🌟09. Cafe

69 12 1
                                    

"Tha! Mo kemana?" Tanya kak Dian, berusaha menjajarkan langkahnya denganku.

"Pulang lah. Mau kemana lagi?"

"Proposal"

"IYA HARI INI GUE KERJAIN!" Seruku. Sangking emosinya.

"Kak Jake!!" Seruku sambil menghampiri Jake yang sudah menungguku di depan gerbang.

"Kak! Ke cafe yang kemaren yu? Mau ngerjain proposal nih ah ribet kak Dian!" Seruku.

Jake hanya mengangguk yang berhasil membuatku ambyar.

Sepertinya kak Dian merasa ada sesuatu yang aneh.

"Gue ikut!" Serunya tiba - tiba.

"Boleh kan kak? Ikut tumpangan. Ikut ke cafe juga. Bantuin Agatha ngerjain proposal" Katanya.

Aku menatapnya dengan tatapan tajam. Aku tidak mau kak Dian ikut. Tetapi, kak Dian tersenyum jahil.

Sepertinya kak Dian tahu kalau aku menyukai kak Jake.

"Jake!!" Seru seseorang dari belakangku.

Ah.. Kak Celine.

Tambah ramai. Tidak bisa berduaan dengan kak Jake. Ah.. Apa ini?

"Oh?" Jake tersenyum.

Tanpa aba - aba, kak Celine merangkul kan tangannya ke lengan kak Jake. Tambah membingungkan nya lagi, Jake hanya terdiam. Apa ini?!

Aku melihat lekaki yang kemarin menganggu kak Celine, berjalan di depanku--

Ia menatap Celine dengan wajah yang tidak santai. Kak Celine menyadarinya. Wajahnya langsung berubah ketakutan.

Ah.. Apa ini?

Sebenarnya ada masalah apa ini? Jujur saja, aku tidak ingin ikut campur. Tapi mau bagaimana lagi, kalau aku tidak ikut campur, sepertinya kak Jake yang akan bertindak.

Jadi, lebih baik aku saja.

Walaupun usiaku masih 13 tahun tetapi aku sudah cukup dewasa.

Kemudian, kami berempat masuk ke dalam mobil.

Sungguh, aku bingung apa rencana kak Celine?

Setiap aku berpapasan atau bertemu dengannya di koridor sekolah, pada saat istirahat, pagi hari, dan pulang sekolah, aku selalu melihat kak Celine bermain dengan para lelaki.

Seriusan deh. Kak Celine tidak memiliki teman perempuan?

Maksudku--

Sahabat antara perempuan dan laki - laki akan sangat terlihat kalau mereka benar - benar sahabat. Tetapi kalau kak Celine dengan teman lelakinya-- tidak terlihat sebagai teman atau sahabat sama sekali.

Yang aku lihat, justru seperti lebih ke.. Cari perhatian?

Aku tidak tahu apa rencananya, tetapi aku hanya bisa berjaga - jaga.

"Mau kemana kita?" Tanya kak Celine yang duduk di kursi depan. Sedangkan aku dan kak Dian di belakang. Menyebalkan.

Kak Jake melajukan mobilnya.

"Kita mau ke-"

"Ke cafe yang biasa aku sama kak Jake kunjungin" Aku menyelak perkataan kak Celine.

Maaf, tapi. Kata - kata ini keluar tanpa permisi.

"Oo.." Hanya itu jawaban kak Celine.

Hey! I Love You! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang