Lotus 11

514 67 114
                                        

Typo 🙏

●🌸🌸🌸●

Langkah kaki kuda berjalan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langkah kaki kuda berjalan pelan. Menyusuri jalanan malam yang dipenuhi oleh terangnya lentera. Tak banyak orang yang berlalu lalang karena pada dasarnya malam telah larut. Menyisakan beberapa kedai makanan yang sepertinya sebentar lagi akan tutup.

Saint meremas pelana yang ia duduki. Sejak tadi ia sedang berusaha menenangkan detak jantungnya yang teramat sangat berisik. Bagaimana tidak? Ini kali keduanya ia dan Perth duduk di atas kuda yang sama, dengan posisi yang sama persis seperti pertama kali. Tubuh Saint masih saja tenggelam dalam dekapan Perth yang tengah memegang kendali kudanya.

Bibirnya tak henti tersenyum, ketika ia terus mengingat percakapan dengan Perth beberapa saat yang lalu sebelum meninggalkan pasar malam.

.
.

"Bagaimana jika aku tak ingin menemukan keluargaku dan memilih tinggal bersamamu?"

Entah keberanian dari mana yang Saint dapatkan, tapi ucapannya cukup membuat Perth mengernyitkan sedikit alis matanya.

Tapi kemudian bibir pria tampan itu tersenyum kecil, melayangkan tatapan lembut pada pria manis di hadapannya.

"Apa kau yakin?"

Saint sendiri agak terkejut dengan pertanyaannya sendiri. Ini kedua kalinya Saint ingin memukul bibirnya sendiri. Dan sekarang ia dilanda kebingungan, bagaimana harus menjawab pertanyaan Perth?

Namun belum sampai Saint membuka mulutnya untuk menjawab, Perth telah lebih dulu mendahului dengan berkata,

"Baiklah. Kau boleh tinggal bersamaku."

"Eh?"
.
.

Saint masih tak habis pikir, bagaimana pria tampan yang tengah duduk di belakangnya ini setuju dengan permintaannya. Ia pikir Perth akan menolak ucapan omong kosong itu dan tetap akan membantunya kembali pada keluarganya. Tapi siapa yang menyangka, lentera permohonan itu benar-benar mengabulkan permintaannya. Dan ia senang sekali mendengarnya.

Andaikan sekarang waktu bisa berhenti, Saint rela duduk berlama-lama di atas kuda seperti ini. Merasakan punggungnya membentur pelan dada Perth juga belaian nafas yang tepat mengenai rambutnya. Tapi tentu saja, Dewa tidak akan semudah itu mengabulkan keinginannya. Buktinya baru saja ia berharap, langkah kaki kuda itu justru terhenti.

Tak lama sebuah uluran tangan mengarah kepadanya. Rupanya Perth telah turun lebih dulu dan berniat memberinya bantuan. Tanpa pikir panjang, Saint menyambut uluran tangan itu dan turun dari punggung kuda.

"Masuklah lebih dulu. Aku akan menemui pamanku."

Saint mengangguk mendengar perintah Perth. Lalu berlalu melalui halaman samping kediaman Perth menuju Paviliun Teratai tempatnya tinggal.

the Lotus of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang