"Dih kesambet apaan lo. Kemaren ga mood banget, hari ini kayaknya seneng banget" Kata Mella curiga.
Kini jam menunjukan pukul setengah 7 pagi. Sebentar lagi kelas akan dimulai.
"Ya gapapa" Balasku sambil tersenyum.
Memang, untuk hari ini aku memutuskan untuk terus senyum dan berpura - pura bahagia walau sebenarnya di lubuk hatiku sangat sakit.
Hanya berpura - pura bahagia. Lama - lama, mungkin aku tidak akan sadar kalau aku lagi berpura - pura dan beneran bahagia.
"Dih, kesambet. Bisik - bisik sama kak Dian kemaren nggak cerita - cerita. Ih, main rahasia - rahasiaan" Lanjut Mella sambil memicingkan matanya.
"Haha nggak"
"Jangan - jangan kemaren lo ditembak kak Dian" Mella mulai curiga.
"Gitu aje terus. Curiga aje terus" Balasku pasrah.
"Gue yakin 95% kemaren lo ditembak kak Dian"
"Weh. Siapa yang mau pacaran?! Gue masih 13 taun!" Seruku.
Kecuali kalo kak Jake yang ngajak pacaran hehe.
Kringg!!
Bel berdering, tanda kegiatan belajar mengajar dimulai.
Hari ini, kegiatan belajar mengajar berlalu seperti biasa.
🌟🌟🌟
"Agatha, tolong antar buku ini ke gedung SMA ya. Ini mendesak banget soalnya" Bu Rini memerintah.
Bu Rini adalah guru bahasa Indonesia dikelas sebelah dan SMA. Hari ini, guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas kami tidak dapat datang. Alhasil, digantikan Bu Rini yang kebetulan juga ada jadwal di SMA.
Jadi, Bu Rini memberiku beberapa buku untuk diantar ke gedung SMA agar mereka bisa belajar dengan mandiri.
"Iya Bu," Kataku lalu segera mengambil buku - buku tersebut.
Sebenarnya buku - buku ini cukup berat dan.. Bisa dibilang lumayan banyak. Tapi sepertinya aku bisa mengangkatnya sendiri.
Aku keluar dari kelas, berjalan di sekujur koridor sekolah.
"Lah? Tha? Ngapain lo?" Tanya seseorang lelaki, entah siapa itu. Aku fokus terhadap buku yang kini kubawa.
"Ya??" Tanyaku.
"Sini gue bantu" Katanya lalu mengambil setengah dari buku yang kubawa.
"Eh? Kak Dian? Ngapain?" Tanyaku lagi. Ternyata, lelaki itu adalah kak Dian.
Entah kenapa aku selalu berpapasan dengannya?!
"Mau ke gedung SMA?" Tanyanya.
Aku mengangguk.
"Kakak ke kelas aja. Pasti dicariin guru" Kataku.
"Enggak lah, kalo ditanyain tinggal bilang disuruh siapa? Bu Rini ya? Iya, disuruh Bu Rini buat bawa buku" Lanjutnya.
Akhirnya, aku mengangguk.
Kami ke gedung SMA bersama.
🌟🌟🌟
"Ke kelas mana nih?" Tanya kak Dian.
"2B" Jawabku sambil mencari dimana letak kelas 2B.
"Disini sepi ya, lagi ditengah - tengah jam pelajaran sepi banget, nggak ada suara apapun. Pantes aja pak satpamnya tidur" Kak Dian tertawa.
Karena memang di setiap gedung SD, SMP, maupun SMA selalu ada pak satpam yang menjaga di depan.
"Haha iya" Balasku, masih mencari dimana letak kelas 2B.
BUGHHH
Tiba - tiba entah dari mana, aku mendengar suara. Sepertinya suara pukulan? Sangat keras.
"Kak! Denger nggak?! Itu apa?!" Tanyaku sambil mendekat ke arah kak Dian tanpa kusadari.
"I-iya. Itu apa ya?" Kak Dian mulai celingak - celinguk mencari dari mana suara itu berasal.
BUGHHHH
Lagi - lagi, suara itu kembali terdengar.
"Kak, itu suara dari mana?" Tanyaku lagi, juga celingak - celinguk mencari dimana suara itu berasal.
"Dari sini nggak sih.. Gudang?" Tanya kak Dian sambil mendekati gudang yang terletak jauh dari kelas - kelas. Terletak di ujung koridor.
"Mau masuk kak?" Tanyaku.
Entah itu barang jatuh, atau yang kutakuti kalau saja ada siswa yang dirundung. Itu yang paling kutakuti.
"Iya, takutnya ada apa - apa" Kak Dian mulai mendekati gudang.
Dengan perlahan, membuka pintu gudang tersebut.
Gelap. Tidak ada siapa - siapa disana.
"Gue yakin banget suaranya dari sini" Kata kak Dian.
"Coba masuk lagi kak" Bisikku.
Akhirnya, kami berdua masuk ke dalam. Dan, benar saja. Aku menemukan 4 orang disana.
"Eeh?!" Aku sangat terkejut.
"Siapa kalian? Anak SMP? Kemana? Bawa buku? Kenapa malah ke gudang?!" Seru lelaki tersebut.
Salah satunya berjalan ke arah pintu, lalu menutup pintu gudang.
"Ada apa ya? Tadi denger suara dari sini soalnya" Balas kak Dian sambil menatap lelaki yang terduduk di bawah lantai.
"Loh? Kak.." Aku melihat lelaki yang sepertinya dirundung tersebut.
Lelaki yang waktu itu membuat kak Celine menangis, sekarang ia yang dirundung? Sepertinya ia dipukuli.
"Ini.. Ada apa ya kak..?" Tanyaku, masih menatap lelaki yang terduduk. Matanya terlihat seperti ia meminta bantuan.
Ada apa ini? Bahkan aku tidak tahu nama lelaki itu siapa.
"Ini.. Siapa namanya?" Tanyaku.
"Adek kelas. Balik sana, dicariin guru kalian" Katanya.
"Ya.. Orang pintunya aja ditutup gimana mau pergi?!" Seru kak Dian balik.
"Gabisa tau. Mereka udah liat. Nanti dilaporin, kita yang kena" Kata salah satu dari mereka.
Aku benar - benar bingung sekarang.
3 orang merundung 1 orang. Sebenarnya ada apa disini?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey! I Love You! ✔
Teen Fiction[COMPLETED] Hm.. Kisahku bukanlah Jack and Jill, dua kakak beradik yang sangat menyukai petualangan. Ini kisahku. Aku yang lebih muda 5 tahun darinya. Aku yang selalu memperjuangkannya. Aku yang selalu berusaha mendapatkannya. Dia yang sudah memb...