngapain sih?!" protes Asni.
"Ma, ternyata semua gak seperti yang kita pikirin. Arga difitnah dan aku nyesel ma.."
"Pokoknya Mama gak suka kalau kamu sama dia! Putusin!"
"Mama apaan sih... Arga lagi sakit ma.."
"Mama gak peduli! Kamu itu udah gak cocok sama dia! Udahlah.."
"Biarin aja.. Nanti kan dia nyesel sendiri." sindir Wiran.
"Papa kok gitu sih ngomongnya?"
"Ya kamu udah dibuang, eh dikutip lagi." Wiran.
"Terserah!" kesal Anin dan membaringkan tubuhnya. Ia berpura-pura tidur.
"Selalu seperti itu." sindir Wiran.
"Keturunan kamulah. Keras kepala." Asni. Wiran pun pergi dari sana.

........

"Huuuhhh... Hari kedua tanpa Hanan... Sepi banget ini sih gila." ucap Alex pada saat bergabung dengan Jordan dan Eric.
"Hilih ngomong gitu karena biasanya kalau pagi dibawain sarapan sama Hanan." sindir Jordan.
"Oyaiya lah.. Dia itu paling royal di antara lo semua." Alex.
"Lo paling pelit." Jordan.
"Apa dan? Gue paling ganteng? Wihhh makasih lo. Tapi maaf nih gue gak ada duit gopek." Alex.
"Sialan! Lo kira gue mau recehan?" Jordan.
"Coba lex coba hubungi si Hanan. Ngapain dia di sana." ucap Eric.
"Wihhh boleh juga tuh. Mumpung masih pagi yakan." ucap Alex.
"Iya buruan." Eric.
Alex pun menghubungi Hanan.

........

Hanan baru saja menyelesaikan apel pagi dan kini ia tengah berkumpul bersama rekan barunya.
"Dari Jakarta?" tanya Rekannya.
"Iya, Hanan." ucap Hanan memperkenalkan diri.
"Gue Andre, Dari Jawa Barat."
"Wihhh gue kira lo asli sini."
"Gak... Sunda gue wkwk.."
"Oh iya ya wkwk.."
Drrrtttt....
Ponsel Hanan berdering. Ada video call masuk di handphonenya yang berasal dari Alex.
"Temen gue vidcall... Bentar ya.." ucap Hanan dan menerima panggilan itu.

.....

"Wihhh diangkat bro..." ucap Alex. Jordan dan Eric pun mendekatkan wajah mereka pada layar handphone Alex.
"Assalamualaikum polisi idola kaum hawa!" serempak ketiganya. Terlihat di sana, Hanan tersenyum terkekeh.

.......

"Hahha... Waalaikumsalam... Ada apa nih kalian hubungi gue? Kangen kan lo pada?" tanya Hanan PD.

.......

"Hahha gue kangen traktiran lo nan.." Alex
"Gue kangen ngeledek lo nan.." Eric.
"Gue kangen jahilin lo makan nan.." Jordan

....
"Hahah... Gue emang slalu ngangenin." ucap Hanan terkekeh.

......
"Idih... Sombong..." Alex
"Tahu lo langsung jengat telinga lo." Jordan
"Nan, meskipun lo ganteng, tapi tetap aja gue yang paling ganteng."
"Iya di antara yang jelek... Awowkwk.." ledek Alex yang membuat mereka tertawa.

.....
"Hahah jahat banget lo lex... Eh kenalin temen baru gue dong, bang Andre." ucap Hanan memperkenalkan Andre.
Andre pun menyapa mereka.
"Hai guys gue Andre. Seumuran kok kita. Hanan alay." ledek Andre.

......

"Hahahh baru tahu kan lo? Awowkkw..." tawa Alex.
"Hanan mah gitu.." Jordan.
"Agak ngalay tapi sekalinya putus cinta langsung galau seabad.. awowk.." ledek Eric

....
"Sialan! Jangan buka kartu woi wkwk.."
Mereka pun melanjutkan video call itu dengan penuh tawa.

.......











Morning!!!
Yeay!! Pagi-pagi udah update dong!!
Happy Reading and Happy Weekend!
Jangan lupa rebahan sambil baca HS!!
❤❤❤❤

HAnindya Story [Police]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang