Lotus 12

388 80 90
                                    

Typo 🙏🙏

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Fajar menyingsing. Daun pohon Willow bergerak lembut diterpa angin pagi yang berhembus semilir. Kicauan burung-burung kecil ikut menyambut datangnya sang surya yang mulai merangkak naik dari peraduannya. Menyebarkan bias cahaya kekuningan yang perlahan menghangat seiring meningginya mentari. 

Saint membuka mata perlahan ketika cahaya matahari menembus tirai ranjangnya. Hal pertama yang ia rasakan adalah tubuhnya yang terasa remuk redam. Ia merasa otot tubuhnya tegang juga persendian yang kaku. Dan yang paling parah, rasa nyeri yang mendadak muncul di bagian belakangnya ketika ia mencoba bangun dari pembaringan. 

"Ssshhh." Saint mengusap pelan pinggangnya. Sakit sekali. 

Merasakan hembusan angin menerpa tubuhnya, Saint seketika tersadar. Dalam keterkejutannya, ia baru menyadari bahwa tak ada sehelai benang pun menempel di tubuhnya. Spontan saja ia menarik selimut yang menutupi bagian bawahnya. Mencoba mengingat apa yang telah terjadi. 

Nngghh... aahh.. 

Desahan dalam ingatan mengejutkan Saint. Wajahnya tiba-tiba merona, memanas hingga telinga. Terlebih lagi ketika tubuhnya ikut merespon, mengingat sentuhan jari Perth yang menjelajahi setiap inci tubuhnya. Juga bibirnya yang tak mau kalah mengingat betapa rakusnya pagutan bibir Perth. Saint benar-benar tenggelam dalam buaian serta sentuhan Perth tadi malam, hingga tak ada yang bisa ia lakukan kecuali menerima kebanggaan Perth dan membalasnya dengan desahan memanggil nama pria yang tengah memanjakannya. Dan kini dengan bercak merah yang Perth tinggalkan di tubuh mulusnya membuat Saint semakin ingin menenggelamkan diri karena malu. 

"Tuan Muda, anda sudah bangun?"

Suara salah satu pelayan menyadarkan Saint. Buru-buru ia menyambar pakaian dan memakainya. Mengabaikan rasa sakit yang masih terasa. 

Seorang pelayan masuk membawa nampan berisi mangkuk porselen yang masih mengepulkan sedikit asap, disusul pelayan lain dibelakangnya. Dengan senyum seperti biasa, pelayan itu menyodorkan nampan ke arah Saint.

"Apa ini?"

"Sup gingseng, Tuan. Sup ini akan mengembalikan stamina anda."

Entah kenapa mendengar pelayan mengatakan itu membuat wajah Saint kembali merona. Seolah-seolah pelayan ini telah mengetahui sesuatu. 

"Yang Mulia yang memerintahkan hamba membuatnya untuk anda."

Tentu mendengar Perth yang memberi perintah, Saint tak berpikir dua kali. Mengambil mangkuk sup itu dan meminumnya dalam beberapa kali tegukan. 

"Air hangat anda juga sudah siap, Tuan Muda. Anda bisa membersihkan diri." Pelayan yang lain meletakkan baskom kayu lengkap dengan handuk kecil di salah satu sudut. 

"Hamba akan menyiapkan sarapan pagi anda. Harap Tuan Muda tunggu sebentar." Saint mengangguk dan pergilah para pelayan itu dari hadapannya. 

Setelah membersihkan diri dan berpakaian lengkap, Saint memilih keluar dari ruangannya. Merentangkan tangan agar tubuh pegalnya sedikit rileks sambil menghirup udara pagi yang masih segar. Saint suka suasana pagi di paviliun ini. Terlebih lagi memandangi bunga lotus yang mulai bermekaran merupakan kesenangan Saint selama tinggal di kediaman Perth yang jelas jauh berbeda jika dibandingkan dengan pondok bambu. Namun aneh, Saint seperti melihat sesuatu yang janggal. Dengan rasa penasarannya, ia menghampiri sisi kolam. Mengamati salah satu bunga teratai yang masih menguncup. Aneh, harusnya bunga tersebut sudah mekar. 

"Ah, rupanya ia tertutup lumut." 

Saint mengulurkan tangannya, meraih kuncup teratai yang memang tertutup oleh tumbuhan alga berwarna hijau itu. Dengan perlahan Saint membersihkan alga yang hampir menutupi seluruh bagian kuncup. Begitu ia menarik alga tersebut, secara perlahan kuncup teratai merekah, mekar layaknya bunga yang lain. Bibir Saint pun ikut merekah, tersenyum melihat keindahan yang baru saja ia lihat. 

the Lotus of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang