🌟02. Mall

108 22 1
                                    

"Bunda sama tante mau ngobrol berapa jam? " Tanyaku setelah aku baru saja selesai makan dan meletakkan garpu ku di pinggir piring.

"Hahaha kenapa? Takut kelamaan ya? Sekarang masih belom malem - malem banget sih. Kalian mau ke mall? Sekalian kan, udah lama nggak ketemu" Balas tante Lidya tiba - tiba.

Apa? Ke mall? MAU BANGET GUE Seruku dalam hati.

Aku bosan. Menunggu tante Lidya dan bunda berbincang biasanya sampai satu jam lebih.

"Kalian kalo ngobrol satu jam emang?" Tanya Jake.

Kak Jake kelihatannya seperti lelaki yang soft? Manja? Sepertinya ia selalu menuruti perkataan orangtuanya. Ia terlihat kalem.

"Ya, tanya aja Agatha, hahaha" Bunda tertawa. Jake ikut tertawa, membuatku ambyar.

"Memang boleh ke mall? Aku mah ayo - ayo aja" Lanjut Jake sambil tersenyum menatapku.

"Yaudah gih. Pake mobil kamu aja Jake, nanti bunda sama tante Vela" Kata tante Lidya kepada Jake.

Akhirnya, Jake mengiyakan.

"Tan, pinjem anaknya ya, nanti dibalikin lagi kok" Kata Jake sambil menunjukan senyumannya.

ARGH?! AMBYAR!!!

"Aku ke mall ya tante, bun, nanti aku balik lagi" Kataku sambil beranjak dari tempat duduk, diikuti Jake.

🌟🌟🌟

"Mau.. Ke mana kita kak?" Tanyaku, gugup. Jujur saja, sedari tadi jantungku berdegup sangat kencang.

"Ke mall yang paling deket aja.." Balasnya lalu segera melajukan mobilnya.

Suasana di mobil menjadi hening. Sangat hening.

Aku mencoba untuk mencairkan suasana. "Eum.. Kakak sekolah dimana?" Tanyaku penasaran. Yang pasti Jake bukan dari sekolahku. Di sekolahku tidak ada manusia blasteran surga seperti ini. Kalaupun ada, mereka sudah memiliki pacar.

"Di.. SMA Garuda," Katanya.

"Oh gitu.. Aku di SMP Nusbang" Lanjut ku lagi.

"SMP Nusbang? Kenal kakak kelas yang namanya Celine nggak?" Tanya Jake sambil menatapku.

"Kak Celine? Yang SMA kelas 3 itu ya kak? Kenal kok" Jawabku, jujur.

Memang, kak Celine sangat terkenal di sekolahku. Ia sangat cantik. Orangnya juga baik. Wajar kalau banyak lelaki yang suka.

"Kenapa? Memangnya kak Celine itu siapa?" Tanyaku penasaran. Jangan - jangan Jake juga suka dengan Celine?!

Jake hanya tertawa. Fokus menatap ke arah jalan raya. "Nggak," Katanya.

Beh, cowok satu ini memang bikin penasaran sumpah! Kesel gue umpat ku dalam hati.

"Kita udah lama nggak ketemu. Terakhir beberapa tahun yang lalu" Katanya tiba - tiba.

"Iya kak,"

"Kita harus deket kayak dulu lagi biar ada temen ngobrol kayak dulu" Katanya lagi sambil tersenyum.

Aku hanya mengangguk.

"Aku kira kakak nggak suka temenan sama anak kecil. Soalnya kan biasanya kakak kelas nggak suka main sama yang lebih kecil apalagi yang lebih tua 5 tahun, biasanya risih" Lanjutku.

"Nggak. Kakak mah temenan sama semua orang, santai aja. Lagian kamu mau kan jadi temen kakak?" Tanya Jake lagi.

Aku mengangguk. Mimpi apa gue semalem diajak temenan?! Gapapa si, temenan dulu. Nanti baru jadi pacar hehehe.

"Tadi pas bunda bilang mau ketemu tante Vela sama Agatha katanya, kakak langsung mau ikut. Soalnya udah lama nggak ketemu" Jake tertawa yang berhasil membuatku ambyar entah ke berapa kalinya.

"Oh gitu.."

"Kakak udah anggep kamu sebagai adik sendiri, jadi ayo kita ke mall, main kayak dulu lagi" Jake tertawa canggung.

Aku ikut tertawa, "iya" Balasku.

Wah.. Kayaknya gue bener - bener jatuh cinta sama orang ini.

🌟🌟🌟

"Kakak suka es krim? Makan es krim mau nggak?" Kataku sambil sedikit berjinjit. Sebenarnya kalau dipikir - pikir tinggi kita hampir sama. Maksudnya--tinggiku sebentar lagi setinggi Jake.

Mungkinkah orang - orang mengira kalau kami pacaran?

Ya enggak lah, sadar diri, Tha! Seruku dalam hati.

"Ayo, kamu bawa duit emang?" Tanyanya.

"Bawa lah!" Seruku yakin.

"Hehehe nggak deng, kakak yang bayar, tenang aja" Kata Jake sambil jalan mendahului aku.

YEHHH

🌟🌟🌟

"Tadi bunda bilang, besok pulang sekolah aku jemput kamu" Kata Jake sambil menyantap ice creamnya itu.

"Hah? Tante Lidya?" Aku kebingungan.

"Iya, katanya bunda kamu juga setuju. Soalnya kata bunda kasian kamunya kalo pulang naik anter jemput kamunya harus nunggu lama. Muter - muter anterin temen dulu. Jadinya aku yang jemput kalo pulang. Terus nanti perginya tetep naik anter jemput" Jake menjelaskan.

Aku terkejut, mengapa ia bisa tahu begitu banyak?

Disatu sisi aku senang, karena aku dapat bertemu Jake setiap hari.

Tapi apa kata teman - temanku nanti? Bagaimana jadinya kalau ada yang iri lalu membicarakanku di belakang?

Selama ini, pertemanan ku bersama teman - teman baik - baik saja.

Tetapi kadang mereka suka sekali membicarakan orang di belakang.. Aku hanya mendengarnya tanpa ikut campur.

"Kapan - kapan kita jalan - jalan pas siang, jadi lebih puas, oke?" Tanya Jake sambil tersenyum.

Aku membalasnya dengan mengangguk sambil tersenyum juga.

Ah.. Hari ini menyenangkan.

Hey! I Love You! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang