Pergi

26 3 4
                                    

[flo's journal]

--pergi--

~~~

Flo's : Pergi

Ting!

Suara ponsel mengalihkan semua perhatian kami. Aku meraih ponsel yang memang ku taruh di saku rokku. Masih dengan Brian yang tengah memelukku. Mataku membulat melihat pesan yang baru aku terima. Itu dari Dani.

Segera ku buka sosial media dengan ikon ungu kuning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera ku buka sosial media dengan ikon ungu kuning. Rasanya darahku mendidih melihat unggahan baru dari instagram sekolah. Akun resmi SMA Garuda. Siapa yang melakukan ini? Siapa yang tega banget mengikuti cara menulisku dan menyebarkan aib teman-teman prodigy juga guru-guru SMA Garuda dan menunggahnya di akun instagram sekolah?

Danila?

Kenapa dia sejahat itu padaku?

"Flo, kenapa?" Brian yang tadinya masih menyandarkan kepalanya di bahuku mendongak, membuat manik cokelat dan hitam bertemu.

"Lo berulah lagi hah, bangsat!" Novi menerjang Danu, melayangkan satu tamparan di pipi laki-laki itu, menambah memar yang menghiasi wajahnya.

"Bukan gue," kata Danu.

"Tapi Dani. Gue nggak punya kuasa buat nge-hack instagram sekolah."

Lalu aku merasakan duniaku runtuh saat mendapatkan pesan dari Kepala Sekolah langsung. Bunyinya begini:

Florensia, maaf sebelumnya, tapi mulai hari ini kamu dinonaktifkan dari prodigy.

Aku diam saja saat Novi menyerang Danu. Rasanya untuk bernapaspun sulit. Salah satu impianku dari dulu adalah menjadi mahasiswi NTU. Tanpa mendali olimpiade ini kemungkinan aku mendapat beasiswa penuh sangat kecil. Apa ini artinya, aku harus mengubur semua ambisiku? Bahkan untuk menjadi seorang insinyur biomolekuler?

Ditengah kekalutanku, aku merasakan pelukan erat yang Brian bagikan untukku. Aku tahu, dia melihat pesan yang baru saja aku baca.

Dilain sisi, Danu berhasil berkelit dari Novi, lalu ia berkata dengan angkuh

"Selamat, akhirnya gue dan Zahra yang bakalan wakilin sekolah di ajang olimpiade provinsi. Lo harusnya seneng, dengan begini lo jadi bisa fokus kan buat pengobatan lo, Flo. Gue saranin daripada sekolah di NTU, lo gap year dulu, biar cepet sembuh."

"Gausah banyak omong lo, Nu!" sambar Viona yang dari tadi hanya mengamati.

Aku melepaskan pelukanku dari Brian, lalu meraih tangan Juna.

"Jun, gue mau pulang."

Juna dengan cekatan langsung menghampiriku, mengambil kunci yang dilemparkan oleh Novi, lalu membimbingku keluar dari ruang musik.

Flo's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang