TJOL 5. Meet Again
Sekarang anggap saja si pewaris perusahaan besar sedang menyamar menjadi si pedagang bunga.
-Dave Matthew🍁🍁🍁
Niat awalnya untuk pergi ke Sevilla benar-benar gagal. Aletta tidak tahu kenapa, bagaimana bisa, Alamanda mendadak mengidam agar Aletta pergi ke Toledo. Ini benar-benar tidak masuk akal. Sama sekali tidak masuk akal.
Hingga pada akhirnya, di sinilah Aletta. Di Toledo-hanya untuk memenuhi keinginan nyonya yang sedang hamil muda itu. Aletta bahkan masih berpikir saat ini, bagaimana bisa hal konyol seperti itu terjadi.
Huftt, ini menggangguku. Sepertinya aku harus bertanya pada ahli kehamilan nanti.
"Kamu sudah sampai di Toledo? Jangan bohong sama Kakak, Aletta!"
Aletta tersentak. Kembali tersadar jika dia masih terhubung dengan kakaknya melalui videocall. Aletta menghela napas panjang seraya memijat pelipis. "Buat apa aku bohong, Kak? Akan dapat apa dengan berbohong?" Aletta mencoba sabar.
Ini kenapa Kak Manda berubah gini semenjak hamil? Menyebalkan sekali. Sabar Aletta.
"Ada bukti? Kakak mau bukti. Coba kamu tanya sama orang di sana, benar atau nggak kamu ada di Toledo."
Aletta ingin menyemprot Alamanda saat ini. Namun, ketimbang membuat dirinya malu di kota orang, Aletta tersenyum manis. Sangat manis, sekalipun hatinya sudah kehilangan kesabaran. Aletta berhenti di trotoar yang ia lewati. "Iya, Kakakku sayang." Aletta tidak tulus mengatakannya.
Aletta menoleh ke sekeliling. Jalanan tampak sepi. Tidak ada orang, mungkin karena saat ini adalah jam kerja. Hanya ada sebuah kedai bunga di sampingnya.
Aletta menghela napas kecil. Sekalipun ini akan sangat memalukan, Aletta harus melakukannya.
Aletta melangkah memasuki kedai bunga tersebut seiring dengan lonceng pintu yang berbunyi.
"Selamat datang di kedai bunga kami, Nona." Suara serak itu menyambut Aletta.
Aletta menoleh pada sumber suara. "Kau!" Terkejut ketika yang dia lihat adalah Dave.
Lelaki itu sama terkejutnya. Bagaimana bisa dia ada di sini? Kemarin dia masih di Madrid. Dugaan Aletta benar, lelaki itu pasti mengikutinya. "Bagaimana kau bisa di sini?" tanya Aletta, memicingkan mata curiga.
Dave tertawa menyebalkan sembari meletakkan bunga di rak. "Sudahlah, Nona. Terima takdir saja kalau kita berjo-" Kalimat Dave tidak terselesaikan ketika Aletta menarik lengan kemejanya.
"Aku butuh pertolonganmu. Tolong katakan padanya jika saat ini kita berada di Toledo," mohon Aletta dengan nada arogan.
Kening Dave mengerut. "Bukan seperti itu cara meminta tolong, Nona. Coba katakan kalau aku tampan," kekeh geli lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Love
Fiksi UmumMerengkuh agama-Nya, adalah sebuah impian. Mimpi-mimpi, yang sejak lama diharapkannya mendapatkan restu orang tua. Maka, ketika seorang Aletta Viandra Melviano telah menggenggam semuanya-- restu dan izin kedua orang tuanya, ia tidak lagi menunda. Ke...