Part 10

629 24 1
                                    

"Vio!!!" teriak Anin saat melihat Vio di halaman kampus. Vio pun menoleh ke sumber suara. Ia kemudian melambaikan tangan pada Anin. Anin tersenyum dan berjalan sedikit berlari ke arah Vio.
Saat posisi mereka sudah sejajar, mereka berjalan bersama sambil ngobrol.
"Tumben lo cepat dateng" ucap Vio pada Anin.
"Bawa mobil gue.. Kalau dateng lama bisa-bisa gue kena semprot karena telatnya kebangetan." ketus Anin.
"Hahah elo sih suka bener dateng lama-lama.. " Vio menertawakan Anin.
"Males gue cepat-cepat datang eh tahunya dosennya ngaret.."
"Ya Allah nin... Mahasiswa itu seharusnya nungguin dosen bukan malah dosen yang nungguin mahasiswa."
"Ya bodo amat. Pokoknya gue males."
"Dasarnya lo aja emang pemales."
"Gak apa-apa males yang penting gue kalau belajar rajin."
"Iye lu rajin karena emang otak lu gampang nangkepnya ogeb. Lah gue boro-boro."
"Hahahah makanya lo tuh kalau dosen ngejelasin tuh benar-benar didengerin. Ngudeng ogeb. Ini mah berkhayal entah kemana wkwk.."
"Sok tahu lo"
'Andai lo tahu nin.. Gue gak pernah fokus belajar itu karena hal-hal yang mengganggu pikiran gue... Beban hidup gue terlalu berat..' Batin Vio.
"Tahu lah..."
"Dihhh kayak dukun aja lo"
"Lo tahu gak kepanjangan dari dukun itu apaan?"
"Mana ada ogeb kepanjangannya."
"Ada.."
"Apaan?" tanya Vio sambil duduk di kursi kelasnya. Ya, mereka sudah tiba di kelas.
"Dunia kuntilanak awokwkw..."
"Hahah... Stress lo! Ngakak sumpah gue "
"Awowkwkwk.... Gue kan selalu membuat orang tertawa.."
'Thanks nin karena lo udah hibur gue hari ini... Thanks God for sending me a best friend like her.' Batin Vio.
"Eh tunggu deh nin... Kok tumben lo mau ketawa waktu di kampus? Sejak kapan lo ketawa ini?" tanya Vio.
"Eh? Iya juga ya... Waduhhh mungkin gue udah mulai menikmati kebahagiaan gue heheh..."
'Saya senang melihat kamu bahagia nin.. Dan semoga bahagia kamu itu karena saya...' Batin seseorang yang baru memasuki ruangan kelas mereka.
"Syukur deh kalau gitu nin... Kita memang harus bahagia. Whatever happen."
"Ehm.... Good Morning All..." sapa Radit saat telah duduk di kursi ngajarnya.
"Morning too Sir." Balas mereka.
"Ok, sebelum belajar silahkan berdoa terlebih dahulu.." ucap Radit. Semua mahasiswa dan mahasiswi di kelas pun merapalkan doa.
"Selesai. Now, open your mobile phone, check Google Classroom and understand our subjects today."
Mereka mengangguk dan membuka grup belajar di mana di sana sudah tertera materi yang dikirimkan oleh Radit.
"If you have any questions, you can ask me. Understand?"
"Yes, Sir.." kompak mereka. Mata Radit terus tertuju pada Anin. Ia memandangi Anin secara diam-diam.
'Saya harap saya bisa merebut hati kamu nin... ' Batin Radit.

.........

"Hanan..." panggil Reta, mama tiri Hanan saat melihat Hanan menuruni anak tangga di rumahnya. Hanan acuh dan terus berjalan tanpa melirik Reta. Reta berusaha mengejar Hanan. Reta berhasil memegangi lengan Hanan. Hanan dengan cepat menepisnya.
"Jangan pernah sentuh gue sialan!" bentak Hanan.
"Maaf..." Hanan diam di tempat.
"Apa yang mau lo bicarain?!" sinis Hanan.
"Tolong jangan terus-terusan membenci saya dan anak saya.."
"Apa? Saya tidak salah dengar?!" tanya Hanan dengan senyum miringnya dan tertawa mengejek.
"Kamu adalah seorang polisi. Kamu seharusnya menjadi panutan orang banyak, tapi kamu bersikap seperti ini pada keluargamu sendiri."
"Sudah bicaranya?"
"Tidak bisakah kamu menghargai keberadaan saya dan anak saya di sini?"
"Tidak! Tidak akan pernah!"
"Saya akan melakukan apapun agar kamu bisa menghargai saya dan anak saya!"
"Silahkan lakukan apapun! Sampai kapan pun Gue gak akan pernah menghargai lo, dan anak kotor lo!"
Reta meremat kuat tangannya sendiri dan akan melayangkan tamparan pada Hanan sebelum tangannya ditahan oleh Hanan. Hanan langsung menghempaskan kasar tangan Reta.
"Berani lo sentuh gue, gue akan buat hidup lo berdua hancur!"
"Saya akan lebih dulu menghancurkan hidup kamu! Saya akan membuat semua orang berpikir bahwa kamu tidak kayak menjadi seorang polisi!"
"Silahkan! Lakukan apapun yang anda mau! Saya tidak akan peduli! Bitch!" Hanan meninggalkan rumahnya dan menaiki mobil fajeronya.
"Awas kau Hanan! Saya akan membuat kamu menyesal!" emosi Reta.

HAnindya Story [Police]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang