--🌸🌸🌸🌸--
"APA???"
Mean menoleh, menatap Mark dengan ekspresi terkejutnya.
"Maaf, pangeran kedua, itu yang Yang mulia katakan pada hamba." jawab Mark.
"Hish anak itu…" Mean berubah kesal.
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Yang mulia tidak mengijinkan hamba untuk memberitahu anda."
"Apa?? Dia berkata begitu?"
Mark mengangguk.
"Benar-benar keponakan kurang ajar! Mentang-mentang putra mahkota dia bisa memperlakukanku seperti ini." gumam Mean mengomel.
"Sekarang bawa aku kesana." ucapnya pada Mark.
"Yang mulia melarang hamba."
"Hish.. kau ini kenapa sangat menurut sekali padanya hah?! Sekali-kali melanggar kan tidak apa-apa."
"Maafkan hamba, tapi hamba telah berjanji pada Yang mulia."
Mean memijat keningnya.
"Kalian berdua benar-benar…"
"Pangeran tak perlu khawatir, setelah urusan yang mulia selesai, beliau akan kembali kesini." Mark membungkukkan badan.
"Hamba harus kembali kesana. Permisi."
Tanpa menunggu persetujuan Mean, Mark sudah berbalik meninggalkan dirinya yang kesal.
"Yaaa.. Mark, katakan pada bocah nakal itu, cepat kembali, atau kukerahkan seluruh pasukan untuk mencarinya." teriaknya. Namun entah Mark mendengar atau tidak, Mean tak mendapat balasan apa-apa.
"Cih.. pengawal dan tuannya sama saja." gerutunya.
"Tapi kira-kira apa yang anak itu lakukan?! Kenapa misterius sekali?!" gumamnya pelan seraya memperhatikan Mark yang mulai menjauh.
"Kau sedang apa, kak?" tiba-tiba Yacht muncul disamping Mean yang tengah berpikir, membuat Mean sedikit tersentak.
"Kau mengejutkanku."
"Apa yang kau lihat?" Yacht ikut memandang arah yang Mean lihat.
Mean menggeleng. "Tidak ada. Apa yang kau lakukan disini? Sejak kapan kau datang?"
"Baru saja. Ayah mengirimkan pesan untuk Perth. Mana dia? Apa kakak melihatnya?" Yacht mengedarkan pandangannya.
"Kau tak perlu mencarinya, Perth menghilang entah kemana." Mean berbalik, lalu duduk di meja dan menyeruput teh hijau miliknya.
"Apa? Menghilang bagaimana?" Yacht justru nampak khawatir.
"Kau lihat pengawal yang baru saja pergi dari hadapanku?"
Yacht mengangguk. "Mark?"
"Euh.. Dia baru saja bilang padaku kalau Perth sedang ada urusan lain."
"Urusan lain? Jadi Perth belum kembali?"
Sekarang Mean yang mengangguk.
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Mana kutahu. Si anak nakal itu justru melarang Mark memberitahuku. Bahkan saat aku memintanya membawaku kesana, pengawal bodoh itu menolak."
Yacht jadi terlihat cemas dan Mean menangkap gelagat itu.
"Ada apa dengan raut wajahmu? Apa ada sesuatu?"
"Ah, ini tentang pesan ayah." jawab Yacht. Kening Mean berkerut.
"Sekarang di istana sedang kedatangan utusan dari Siam. Dari apa yang kudengar, sepertinya Siam tertarik untuk memperluas kerjasamanya hingga ke Mai..."

KAMU SEDANG MEMBACA
the Lotus of Love
RomanceKetika sebuah lotus kertas memikat hati untuk pertama kali... Selalu mengingatkan cinta sejati yang tumbuh sejak dini... "the Lotus of Love"