Bab 01

253 21 0
                                    

Bab 01. Pangeran yang Diselamatkan

Di pinggir kota, sebuah rumah kecil yang sederhana dengan dikelilingi hutan tanpa adanya rumah lain selain rumah kecil itu.

Seorang anak membuka matanya. Sudah berhari-hari ia menutup mata dan setelah sadar hanya mendapati bahwa tubuhnya tidak dapat digerakkan. Saat mencoba untuk menggerakkan tubuhnya maka hanya ada rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan. Akhirnya anak itu pasrah dan hanya berbaring menatap langit-langit rumah yang dia tempati.

Tidak ada seorangpun, keheninganlah yang menemani. Anak itu mencoba untuk tetap mempertahankan kesadarannya, tapi tubuhnya menginginkan hal lain. Matanya terlalu berat untuk tetap terbuka dan mentalnya terlalu lelah untuk tetap tersadar. Entah bagaimana dia berakhir dengan kondisi seperti ini.

Anak itu mencoba untuk menggerakkan kepalanya melihat sekitar. Ruangan yang ditinggali hampir kosong jika saja disana tidak ada satu meja kecil dan sedikit perabotan kusam. Dindingnya pun bukan terbuat dari semen ataupun bahan yang seharusnya untuk sebuah rumah, melainkan terbuat dari kayu yang sudah mulai lapuk. Mungkin kediaman ini tidak cocok untuk disebut rumah, lebih cocok dengan sebutan gubuk.

Anak itu kembali menutup mata dengan helaan nafas yang terdengar cukup keras dan bergema di ruangan itu. Ruangan itu bahkan tidak sampai setengahnya dari kamar tidur miliknya dan ia yakin pintu satu-satunya yang ada di dalam ruangan akan langsung bertatapan dengan dunia luar jika dibuka.

Memikirkan bagaimana bisa ia berakhir dalam keadaan yang begitu mengenaskan seperti ini membuatnya sangat pusing. Saat ini dirinya hanya ingin beristirahat dengan nyaman walaupun tempat tidur yang ditempatinya terasa sangat keras dan menyiksa.

Dia ingin tidur, hanya itu.

Tak menunggu lama setelah anak itu menutup mata dan tertidur, terdengar pintu yang dibuka dan nampaklah seorang gadis masuk dengan menenteng wadah berisi berbagai sayuran serta tanaman lain yang dibawanya. Gadis itu tersenyum melihat seorang anak yang ada di kasurnya menutup mata dengan tenang meskipun nampak raut wajahnya yang tidak nyaman bercampur kelelahan. Padahal sudah berhari-hari dia tertidur, namun rawut kelelahan nya masih belum hilang sepenuhnya.

Melihat raut ketidaknyamanan yang ada di wajah anak itu, si gadis tau bahwa dia sudah terbangun dan kembali tertidur karena sebelumnya tidak ada raut itu disana. Gadis itu sudah memperkirakan bahwa anak itu akan terbangun hari ini, namun tidak menyangka bahwa dia akan kembali tertidur.

Si gadis menaruh keranjang nya diatas meja dan mengambil kotak obat yang menggantung di dinding. Gadis itu berpikir mungkin dirinya sedikit menyesal karena telah meninggalkan tempat tinggal nya yang dulu tapi mungkin dirinya sekaligus lega meninggalkan tempat itu. Tempat yang menjadi saksi kejadian terburuk dalam hidupnya namun tempat itu juga tertanam kenangan indahnya. Tempat ini memang tidak layak untuk ditinggali, namun ditempat inilah dirinya berlindung dan merupakan tempat teraman.

Setelah mengambil kotak obat, gadis itu menghampiri anak yang sedang berbaring. Dirinya mengobati luka-luka yang ada ditubuh anak itu. Untuk seukuran anak yang berbaring didepan si gadis, mempunyai luka yang cukup banyak sangatlah aneh. Luka bakar, luka tusuk, luka cambuk, bahkan ada beberapa luka yang mengandung kutukan. Itu bukanlah luka biasa. Diperkirakan bahwa ada yang mencoba membunuh anak ini dan sebelum membunuhnya anak ini disiksa terlebih dahulu.

Gadis itu menghela nafasnya, dalam pikirannya terlintas bahwa yang melakukan ini adalah organisasi pembunuh terkenal yang belakangan ini banyak membuat rakyat resah. Namun dirinya juga berpikir kalau pemuda ini bukanlah pemuda biasa. Pakaiannya terlalu mewah.

Gadis itu kembali meletakan kotak obat ke tempat semula setelah mengobati semua luka pemuda itu. Dirinya kembali mengambil keranjang serta membawa beberapa peralatan masak yang ada didalam nya dan keluar dari ruangan itu.

Rubah Kecil: Rebirth The Prince of Archean KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang