Aku terbangun karena bunyi alarm. Ku gerakkan tanganku untuk memencet tombolnya agar diam. Tapi tanganku malah mengenai benda yang empuk dan bersuara. Mataku seketika terbuka saat tanganku dipegang, diiringi suara mengaduh dari sesuatu yang empuk itu.
Aku mendelik mendapati Alex terkikik geli di sebelahku.
Kenapa dia disini!
Oh tunggu. Mataku mengedar ke sekitar. Ini bukan kamarku. Tapi kok..... Oh iya. Bodoh. Aku baru mengingat apa yang terjadi semalam. Beserta adegan dewasa di video itu dan kejantanan Alex yang lagi-lagi menodai mataku.
"Udah inget?" Tanya Alex masih terkikik geli. "ini muka, bukan jam wecker" Lanjutnya dengan melempar tanganku yang dia pegang.
Aku mengerucutkan bibir. "ya maaf" Ucapku. "Jam berapa sekarang?"
"6"
"Kenapa alarmnya udah bunyi. Aku ngantuk"
"Lupa gak dimatiin. Biasanya olahraga jam segini. Tapi kayaknya hari minggu ini skip dulu"
Aku tidak mersepon. Memilih menyamankan posisiku menghadap samping, kearah Alex. Memejamkan mata lagi. Aku tidak peduli cahaya matahari yang sudah masuk ke kamar Alex dari ventilasi udara dan sedikit celah horden yang masih dibiarkan tertutup. Cahaya itu tidak sedikitpun mengganguku. Justru yang mengganggu adalah orang disampingku.
Kurasakan tangan Alex bergerak menelusuri pipiku. Heran sekali, kenapa dia sangat suka memainkan anak rambutku atau hanya sekedar menyelipkannya ke telinga. Apakah seberantakan itu? Aku menahan tangan Alex yang tidak mau diam.
"Ngantuk kak" Keluhku. Alex terkikik geli.
"Udah mulai terang. Yakin gak mau pindah dulu?"
"Ngusir?" Tanyaku masih memejamkan mata. Sumpah demi apapun aku masih sangat mengantuk.
"Gak gitu. Semalem yang remang aja keliatan. Apalagi sekarang. Makin jelas"
Keningku mengkerut. Ngomong apasih
"Nanti kalo sadar ngomel-ngomel. Kenapa gak ngomong dari tadiii kalo keliatan" Cibirnya mencoba menirukanku. Aku mengangkat tanganku menutup bibirnya.
"Ssssttt. Gak. Udah aku ngantuk. Numpang dulu" Ucapku dan tak berselang lama setelah Alex diam aku sepenuhnya kembali ke alam mimpiku.
__________
Aku kembali terbangun, kamar ini sudah jauh lebih terang dari senelumnya. Horden sudah setengah terbuka dan Alex sudah tak berada di sisiku. Dimana dia? Jam berapa sekarang? Aku melirik jam ternyata jam 9.
Ku perhatikan sekitar tapi aku malah salah fokus dengan tubuhku sendiri. Aku berjingkat kaget, langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Jantungku berdegup kencang. Apakah sedari tadi aku tidur seperti ini? Apakah Alex melihatnya?
Aku tidur seperti biasa hanya celana dalam dan tanktop tipis tanpa bra. Kalau dipikir-pikir seperti setengah telanjang. Bahkan dalam keadaan terang seperti ini malah terlihat lebih jelas. Seperti benar-benar hampir terlanjang. Apalagi posisi tidurku yang sedikit mengangkang tadi. Duh malu.
Tiba-tiba ucapan Alex tadi sebelum aku tertidur lagi terngiang. Dia sudah mengingatkanku untuk kembali ke kamar. Mungkin karena kondisiku setengah telanjang seperti ini. Ahh bodoh. Aku memukul kepalaku sendiri.
Tiba-tiba kamar Alex menjadi semakin sunyi. Aku baru menyadari kalau ada seseorang di dalam kamar mandi setelah gemericik air itu berhenti. Gak lama Alex keluar dari dalam sana. Bertelanjang dada dengan handuk yang bertengger di pinggangnya.
Wajahku yang tadi memerah karena malu dengan kondisi tubuhku sendiri malah semakin memerah melihat Alex muncul seperti itu. Tapi Alex terlihat santai.
"Udah bangun?" Tanyanya basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Step Brother
Ficción GeneralWARNING 18+ Hai. Namaku Valerie. Awalnya hidupku normal sebagai anak tunggal. Sebelum dia datang....