🌟15. End

114 12 0
                                    

Satu minggu sudah berlalu. Tidak ada tanda - tanda kak Jake mengakhiri hubungan dengan kak Celine, semuanya berjalan seperti biasanya. Tapi.. Sepertinya muncul kecurigaan kak Jake kepada kak Celine.

Sebenarnya, kalau informasi yang tidak diberikan kak Stef itu tidak benar, aku menjadi merasa tidak enak. Karena sudah ikut campur dalam hubungan mereka dan lain sebagainya.

Tapi aku disini cuman menginginkan yang terbaik. Memberi tahu kak Jake terlebih dahulu.

Soal informasi benar dan tidak benar belakangan.

"Udah siap ke bandara?" Tanya bunda yang masuk ke dalam kamarku.

"Udah lah bun," Aku tersenyum.

Hari ini. Tepat pada hari sabtu. Aku akan pergi, meninggalkan kota yang sudah lama aku tinggali.

Meninggalkan sahabat, keluarga, bahkan cinta pertama. Banyak yang harus aku relakan.

Tapi, ini semua demi kebaikan aku, juga keluargaku. Mau bagaimana lagi, aku harus pindah.

Lagipula aku masih berusia 13 tahun. Aku bisa beradaptasi dengan baik.

"Hari ini Jake nganter ke bandara. Soalnya kan ayah nggak bawah mobil juga" Kata bunda.

"Lah? Terus kita di Malang gimana kalo gaada mobil?" Tanyaku bingung.

"Ada angkutan umum disana. Kita bisa pikirin itu, gampang lah" Jawab bunda sambil membawa beberapa koperku keluar.

Aku keluar dari kamarku. Setelah melihat - lihat kamarku untuk terakhir kalinya--

Tidak, aku akan balik lagi setelah kerjaan ayah semuanya sudah selesai. Aku akan bertemu kembali dengan Mella. Mungkin saja aku akan sekolah SMA atau kuliah di Jakarta. Aku akan balik lagi.

🌟🌟🌟

"Maaf banget Jake, padahal kalian lagi deket - deketnya, baru aja ketemu. Tapi udah dipisahin lagi" Bunda meminta maaf.

"Nggak usah minta maaf tante" Jawab Jake sambil tersenyum.

"Iya ah bun. Kan nanti aku bakalan balik lagi. Kita bakalan ketemu lagi nanti" Kataku.

"Kamu gimana kabarnya Jake? Udah punya pacar? Hahaha" Ayah mencoba untuk berbasa - basi.

Jake tetap fokus mengemudi.

"Ada om.. Hehehe" Sepertinya ia merasa malu.

Aku.. Iya, ayo relakan. Aku bisa. Berusaha untuk merelakan. Mungkin kalian akan menganggapku aneh atau lebay atau apa, karena disini posisinya aku mencintai orang yang jelas - jelas sudah milik orang lain. Bahkan usiaku.. 13 tahun?! Mungkin kalian akan menganggapku sebagai seorang bocah.

"Udah gede ya kamu, dulu aja apa? Masih bocah, meluk - meluk Agatha, bilangnya mau nikahin Agatha nanti kalo udah gede, hahahaha" Ayah tertawa, yang dibalas tawaan oleh bunda, juga Jake.

Apa..?! Tunggu, aku tidak mengerti. Cepat buang perasaan ini jauh - jauh.

Tapi apa kata ayah?!

"Emang iya yah?" Tanyaku bingung.

Ayah mengangguk.

"Iya, itu kan dulu, pas masih bocil hahaha" Kata Jake.

Ya.. Iya. Mana mungkin ia akan menikahi perempuan yang jelas - jelas lebih muda 5 tahun darinya. 5 tahun!!

🌟🌟🌟

Kini kami semua sudah sampai di bandara. Kemarin, setelah berpamitan dengan keluarga, sahabat, teman, juga dengan kak Celine.

Wah.. Aku masih belum tahu apa balik dari semuanya.

Bahkan kemarin kak Dian benar - benar tidak berselera. Sepertinya benar ia menyukaiku. Hahaha.

Untuk saat ini, aku yakin kak Dian lama - lama akan merelakanku dan mencintai perempuan yang benar - benar berada di sisinya. Aku yakin itu.

Dah akupun yakin, aku juga akan begitu.

"Kak. Gimana kak Celine?" Tanyaku.

"Nggak.. Nggak tau deh.. Aku bakalan bicarain ini lagi sama Stef, sama Celine juga" Kata Jake.

"Soalnya kamu yang ngomong. Jadi aku percaya. Kalo orang lain yang ngomong kayaknya aku nggak bakal percaya deh" Jake tertawa.

Wah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wah.. Benar - benar memang lelaki satu ini.

"Kita bisa saling berhubungan kan? Lewat chat. Nanti kabarin aku kak, itu gimana. Kak Stef sama kak Celine gimana, ya?" Tanyaku.

Kak Jake mengangguk.

"Yaudah kak, aku pergi dulu" Itu kata - kata terakhir yang aku ucapkan. Setelah itu, aku pergi dari hadapannya. Selama.. 3 tahun?

Aku harap pada saat aku pulang, kamu sudah bahagia.

Atau pada saat aku pulang, kita dapat berbahagia bersama.

Beberapa tahun lagi aku sudah menginjak SMA. Ah.. Kuliah?

Tidak masalah, hanya satu orang yang mencintai. Diposisi ku saat ini, aku tidak bisa berbuat apa - apa. Aku tidak bisa menyatakan apa yang aku rasakan. Aku yakin, itu akan merusak semuanya.

Aku harap pada saat aku pulang, kamu masih mengingatku. Ayo setidaknya menjadi sahabat, seperti dulu lagi.

Perlahan, punggungku mulai menjauh. Aku tidak bisa melihatnya lagi.

Aku akan berusaha untuk tidak mencintaimu untuk kesekian kalinya.

~End~

Hey! I Love You! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang