✰ ╱ Seungcheol side.
Jujur, kejadian itu membuat Mingyu ketakutan setengah mati. Takut senior yang dianggap saudaranya sendiri itu celaka. Mingyu menyayangi Seungcheol layaknya seorang adik menyayangi kakaknya.
Panik masih ia rasakan. Jantungnya berdebar begitu cepat, keringat membasahi dahinya. Kakinya masih bergerak mondar-mandir didepan pintu ruang IGD. Berulang kali ia menggigiti kuku jarinya karena gugup dan tak sabar menunggu.
Setengah jam kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. Mingyu berjalan dengan cepat mendekati dokter itu. Lengannya mencengkram kuat pergelangan tangan sang dokter. Khawatir masih menguasai dirinya.
“Gimana keadaan temen saya, dok?”
Seingat Mingyu pun, Seungcheol tidak mempunyai riwayat penyakit apapun. Hanya saja, belakangan ini ia terlihat lebih sering sakit. Ia takut kalau Seungcheol ternyata menyembunyikan sesuatu darinya.
Usapan lembut di lengan Mingyu menyadarkan pria itu dari pikiran buruknya. Dokter itu berusaha menenangkan Mingyu, supaya pria bongsor itu bisa mengerti apa yang akan ia ucapkan.
“Saudara Seungcheol dalam kondisi stabil, dan besok ia bisa pulang. Tidak ada riwayat penyakit. Kalo dugaan saya benar, pasien mengalami pingsan karena soulmatenya mengalami hal itu juga.”
Cengkraman Mingyu di tangan sang dokter mengendur, hingga akhirnya terlepas. Ia membungkuk lalu berterimakasih kepada dokter itu karena sudah menyelamatkan nyawa temannya.
“Berterimakasihlah pada soulmate pasien, karna sudah menjadi tangguh dan tidak berhenti berjuang melawan penyakitnya.”
— ๑๑๑ —
✰ ╱ Jeonghan side.
Wonwoo dan Jun kini berada di ruangan Jeonghan. Keduanya membawa Jeonghan ke rumah sakit. Sebelumnya, Jeonghan tidak pernah sampai tidak sadarkan diri seperti ini.
Kini, Wonwoo sibuk mengupas apel untuk Jeonghan makan, dan Jun sibuk menceramahi Jeonghan soal obat, waktu istirahat, dan segala jenis hal yang Jeonghan sudah muak untuk mendengar. Tapi ya, Jeonghan menghargai kepedulian temannya itu, sehingga ia mendengarkan dengan baik ( terpaksa ).
“Ngerti ngga han?”
Wonwoo mengusap bahu Jun dengan lembut sambil mendekat kearah Jeonghan dan meletakan sepiring apel di atas nakas. Tangan kanannya menyuapi Jeonghan, sementara tangan kirinya sibuk mengusap lengan Jun untuk menenangkannya. Persis seperti mengurus dua orang bayi yang manja dan rewel.
Jun mengambil ponsel dari sakunya dan sibuk membalas pesan yang entah dari siapa. Sesekali senyumnya terbit, sesekali terkekeh kecil. Karena merasa penasaran, dengan iseng Jeonghan menjambak rambut Jun yang dekat dengan tangan kirinya.
“AHH! ANJING!”
“Jangan! Tangan gua di infus!”
Gerakan tangan Jun yang hendak memukul tangan Jeonghan langsung terhenti seketika. Tawa Jeonghan pecah karena puas melihat Jun tidak bisa membalas. Sedangkan Wonwoo hanya bisa menggeleng melihat tingkah laku keduanya.
Tangan Wonwoo mengambil potongan apel terakhir dan menyodorkannya didepan mulut Jeonghan. Jun menatap sinis Jeonghan yang masih berusaha meredakan tawanya. Barulah setelah tawanya reda, Ia membuka mulutnya, bersiap menerima suapan apel terakhir.
“JUN MONYET!”
Oh— maaf Jeonghan. Bukan Jun namanya kalau tidak membalas dendam. Potongan apel terakhir itu habis sudah di makan oleh Jun yang kini menjulurkan lidahnya kepada Jeonghan.
“HEH! JUN! SINI LO!”
Jun menggelengkan kepalanya sambil tertawa lalu mencium pipi Wonwoo dan berlari keluar kamar. Jeonghan membuka lebar mulutnya, bisa-bisanya Jun tidak berpamitan padanya.
“JUN KOK GUENYA GA DI CIUM?!”
Jeonghan berteriak sebelum Jun menutup pintu kamar itu, membuat Jun menyembulkan kembali kepalanya untuk melihat kedalam kamar dan mengacungkan jari tengahnya kearah Jeonghan.
“Buat lo.”
Lalu pintu tertutup dengan kencang dan terdengarlah suara amukan memenuhi ruangan itu.
“JUNHUI BAJINGAN.”
— ๑๑๑ —
ps. ini beberapa chap lagi tamat <\\\3
mau spill dulu Jun chat siapa karna ini penting.[ Ai. ]
Babe, kayaknya tadi aku
liat kamu di rs deh.
Aku salah liat kah?[ Jun. ]
Oh, ngga.
Aku memang di rs.
Kenapa by?[ Ai. ]
Bagus kalo bener.
Ayo makan ke kantin.
Habis ini aku pulang, udah
selesai shift.[ Jun. ]
Okay, I'm on my way.
Anw, Miss you Ai.[ Ai. ]
Jangan cupu, nanti ngomong
langsung sama akunya coba.[ Jun. ]
Iya iya, ngalah.
See you there, Ai.[ Ai. ]
See you there, gege. ♥— ๑๑๑ —
Menurut kalian, Ai ini siapa? And, what will happen on next chapter?
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate. ✓
FanfictionKeduanya terikat, sehidup semati. Ketika yang satu hidup, yang lainnya hidup. Ketika yang satu mati, yang lain pun akan mati. Namun kali ini, ceritanya akan berbeda. Bagaimana jika yang satu mati karena memberikan nyawa-nya secara percuma kepada san...