So, Hi Jeonghan.
Alay banget ga sih saya nulis beginian padahal udah tua? Dan udah ga jamannya buat nulis surat sih, haha. Maaf kalau tulisan saya jelek, soalnya saya juga baru sadar. Ya, mau ga pernah kritis juga tetap aja tulisannya jelek haha.
Kalo kamu baca ini, pasti kamu udah sadar, dan saya udah gaada. Maaf saya gabisa kaya soulmate lain yang habisin waktu hidupnya buat berbagi pahit manis. Atau mungkin memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mencari soulmate masing - masing.
Intinya, saya minta maaf karna saya ga cari kamu, Jeonghan.
Kalau kamu mikir, darimana saya tau nama kamu, saya tau dari dokter Minghao.
Anw, tolong jangan dibawa hutang budi semua ini. Keliatannya kamu cukup pemikir, Jeonghan. Kalo kamu bertanya - tanya, kenapa saya lakuin ini, kamu pasti ketawa pas baca alasannya. Atau mungkin marah karena saya kedengarannya bakal konyol banget?
Haha. Jadi, saya mau kamu hidup bebas, Jeonghan. Sepanjang sisa waktu yang kamu punya, yang masih sangat lama, saya mau kamu bebas. Tanpa obat, tanpa kontrol. Tanpa dikekang. Saya mau kamu ngerasain rasanya hidup bebas.
Saya udah cukup tau rasanya hidup bebas, dan saya juga mau kamu tau rasanya kebebasan itu sendiri.
sounds too much, but it wasn't.
Lagi, Jeonghan, saya tetap melaksanakan tugas saya sebagai soulmate kamu. Menemani kamu. Saya ada didalam kamu, dan jadi bagian dirimu. Saya sebagian nyawamu, meski bukan sebagian dari jiwamu.
Saya tetap mendampingi kamu bagaimanapun kondisinya.
Dan kali ini, kamu ngga perlu takut sendiri, Yoon Jeonghan. Saya bersamamu, didalam hatimu.
Tolong, hidup bahagia.
with love,
Choi Seungcheol.
and it was the real end of the story.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate. ✓
FanfictionKeduanya terikat, sehidup semati. Ketika yang satu hidup, yang lainnya hidup. Ketika yang satu mati, yang lain pun akan mati. Namun kali ini, ceritanya akan berbeda. Bagaimana jika yang satu mati karena memberikan nyawa-nya secara percuma kepada san...
