Sabtu pagi, Anin dan keluarganya sedang sarapan bersama di meja makan.
"Kamu ada acara gak hari ini nin?" tanya Wiran, Papa Anin.
"Hmm kayaknya gak ada sih Pa.. Kenapa pa?" tanya Anin.
"Bawain mobil papa ke bengkel langganan kita ya... Udah gak enak kemarin papa bawa.. Kayaknya udah harus diservice dan ada beberapa yang harus diperbaiki." ucap Wiran.
"Oh yaudah pa.. Terus papa ke Rumah Sakitnya gimana?" Tanya Anin.
"Papa pinjam mobil kamu ya... Papa juga mau sekalian anter Mama kamu ke Cafe.." ucap Wiran.
"Oh iya pa gak apa-apa ..." ucap Anin.
"Rafka, Papa bisa minta tolong?" tanya Wiran.
"Minta tolong apa pa?" tanya Rafka.
"Papa kan lagi bangun perusahaan, nah katanya proyeknya itu udah delapan puluh persen.. Bisa papa minta tolong kamu untuk cek ke sana gimana kesiapan proyeknya?" tanya Wiran.
'Ini pasti papa sengaja biar aku gak bisa ngikutin Anin nih... Papa tuh emang gak pernah setuju kalau dari dulu aku memiliki hubungan khusus atau perasaan lebih ke Anin..' Batin Rafka.
"Oh iya pa nanti aku cek.. Tapi aku harus meeting dulu. Aku ada jadwal meeting pagi ini soalnya." Ucap Rafka.
Wiran mengangguk paham.
"Oh ya udah ... Nanti kalau kamu sudah disana, kabari Papa ya dan dokumentasikan proyeknya ya... Papa belum sempat ke sana soalnya. " ucap Wiran.
"Iya Pa.." ucap Rafka.
"Papa bukannya waktu itu mau bangun klinik ya?" tanya Anin.
"Iya mau bangun klinik tapi siapa yang urus? Kalian berdua kan kuliahnya lain dari minat Papa.." ucap Wiran sedikit kesal.
"Lah? Terus gak jadi gitu?" tanya Anin.
"Ya enggaklah.. Mau ngapain lagi? Mending papa di rumah sakit dari pada sibuk urus klinik.. Papa bangun perusahaan buat kalian.. Biar nanti masa depan kalian terjamin." ucap Wiran.
"Emang papa paham soal bisnis?" tanya Anin.
"Kalau papa gak paham, gak akan papa bangun Anin... Kamu ini sepele banget sama papa.." kesal Wiran.
"Heheheh kan bercanda papa... Ihhh papa baperan deh.." ucap Anin.
"Udah Anin jangan ngomong terus .. Makan yang bener.." ucap Asni.
"Iya mamaku sayang..." ucap Anin.
...........
Vio menuruni anak tangga di rumahnya untuk menuju meja makan dan sarapan. Sesampainya ia di sana, ia menemukan mama tirinya yang sedang sarapan.
"Hadehhh hoam... Ada kutu ternyata.." sindir Vio pada Dena. Yang disindir pun merasa tersindir.
"Siapa yang lo maksud kutu? Gue gitu?" sewot Dena.
Vio menarik kursi dan duduk di sana. Ia lalu mengambil sarapannya dan mengunyahnya dengan santai tanpa menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Dena kepadanya.
"Eh! Ngomong apa lo tadi?" kesal Dena karena merasa diabaikan oleh Vio.
"Kutu!" singkat Vio.
"Enak aja lo ngatain gue kutu.!" protes Dena tak terima.
"Udah lo diem deh.. Gue laper ini mau makan." kesal Vio.
'Gue harus sabar... Gue masih butuh kehidupan mewah di rumah ini... Sabar Dena sabar...' Batin Dena.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAnindya Story [Police]
RomansaNO COPY PASTE!! PLAGIAT MENJAUH! Anindya Putri Aisyah Seorang mahasiswi yang sangat membenci polisi. Ia bahkan sering menyumpah serapahi polisi pada saat ia ditangkap. "Gue benci polisi!! Sampai kapan pun pokoknya gue benci titik!!" Anindya. Hanan A...