™Talalula 12

54 7 1
                                    

Waktu berjalan sangat cepat, sudah satu Minggu ini Alula sering mendatangi rumah Tala bukan untuk bertemu Tala melainkan adiknya yaitu Tera.

Mau ngapain ketemu kulkas, enak juga adeknya, udah cantik, baik, ramah, ga kaya kakaknya, hihhh Alula jadi takut-Alula.

Kira-kira seperti itu pendapat Alula.

Mengenai Tera, syukurlah semua usaha yang dilakukan Alula berjalan dengan baik, Alula menjadi layaknya seorang ibu yang sedang mengajari anaknya tentang hal-hal baru, berbicara dengan lembut kepada Tera sangat membantu pemulihan fisik Tera, nyatanya dengan apa yang dilakukan Alula, kini Tera lebih terbuka, lebih ceria bahkan Tera berani untuk keluar dari rumah layaknya orang pada umumnya.Trauma bertahun-tahun lamanya tidak menutup kemungkinan untuk sembuh jika mau berusaha dan semangat melawan.Natusha bahkan sangat senang dengan kehadiran Alula yang dapat merubah Tera kembali seperti dulu, dalam fikirnya berkata mengapa tidak dari dulu ia mengenal sosok seperti Alula? Mengapa baru sekarang?.


Mereka bertiga tengah duduk sejenak diruang tamu.

"Lula hari ini mau ajak Tera kemana?" Tanya Tusha kepada Alula karena dengan antusias tinggi Tera bahkan sudah berdandan rapi sebelum Alula tiba dirumahnya.

"Alula mau ajak Tera ketoko bunga Tante".

"Iya ma. Tera mau beli bunga sama kak Lula. Boleh kan?" ucap Tera dengan antusias.

Natusha tersenyum dan mengelus puncak kepala Tera dengan penuh kasih sayang. "Apapun yang buat Tera anak mama senang, mama akan kasih itu, sekalipun jantung mama harus dikorbankan. Mama siap" jawab Tusha.

"Ma. Makasih ya udah lahirin Tera didunia ini , udah jadi mama Tera yang baik, jadi seorang mama yang gak pernah kasar sama anaknya, makasih udah berjuang taruhin nyawa mama untuk Tera, maaf karena Tera banyak nyusahin mama".

Tusha meneteskan air matanya begitupun Alula yang sejak tadi menyaksikan percakapan antara kedua wanita di hadapannya. " Ga ada satupun ibu didunia ini yang mau melihat anaknya disakiti, kalaupun ada, dia bukan seorang ibu yang sebenarnya , karena anak adalah titipan yang harus dijaga , mama akan selalu menjaga anak-anak mama, walaupun kalian udah dewasa dimata mama sama papa kalian tetap malaikat kecil mama, yang selalu dan akan selalu mama jaga kapan pun dan dimana pun mama berada" Tusha mengecup kening Tera dan merengkuh tubuh Tera kedalam pelukannya.

"Tera sayang mama" .

"Mama lebih sayang Tera".

Natusha tidak melupakan kehadiran Alula yang sejak tadi menjadi seorang penonton, Natusha menarik tangan Alula agar ikut kedalam pelukannya.

"Alula juga anak mama Tusha. Kalian berdua bidadari kecil mama" Tusha kembali mengecup kening Tera dan Alula bergantian.

Hal yang paling ditakutkan orang tua adalah ketika anaknya bertumbuh dewasa dan ia semakin tua. Waktu akan terus berjalan dan terus memberikan cerita pada setiap detiknya.Banyak diluaran sana orang tua yang sibuk mencari kekayaan semata dan lupa dengan pertumbuhan malaikat kecil mereka, hingga tiba waktunya mereka menjadi dewasa. Uang memang penting, tanpa uang kita tidak bisa makan, dan melangsungkan kehidupan. Namun kehangatan keluarga jauh lebih penting. Bahagia ketika melihat seorang anak bertumbuh dengan baik, mengajari mereka cara berjalan, cara berbicara , mengajari mereka tentang hewan , tumbuhan dan alam semesta.

"Tante jangan nangis dong. Alula jadi sedih" Alula melepas pelukan Tusha dan berusaha memecahkan suasana.

"Tera juga masa nangis sih...nanti Lula pulang loh, Lula jadi kangen bunda Rumi" Alula memajukan bibirnya, membuat Tera dan Natusha ingin tertawa karena gemas dengan tingkah Alula.

Stories About You || Hwang Hyunjin X Heejin LoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang